5. The Handsome Man With Broad Shoulders

710 51 1
                                    

California.
August 29th, 2013.

Namja itu mengusak surai emasnya frustrasi. Ia bersandar pada bemper mobil Porsche Silvernya. "Dimana anak itu?" decaknya kesal.

Sudah sejam lebih sejak Taehyung menunggu Jimin yang sedang mencoba semua wahana di Karnaval yang sedang dibuka di Alun-alun kota California. Mereka tiba di California kemarin malam. Setelah mengurus Passport Jimin. Taehyung masih belum tahu apa yang dicarinya disini jadi yang ia lakukan hanya berkeliling dan berhenti di beberapa tempat yang menarik perhatiannya atau Jimin. Seperti karnaval yang menarik perhatian Jimin ini. Taehyung sebenarnya tidak tertarik sama sekali karna sejak kecil ia sudah sering kesini. Tapi ia harus berhenti disini karna Jimin ingin mencoba semua wahana. Jimin belum pernah pergi ke karnaval sebelumnya.

Taehyung melirik ponselnya yang baru saja mati karna kehabisan daya. "SIAL" Umpatnya kemudian memutuskan untuk berkeliling mencari Jimin. Dan hasilnya nihil. Jimin tak ditemukan. Tak ada tanda-tanda dari namja bersurai Pink itu. Bukan karna Jimin hilang. Tapi karna Taehyung tak melihatnya. Jimin sedang naik Bianglala.

"Sebenarnya dia kemana?" Taehyung menggerutu sambil terus berjalan tanpa memperhatikan kemana dia berjalan. Kini ia sudah tidak berada disekitar alun-alun kota. Ia berdiri disebuah jalan utama. Dengan beberapa rumah dan bangunan disisi-sisinya. Dan ketika ia berada dipersimpangan barulah ia tersadar.

"Heol... Dimana aku?" Taehyung menoleh kesana-kemari. Melihat apakah ada jalan yang tampak familiar. Namun sama sekali tak ada yang terlihat familiar bagi Taehyung. "Ahh... Eotteohkke?" erangnya kemudian. Mungkin ia bisa bertanya pada seseorang. Dia cukup pintar berbahasa inggris. Jadi yang ia lakukan selanjutnya adalah berdiri di pinggir jalan. Melambai saat ada mobil yang lewat.

"Aigoo.. Nappeun" Ucapnya sebal kala tak ada mobil yang berhenti. Taehyung kemudian memutuskan untuk berjalan sedikit. Ia belok kiri dipersimpangan. Melihat-lihat rumah yang mungkin bisa ia datangi untuk menanyakan arah. Tapi arah mana yang akan ia tanyakan?

Apa ia harus bertanya arah kembali ke karnaval? Coret. Tak ada jaminan Jimin akan ada disana.

Bagaimana kalau bertanya arah ke Hotek tempat ia dan Jimin menginap? Coret. Terlalu jauh.

Tapi mungkin ia bisa meminta seseorang untuk mengantarnya? atau memanggil Taxi? Coret lagi. Ponselnya mati dan dompetnya ada pada Jimin.

"Aish... Jinjjaa..." Taehyung kembali mengerang. Apa yang harus ia lakukan?
Sementara Taehyung bergelut dengan pikirannya, kakinya terus menapak tak tentu arah. membawanya kebagian kota yang agak sepi dan gelap. Rumah terlihat jarang. Hanya satu dibeberapa bagian dan sisanya hanyalah rerimbunan pepohonan.

"Jakkaman" Ucap Taehyung pelan kala ia menyadari dimana ia sekarang. "DASAR KAKI SIALAN! KEMANA KAU MEMBAWAKU EOH?!" Umpatnya kemudian memarahi kakinya yang bahkan tak tahu apa-apa.

Kemudian matanya melihat sebuah rumah yang cukup dekat dengan tempatnya berdiri sekarang. Ia memutuskan untuk kesana. Barangkali penghuninya baik hati, mau memberinya tumpangan gratis. Baiklah. Itu sepertinya tidak mungkin. Tapi setidaknya, mungkin ia bisa meminjam Charger agar ia bisa menelpon Jimin.

Taehyung melihat bell didekat pintu masuk. Ia memencetnya lalu menunggu sesaat. Hening. Apa tidak ada orang dirumah ini? Apa mereka sedang pergi?

Taehyung mencoba lagi. Masih hening. Ia memencetnya lagi dan menunggu. Tetap saja Hening. Akhirnya Taehyung memencet bell itu terus menerus seperti orang gila sampai suara gedebuk yang menandakan bahwa seseorang sedang berjalan kepintu terdengar. Taehyung menahan nafas kala pintu itu membuka perlahan. Menampilkan sosok tinggi dengan surai hitam pekat, berbahu lebar dan wajah yang sangat... tampan. Wajah tampan itu tampak terkejut setangah mati. Seolah sedang melihat hantu. 'Waeyo?' Batin Taehyung.

Love Maze | TAENIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang