17. Forgived

391 31 3
                                    

"Eottaekkaji?" Ucap Nayeon panik memandang kekasihnya yang nampak sedang berfikir keras.

"Tunggu," Ucap Jennie membuat 2 pasang bola mata memandangnya penuh tanya kala ponselnya berbunyi. "Dia mengirimiku pesan."

"Jangan menelpon. Aku tak ingin TaeTae curiga dan mengetahui rencana kita. Kami sedang dalam perjalanan menuju Los Angeles International Airport. Cepatlah." Jennie membaca pesan itu.

"Kalau begitu ayo." Titah Seokjin dan mereka segera bergegas keluar rumah. "Pakai mobilku saja." Ucap Seokjin setelah mengunci pintu rumahnya.

Sayangnya mobil Seokjin berada di bagian paling dalam garasi. Lalu mobil bibi Nayeon. Barulah mobil Jennie.

"Kalau begitu, pakai mobilmu saja." Ucap Seokjin pada Jennie.
Jennie mengangguk dan segera naik ke kursi penumpang dibelakang. Ia membiarkan Seokjin yang mengemudi. Dan yang mengejutkan, Nayeon tidak duduk dikursi depan disebelah kekasihnya. Ia malah duduk didekat Jennie. Jennie tersenyum pada Nayeon dan Nayeon membalasnya.

Seokjin memacu mobil Jazz warna Pink milik Jennie dengan sangat kencang. Sayangnya keadaan lalu lintas sedang ramai dipagi hari seperti ini. Semua orang sepertinya sangat sibuk. Tak ingin memacu mobil dengan pelan, Seokjin memilih untuk memutar balik  mobil dan  memilih jalan yang biasanya sepi meskipun lebih jauh.

Beberapa menit kemudian, Jimin kembali mengirim pesan. "Kalian dimana? Kami sudah tiba dibandara." Jennie membacakannya untuk teman-temannya.

"Kami mengambil jalan memutar, karna jalan utama sangat padat. Tahanlah sebentar lagi." Ketik Jennie pada Jimin.

"Tahan bokongku! Pesawat kami akan berangkat kurang dari 10 menit lagi! Kau mau aku membongkar mesinnya?" Kali ini Jennie tak membaca dengan keras pesan yang dikirim oleh Jimin.

"Jika memang bisa!" Ketik Jennie dongkol. Ia juga bingung.

"Apa itu? Apa yang dikatakan Jimin?" Tanya Nayeon penasaran.

"Dia bilang pesawat mereka akan berangkat dalam waktu kurang dari 10 menit." Jawab Jennie.

"SIAL!" Umpat Seokjin. "Bagaimana bisa kita sampai bandara hanya dalam waktu kurang dari 10 menit?"

Hening selama beberapa saat. Lalu Nayeon bicara. "Kita pasti bisa!" Sebenarnya ia sendiri tak terlalu yakin dengan apa yang baru saja ia katakan. Hanya saja ia ingin tetap berpikir positif.

"Sudahlah. Jangan banyak bicara. Berhenti mengirim pesan. Fokus dan percepat laju mobilmu." Jennie bergumam membaca pesan dari Jimin.

"Bukan aku yang mengemudi, tapi Jin Oppa." Ketik Jennie lalu menekan tombol kirim.

"OMONA! Bagaimana bisa kau bertemu dengan Seokjin Hyung? Kumohon suruh ia lebih cepat. Aku tak sabar ingin bertemu dengannya. Dia sangat tampan." Jennie memutar bola matanya kala membaca pesan receh Jimin. Yang benar saja?

"Mati saja kau!" Ketik Jennie.

"Ada perkembangan?" Tanya Nayeon.

Jennie menggeleng. "Belum." Kemudian ia kembali fokus pada ponselnya kala pesan dari Jimin kembali datang.

"Tidak, aku serius. Kalian harus lebih cepat. 3 menit lagi pesawat akan berangkat. Kami duduk dikursi 5C dan 5D."

"Oh Tidak!" Pekik Jennie.
Nayeon yang tadinya menunduk kini segera mendongakkan kepalanya kearah Jennie. "Kenapa? Ada apa?"

"Jimin bilang mereka akan berangkat dalam waktu 3 menit. Kursi mereka adalah 5C dan 5D." Jennie menjelaskan.

Seokjin mendengus kesal. Dia menepikan mobil Jennie.
"Oppa apa yang kaulakukan?" Tanya Nayeon.

Love Maze | TAENIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang