19. Jin-Yeon Tragedy

379 31 6
                                    

California.
November 9th, 2013.

Seokjin tak sabar lagi menunggu pukul 3 sore agar ia bisa pulang kerumahnya. Ia akan menjemput Nayeon terlebih dahulu dan mereka akan pergi ke sebuah hotel. Mereka akan menghabiskan waktu selama beberaja jam disana. Melakukan hal yang biasa mereka lakukan.

Sudah 2 bulan lebih Taehyung tinggal bersama Seokjin dan selama itu, Seokjin tak pernah naena dengan Nayeon dirumahnya. Ia jelas tak ingin Taehyung mengetahui gaya pacarannya dengan Nayeon. Ia tak ingin Taehyung mencontohnya. Lagipula bagaimana kalau Taehyung malah mengintip mereka nantinya? Seokjin jelas tak ingin hal seperti itu terjadi.

"Tinggal 1 hal lagi yang harus dilakukan." Seokjin menghela nafasnya kemudian keluar dari ruangannya untuk mengecek keadaan pasien-pasiennya.

Terakhir, ia mengecek Oh Sehun. Sebenarnya Sehun bukanlah pasiennya. Karna Sehun tidak mengalami gangguan kejiwaan atau semacamnya. Ia hanya buta. Tapi Jennie secara khusus meminta Seokjin untuk mengecek keadaan Sehun sebelum ia pulang. Seokjin dengan senang hati akan melakukannya untuk membantu Temannya.

Seokjin mendatangi ruangan Sehun. Kamar nomor 94 K. Tapi Sehun tak ada disana. Hal yang sering terjadi. Biasanya Sehun akan duduk-duduk ditaman atau berjalan-jalan disekitaran rumah sakit. Seokjin memutuskan untuk mencarinya ke Taman. Dan, Bingo. Dan dia disana. Duduk disalah satu kursi taman rumah sakit. Dengan Seorang Gadis. Jennie kah?
Rambut gadis itu bergelombang. Warnanya Violet. Jelas itu bukan Jennie. Lalu siapa?

Seokjin mendekati kedua orang tersebut. "Selamat Sore." Sapa Seokjin tersenyum ramah.

"Ne, Selamat Sore." Hanya si gadis yang menjawab.

Sehun diam saja. Sehun memang begitu. Ia berkepribadian dingin. Jennie bilang Sehun jadi dingin sejak kecelakaan.

"Eoh? Kau tampak familier." Ucap Seokjin pada Yeoja yang pipinya tirus tersebut. "Apa aku mengenalmu?"

Yeoja itu tersenyum lebar. "Ne. Daegu Junior High School?"

"Ah benar. Kau Jisoo?" Tanya Seokjin tak percaya.

Jisoo mengangguk antusias.

"Aku tak percaya kita bertemu disini. Ngomong-ngomong bagaimana kabarmu?"

Jisoo nyengir. "Seperti yang terlihat. Aku baik-baik saja."

"Lalu bagaimana kau bisa berakhir disini?" Tanya Seokjin lagi. Ia berharap bisa duduk dan mengobrol dengan Teman lamanya ini. Tapi sepertinya ia tak bisa karna pertama, tak ada tempat duduk. Juga tak ada waktu. Sebentar lagi pukul 3 sore.

"Hanya sakit ringan. Bukan masalah besar." Jawab Jisoo enteng. Tapi Seokjin tahu ia berbohong.

"Baiklah kalau begitu, Bagaimana denganmu Sehun. Jennie memintaku untuk mengecekmu. Apa kau merasa baik-baik saja?" Seokjin beralih pada Sehun.

Sehun mengangguk. "Aku baik-baik saja." Jawabnya singkat.

"Ya sudah kalau begitu. Aku permisi. Silahkan lanjutkan obrolan kalian." Seokjin melambai dan berjalan menjauh. Ia kembali kekantornya dan mengecek di sistem.

Kim Jisoo. Ia mengetik nama itu dan semua data yang berkaitan dengan Jisoo muncul. Jisoo menderita Leukimia atau sering disebut dengan Kanker Darah. Parahnya Kanker Jisoo sudah mencapai Stadium 4. Jisoo ternyata adalah Pasien pindahan dari Rumah Sakit Seoul. Ia dioper ke California karna di Rumah Sakit Seoul sudah tidak dapat menanganinya lagi. Untungnya orangtua Jisoo cukup kaya untuk bisa membiayai Jisoo di California.

Airmata Seokjin menetes tanpa ia sadari. Ia harap Jisoo dapat sembuh. Ia memang tidak terlalu dekat dengan Jisoo saat SMP dulu. Bahkan ia hanya mengenalnya karna Jennie biasanya bersama Jisoo saat ada tugas kelompok. Tapi meskipun ia tak terlalu dekat dengan Jisoo, tetap saja menyakitkan rasanya melihat seseorang yang kita kenal menderita penyakit mematikan. Itulah resiko yang harus diterima oleh para Dokter. Depresi yang diakibatkan oleh kegagalannya menyelamatkan nyawa pasiennya. Belum lagi saat menghadapi keluarga pasien. Benar-benar menyesakkan dada.

Love Maze | TAENIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang