13. Seokjin's New Life

463 36 4
                                    

Daegu.
February 14th, 2011.

Sakit.

Sakit yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Sakit yang bahkan tak pernah ia bayangkan. Ia tak pernah tahu ada rasa sakit yang seperti ini. Ini bahkan jauh lebih sakit dibandingkan dengan pukulan yang ia terima dari bibinya. Rasanya seperti hatinya tersayat oleh pedang yang sangat tajam, lalu diiris menjadi helaian yang sangat tipis. Rasa sakit itu bahkan menghancurkan jiwanya.

Kalian mungkin berfikir itu berlebihan tapi itulah yang dirasakan oleh Kim Seokjin kala ia melihat orang yang ia cintai berciuman dengan orang yang dia sayangi. Ia tak tahu harus membenci siapa karna rasa sakit ini.

"Hyung...aku bisa jelaskan..." Taehyung memulai tapi terlambat. Air mata Seokjin sudah menetes. Ia sangat kecewa pada Taehyung. Pada Nayeon dan Pada dirinya sendiri. Ia mengusap airmatanya dan menggeleng pada Taehyung. Berusaha mengatakan bahwa ia tidak mau mendengar apapun saat ini. Ia terlalu kecewa untuk percaya kepada siapapun saat ini. Jadi ia lari. Ia tak tahu kemana tapi ia terus berlari. Ia merasakan Taehyung mengikutinya dan ia tak peduli.

"Hyung!" Panggil Taehyung. Tapi Seokjin seolah tuli. Ia terus berlari. Ia menyebrang jalan untuk menghindari anak itu. Air mata terus mengalir dipipinya.

Beberapa saat kemudian ia menoleh kebelakang untuk memastikan dimana posisi Taehyung. Tapi anak itu tak terlihat. Sepertinya dia sudah ketinggalan jauh. Seokjin tersenyum miris lalu kembali fokus kedepan. Kini ia tahu harus kemana. California. Hanya itu yang terlintas di benaknya. Rumah Pamannya. Kim Jongin. Ya, ia harus kesana. Hari ini juga.

Seokjin berlari pulang, kerumah yang selama ini ia tempati. mengemasi barang-barang yang mungkin ia perlukan seperti Passport, uang dan beberapa stel pakaian. Ia melakukannya secepat yang ia bisa sebelum Taehyung datang dan menahannya.

Setelah selesai ia naik taksi kebandara. Dalam perjalanan ia menelpon pamannya.

"Yoboseyo?" Terdengar suara bingung dari seberang sana.

Seokjin berdehem dan mengatur suaranya agar terdengar biasa saja. Ia tak ingin pamannya curiga atau apa. "Halo Samcheon, ini aku. Seokjin."

"Seokjin? Sungguh kejutan yang menyenangkan. Ada apa keponakanku yang tampan ini menelpon?"

"Apa Samcheon sedang sibuk? Aku akan ke California. Apa Samcheon bisa menjemputku dibandara sekitar 2 Jam lagi?"

"Sebenarnya sebentar lagi Samcheon ada Meeting dengan Client, tapi itu bisa menunggu. Akan kulakukan apapun untuk keponakanku yang sangat Tampan ini." Jongin terkekeh sejenak. "Ngomong-ngomong, kenapa kau ingin ke California? Liburan bahkan belum dimulai. Apa kau datang bersama keluarga angkatmu?"

"Tidak. Aku datang sendiri. Aku sudah memikirkannya. Aku memutuskan untuk tinggal dengan Samcheon di California."

"Aku... Samcheon tak bisa mempercayai ini. Apa Samcheon salah dengar?"

"Tidak." Seokjin terkekeh sejenak. "Samcheon tidak salah dengar. Aku benar-benar akan tinggal dengan Samcheon mulai sekarang."

"Wah ini sungguh luar biasa. Aku akan segera memberitahu Jihyo. Dia pasti sangat senang. Kalau begitu sampai ketemu 2 Jam lagi JinJun."

Lalu sambungan terputus.
Seokjin mendesah lega. Meskipun dadanya masih terasa sakit dan rasanya sangat berat untuk pergi, ia tahu ia harus melakukan ini. Karna setiap kali ia memikirkan Taehyung, ia akan mengingat apa yang terjadi dan rasa sakit itu akan datang dan menyiksanya lagi. Jadi jelas ia tak bisa terus tinggal disini. Tapi bagaimana ia akan memberitahu Namjoon dan Hyemi? Ia tak mungkin menceritakan apa yang terjadi. Ia harus memikirkan alasan. Tapi ia tak yakin akan bisa bicara tanpa membuat Hyemi curiga. Hyemi adalah Psikolog yang sangat handal. Tapi Seokjin bisa menulis pesan. Ya, dengan cara itu, Hyemi takkan curiga.

Love Maze | TAENIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang