14. The Day They Met

414 32 11
                                    

California.
August 29th, 2013.

"Dah Oppa, aku berangkat kerja dulu." Nayeon melambaikan tangannya pada Seokjin kala ia sudah berada didepan Caffe.

"Ne My Hunny Bunny Sweety Yeonnie. Saranghae." Seokjin melambaikan tangannya lalu membentuk lambang cinta dikalimat terakhir.  Seokjin saat ini sedang bersandar dimobil Maserati putihnya. Dia mengantar Nayeon bekerja karna semalam Nayeon menginap dirumahnya.

Tepat sekali. Seokjin dan Nayeon kini berpacaran. Sebenarnya mereka telah berpacaran sejak Seokjin menelpon Nayeon dihari pertama mereka bertemu. Seokjin memang mengatakan akan mengirimi Nayeon pesan waktu itu tapi yang ia lakukan adalah menelponnya. Dan dari situlah awal mula hubungan mereka.

Hanya butuh 3 hari setelah mereka mulai pacaran untuk meyakinkan Bibi Nayeon bahwa Seokjin orang yang baik. Sejak Soohyang tau Seokjin adalah Psikolog , ia tak membantah hubungan Seokjin dan Nayeon. Malah kini, ia tak keberatan Nayeon menginap dirumah Seokjin. Tapi meskipun Nayeon dan Seokjin sudah berpacaran dan sering tidur bersama, mereka sama sekali tak pernah membicarakan Taehyung. Seolah-olah Kejadian 2 tahun yang lalu tak pernah terjadi. Seolah-olah Taehyung tak pernah ada dalam kehidupan mereka.

Nayeon terkekeh seraya memamerkan keimutan gigi kelincinya. "Nado Saranghae." Nayeon juga memberikan tanda cinta pada Seokjin. Lalu ia masuk kedalam caffe.

Seokjin melirik arlojinya. Pukul 02.58 siang. Dan ia tak punya kegiatan hari ini. Kemarin ia libur kerja, dan hari ini ia akan masuk pukul 11.00 malam. Jadi tak ada yang bisa ia lakukan selain beristirahat dirumahnya karna ia sama sekali tak tertarik untuk jalan-jalan. Lagipula ia tak ingat pukul berapa ia tidur semalam. Nayeon bemar-benar membuatnya menggila.

Sesampainya dirumah, Seokjin memesan pizza margarita kesukaannya. Setelah itu dia memilih untuk tidur. Ia terbangun pukul 08.37 malam dan segera membersihkan dirinya. Setelah ia keluar dari kamar mandi, ia mendengar suara bell yang dipencet dengan sangat tidak sabar di pintu rumahnya. 'Kira-kira siapa yang datang?' Batin Seokjin. Ia melirik ponselnya dan tak mendapati sebuah panggilan tak terjawab. Jika Pamannya datang berkunjung, tentu saja ia akan menelpon bukan?

Seokjin terkejut bukan main kala ia mendapati siapa yang berada didepan pintu rumahnya.

Taehyung.

Kim Taehyung.
Orang yang dulunya sangat ia sayangi seperti adiknya sendiri. Bahkan ia menyayanginya lebih dari dirinya sendiri.

Seokjin selalu tahu bahwa suatu hari Taehyung pasti akan menemukannya. Hanya saja saat ini ia tidak siap. Selama ini ia menutup sebelah matanya pada dunia, berusaha tak memikirkan Taehyung seolah-olah anak itu tak ada didunia ini. Namun sekarang ia tak bisa menghindar lagi. Ia tak bisa menutup sebelah matanya lagi. Ia harus menghadapinya.

Seokjin memperbaiki ekspresi ketika menyadari tatapan bingung Taehyung. Tunggu, Taehyung bingung? tapi kenapa?

"Hi, my name is Kim Taehyung. I come from Daegu. I need help. I lost my friend and i have to find him. He brings my wallet so i don't have money at all. I can't call him 'cause my phone is low-bat. can you please lend me a charger or maybe your phone so i can call my friend?" Taehyung sangat fasih dalam berbicara bahasa inggris. Seokjin membelalakkan matanya lalu cepat-cepat memperbaiki ekspresinya.

'Apa benar ini Taehyung yang itu? Jika iya, kenapa ia malah berbasa-basi begini dan tidak memelukku? meminta maaf dan menagis tersedu-sedu seperti yang biasanya akan dilakukan Taehyung? Ia malah seakan-akan tak mengenaliku. Apa ia hanya pura-pura saja? Biaklah, 2 orang bisa memainkan ini.' Pikir Seokjin.

"Jadi, kau dari korea eum?"

Keterkejutan menghampiri wajah Taehyung. Hal itu kembali membuat Seokjin penasaran. 'Kenapa dia terkejut? Apa karna ia tidak menduga aku akan bereaksi seperti itu?'

Love Maze | TAENIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang