15. It's My Fault

393 36 5
                                    

California.
August 29th, 2013.

'SIAL' Umpat Seokjin ketika menyadari kalau IM's Caffe tutup pukul 9 malam. Dan ini sudah lebih dari pukul 9 malam. Nayeon sepertinya sudah berada dirumah bibinya. Apa ia akan kesana? Ia harus bekerja pukul 11 malam. 'OH Benar-benar SIAL' Umpat Seokjin lagi. Waktunya benar-benar mepet. Ia tak bisa menemui Nayeon sekarang karna Bibi Nayeon sangat suka mengobrol. Bisa-bisa ia terlambat bekerja nanti.

Dia bisa saja mengirim pesan atau menelpon Nayeon saja. Tapi ia tak mau melakukannya. Karna menurutnya hal seperti ini tidak bisa dibicarakan melalui ponsel. Ia ingin membicarakannya secara 4 mata dengan Nayeon agar ia bisa memperhatikan ekspresi Nayeon. Agar ia mengetahui apakah Nayeon berbohong atau tidak.

Jadi Seokjin memutuskan untuk pulang dan mungkin beristirahat agar ia tidak mengantuk saat menangani pasien nantinya.

*****

California.
August 30th, 2013.

Sepasang manik hazel melirik arloji yang melingkar indah ditangan kanannya.

"Pukul 5 lewat 26" Gumamnya. Dia mengusap bola matanya dan memposisikan dirinya untuk duduk di Headboard ranjang. Dia melirik sebelah kanannya dan mendapati seseorang bergelung dalam selimut dengan Surai berwarna pink yang menyembul keluar.

"Argghh..." Erang namja itu kala merasakan sakit pada kepalanya. Erangannya membuat Namja bersurai Pink yang bergelung disebelahnya terbangun.

"Kau sudah sadar Tae?" Tanya Namja bersurai Pink yang diketahui bernama Park Jimin itu. Suaranya parau. Khas orang yang baru bangun tidur.

"Sadar? Memangnya sebelumnya aku pingsan ya?" Tanya Namja bermanik hazel yang sepertinya bernama Kim Taehyung. Ia menatap sahabatnya dengan pandangan yang sangat polos. Bak bayi yang belum tahu apa-apa.

Bukannya gemas, namja bermata kecil itu justru khawatir pada sahabatnya. "Kau tidak ingat apa yang terjadi sebelumnya?" Gelengan dari Taehyung membuat Jimin semakin khawatir. "Apa kau ingat kita dimana?" Lagi-lagi gelengan yang Jimin terima.

Jimin menepuk jidatnya. Dia khawatir pingsannya Taehyung kemarin disebabkan oleh memorinya yang terpicu dan kini amnesianya bertambah parah. Itu tak boleh terjadi. Ia harus melakukan sesuatu.

"Begini, Kita di California. Kita tiba disini kemarin. Kita ada disini karna beberapa hari sebelumnya kau merengek ingin kesini. Kau ingat itu?"

Taehyung mencoba mengingat-ingat kejadian yang diceritakan Jimin. Namun ia tak menemukan satupun potongan ingatan tentang itu. Jadi dia hanya menggeleng. Hal itu membuat Jimin menjambak surainya frustasi.

"Tunggu sebentar," Ucap Jimin menghentikan aksi menjambak surainya ketika ia menyadari sesuatu. Jimin menyingkirkan selimutnya lalu berjalan kearah meja rias dan mengambil selembar foto diatasnya. Dia kembali dan menunjukan foto itu pada Taehyung. "Kau ingat sesuatu tentang ini?"

Bagai sambaran petir, beberapa kilatan memori merasuki pikiran Taehyung. Kilatannya bagai cambuk yang juga beberapa kali menohok hatinya. Rasa Sayang, Rindu, Sakit dan Sesak memenuhi hatinya. Terus perlahan mengisi hati Taehyung seperti memori yang terus-menerus memasuki pikiran Taehyung. Airmata kemudian mulai mengalir dari pipi Taehyung.

"Apa yang telah kulakukan?" tanya Jimin merasa bersalah. Ia menurunkan foto itu. "Tae?" Panggilnya kemudian. Taehyung diam saja. "Taehyung? TaeTae?" Masih tak bergerak. Jimin memutuskan untuk mengguncang bahu sahabatnya. Lalu secara tiba-tiba Taehyung memeluk sahabatnya dan menangis.

"Chim.....Hiks." Isak Taehyung. "Ini adalah salahku Chim. Hiksss...salahku.... aku pantas mendapatkannya hiks.."

"Tae kau kenapa?" Tanya Jimin bingung tapi ia membalas pelukan Taehyung dan mengusap punggung Taehyung untuk menenangkannya.

Love Maze | TAENIETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang