2 Tahun Kemudian...-15

821 25 0
                                    

2 Tahun Kemudian...
Hari ini adalah tanggal 13 Juli! Hari dimana Syifa berulang tahun. Tapi, ini adalah ulang tahun yang terburuk dan yang terlupakan bagi Syifa. Karena tahun lalu, Syifa merayakan ulang tahunnya bersama Zikri. Akan tetapi, sekarang sosok laki-laki bertubuh tinggi dengan rambut yang melewati alis tersebut, sudah tak bersamanya lagi. Tahun ini, dia merayakan ulang tahun tanpa Zikri!. Dan hanya ditemani oleh Dea, Indah & Maca. Begitu juga dengan Angga.

*****
"HBD ya, sahabat gue". Dea memberi ucapan selamat pada Syifa sembari memeluknya.
"Iya makasih, Dea". Jawab Syifa yang sepertinya tak ada senang-senangnya. Padahal, hari ini adalah hari ulang tahunnya. Hari dimana umurnya sudah 17 tahun.
"Iya, Syifa. Happy birthday...". Indah juga turut serta memberikan ucapan selamat pada Syifa. Tapi, dia tidak memeluk Syifa, dan hanya berjabat tangan.
Di waktu yang bersamaan, Angga datang. Tapi, dia tak sendiri!. Dia menggandeng seorang gadis cantik di sampingnya. Ya... Bisa dibilang dia itu adalah pacarnya. Dia adalah Amanda!.
"Happy birthday, Syifa...". Ucap Amanda sembari cipika cipiki dengan Syifa.
"Makasih ya, kak. Ya ampun.. Kak Maca cantik banget, lho!". Syifa memuji Amanda yang hari ini terlihat sangat cantik dengan gaun pesta berwarna hijau tosca dengan hiasan pita di bagian belakangnya.
"Aduh, Syifa. Makasih ya... Kamu lebih cantik, lho!. Liat tuh pakai gaun warna merah muda dan ada motif bunganya gitu...". Jawab Amanda memuji balik.
Syifa melirik pada gaun yang dipakainya dan tersenyum pada Amanda.
"Selamat ya, sekarang umur kamu 17 tahun!". Tak lupa, Angga juga ikut mengucapkan selamat pada Syifa.
"Iya makasih, kak". Jawab Syifa.
"Cie-cie... Mentang-mentang udah pacaran, berdua mulu nih kemana-mana!". Celetuk Dea.
Pipi Amanda merona. Membuatnya dirinya terlihat makin cantik saja.
"Eh... Udah yuk, acaranya mau dimulai nih!". Ucap Syifa.
Dea berdecak jengkel. "Iya deh iya... Baru aja mau ngeledekin!".
Indah & Syifa menggelengkan kepalanya secara bersamaan sembari menatap tajam wajah Dea.

*****
"Potongan pertama kue ini, untuk mama...". Syifa memberikan sepotong kue yang baru saja tadi dia potong dan menyuapi sesuap kue ke mulut mamahnya.
"Makasih, sayang...". Mama Syifa mencium pipi Syifa sembari mengucapkan selamat dan berdo'a yang terbaik untuknya.
Teman-teman Syifa yang datang ke pestanya tersebut, riuh tepuk tangan dan meramaikan acara.
Syifa kembali memotong kuenya. Dan, tak lupa untuk memberikan pada papahnya. Hal itu pun berlangsung seperti yang tadi Syifa lakukan pada mamahnya.
"Syifa, kamu sekarang sudah umur berapa, nak?". Tanya papah pelan.
"17 tahun, pah...". Jawab Syifa sembari menyunggingkan senyumnya.
"Nah, kamu sudah dewasa. Sekarang sudah kelas berapa?". Tanya papahnya lagi.
Sesaat Syifa terdiam. Ketika papahnya menanyakan itu.
"Kelas 11 SMA, pah!". Jawab Syifa
2 tahun kemudian. Memang sudah seharusnya, Syifa sekarang kelas 3 SMA. Tapi, karena insiden kecelakaan yang membuatnya harus di rawat di rumah sakit selama berbulan-bulan dan dia ketinggalan jauh pelajaran. Sebenarnya dia bisa dinaik kelas oleh kepala sekolah. Tapi, orang tuanya tak mau anaknya di naik-naikan saja, karena walaupun Syifa memang pintar. Tapi, dia sudah ketinggalan jauh sekali pelajarannya dan orang tuanya juga ingin menghindari sesuatu yang akan terjadi di masa depan yang akan datang.
"Nah, karena kamu udah besar. Papah punya ini...". Papah Syifa mengambil sebuah kunci mobil dari saku celananya. Dia ingin Syifa sekarang jika ingin kemana-mana menggunakan mobil tersebut.
Syifa tertegun. "Mobil, pah?". Tanyanya tak percaya.
"Iya, nak. Mobil!". Jawab papahnya exited.
"Makasih, pah...". Spontan Syifa segera memeluk papahnya itu.
"Ya sama-sama, sayang..". Jawab papahnya.
Syifa melanjutkan potongan kue yang ketiga. "Potongan ketiga, untuk...". Syifa menundukkan kepalanya. Suasana acara ulang tahun Syifa, seketika hening.
Dea menatap jelas Syifa. Dia tahu bahwa sahabatnya itu akan sangat sedih untuk potongan ketiga ini. Karena biasanya setiap tahun, potongan ketiga ini dikhususkan untuk Zikri.
"Syifa!," Teriak Dea. "Buat gue aja!". Lanjutnya.
Dia mencoba membuat suasana kembali riuh. Teman-teman Syifa yang berada di acara pesta pun segera meneriaki Dea. "Wuuuuu.... Pengen banget, lu!". Celetuk Ucup.
"Bodo amat". Dea menjulurkan lidahnya.
"Gak apa-apa deh gue diketawain, asalkan si Syifa nggak sedih dan mikirin Zikri lagi!". Pikir Dea.
Syifa tersenyum pada Dea. Dia menghampiri Dea, lalu memberikannya potongan ketiga kue itu. Yang seharusnya diterima oleh Zikri.
"Makasih, Syifa...". Teriak Dea sembari memamerkan kue nya tersebut pada Ucup.
Ucup mendengus kesal. Dea melemparkan senyum meledek pada Ucup.

*****
   Acara ulang tahun berakhir dengan lancar. Semua teman-teman Syifa pulang ke rumahnya masing-masing dengan raut wajah bahagia. Tapi, tidak dengan Syifa. Dia justru malah sebaliknya.
Setelah acara selesai, Syifa segera mengganti pakaiannya, dan memilih untuk menyendiri di kamarnya.
Ruang kamar Syifa.
   Syifa terus saja melamun di kamarnya. Sepertinya ada sesuatu yang dipikirkannya.
"Zikri lagi ngapain ya, di Amsterdam?". Pikir Syifa.
  Tak lama terpikir dalam benaknya untuk mengirim pesan pada Zikri.

Whatsapp

Anda.
Zikri, lagi apa?
Inget nggak ini hari apa?

   Syifa menunggu jawaban dari Zikri.
10 menit...
25 menit...
"Apa dia ganti nomor ya?," Tanya Syifa pada dirinya. "Biasanya dia balas chatnya cepet". Lanjutnya.

*****
Amsterdam, Belanda.
   Hari ini adalah hari minggu. Seperti biasanya, Zikri, Amanda & Nichole jogging di taman yang letaknya tak jauh dari rumah nenek.
  Sekarang mereka sedang istirahat, mereka duduk di bangku taman sembari meminum air mineral yang dibawa dari rumah.
   Amanda mengusap dahi Nichol yang berkeringat dengan sapu tangan miliknya.
"Gue nggak di usapin juga nih?". Tanya Zikri sembari menunjukkan dahinya yang mengucur keringat.
"Lu mau juga?". Tanya Amanda.
"Iya dong, Nih usapin". Zikri memajukan wajahnya.
"Makanya punya istri dong!". Celetuk Nichol.
"Iya tuh bener. Makanya cepet tuh nikahin, Syifa. Hahaha...". Amanda juga ikut mengejeknya.
   Zikri mendengus. Sesaat dia memikirkan sesuatu.
"O'iya, ini kan tanggal 13 Juli!". Pikir Zikri.
"Oyy...". Teriak Amanda sembari menepuk kencang bahu Zikri.
Zikri terperanjat "Anjrit".
"Ngelamun aja lu!, Kenapa?". Tanya Amanda sembari merangkul bahu Zikri.
"Iya nih, Zikri. Lu kenapa?". Tanya Nichol.
"Gak.. Ini tanggal 13 Juli, kan?". Tanya Zikri pada Amanda & Nichol.
"Iya, emang kenapa?". Tanya Amanda & Nichol kompak.
   Zikri menggelengkan kepalanya. "O'iya, si Sherina udah bangun kali tuh!, Ntar dia nangis lagi emaknya kagak ada!". Ucap Zikri mengganti pembicaraan.
   Sherina adalah anak dari Amanda & Nichol. Yang sekarang umurnya telah 1½ tahun. Nama lengkapnya adalah Sherina Ardi Rawles.
Amanda menepuk jidatnya. "O'iya anak gue...". Teriak Amanda.
"Ya udah kita pulang aja yuk sekarang!". Ajak Nichol.
"Ayo!". Jawab Amanda cepat.
"Kalian duluan aja ya! Gue masih ada urusan!". Ucap Zikri menolak.
"Oh, ok deh. Ya udah kita duluan ya. Kasian nenek kalau suruh jagain Sherina sendiri". Jelas Amanda. Dan dijawab dengan anggukan oleh Zikri.
"Assalamu'alaikum". Amanda & Nichol mengucapkan salam dan bergegas pergi dari taman tersebut.
"Wa'alaikumsalam". Jawab Zikri.

*****
   Amanda & Nichol bergegas ke rumah, karena takut anaknya sudah bangun dan mencari ibunya (Amanda). Karena di rumah hanya ada nenek. Sementara Zikri, dia memutuskan untuk pergi ke toko coklat. Dimana semua macam coklat di jual di sana.

*****
Chocolate shop, Amsterdam.
   Zikri masuk ke dalam toko coklat itu, dan melihat-lihat sekitar toko. Banyak sekali coklat!.
"Kalo ada Syifa, pasti dia bakal seneng banget!". Pikir Zikri.
   Seulas senyum tipis tergambar jelas di bibirnya.

Dear Sahabat [Sahabat Tapi Cinta] Selesai✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang