Salah Paham-21

777 22 1
                                    

Ruang kamar Zikri.
   Zikri menggenggam ponsel lamanya. Sesaat dia teringat sesuatu.
"O'iya kemarin gue kan nggak jadi mau nanya kak Manda". Pikir Zikri.
   Zikri pun bergegas keluar dari kamarnya, dan menghampiri Amanda di kamarnya.
Tok..tok..tok..
   Zikri mengetuk pintu kamar Amanda. "Kak!". Panggilnya.
Amanda membuka pintunya. "Apaan?". Tanyanya.
"Gue mau nanya sesuatu nih sama lu". Jawab Zikri.
"Mau nanya apa?". Tanya Amanda lagi.
   Zikri mengeluarkan ponsel lamanya sembari celingak-celinguk karena takut mamah mengetahuinya.
"Lu udah tau belum soal handphone lama gue ini?". Tanya Zikri dengan bicara seperti orang berbisik.
"Oh... Itu, gue udah tau lah. Soalnya pas lu lagi tanding, handphone lama lu ini ketinggalan, kan?. Nah terus si Syifa nelpon tuh.. dia ngabarin kalo dia ada di Amsterdam".  Jelas Amanda.
"Kok lu nggak bilang?!". Tanya Zikri yang sepertinya sudah meradang.
"Eittss... Santai aja dong. Ya gue lupa". Jawab Amanda santai.
"Tapi, pas gue pulang. Kok handphonenya rusak? Nggak bisa di nyala!". Tanya Zikri lagi.
"Gue nggak tau lah, pokoknya handphone lu itu gue taruh aja langsung". Jawab Amanda. Sesaat dia teringat sesuatu... "O'iya! Kemarin kalau nggak salah, ada air putih di dekat handphone lu! Bisa jadi tuh air tumpah, kan?". Lanjutnya.
   Zikri mengingatnya. Setelah itu menepuk jidatnya. "Anjrit! Yah... Handphone gue udah kembung dong!, Soalnya pas gue pulang tuh air udah abis!". Jelasnya.
"Hahaha... Ya udah yang sabar. O'iya btw lu mau pake handphone lama buat apa?". Tanya Amanda.
"Sialan lu, malah ketawa. Buat chat Syifa lah....". Jawab Zikri.
"Oh.. kalo gitu lu ada handphone yang sekarang, kan? Ya udah nih gue dah save nomor Syifa di handphone gue". Jelas Amanda sembari memberikan handphonenya.
"Bilang dong dari tadi!".
   Zikri memasukan nomor Syifa ke ponsel barunya.
"Udah nih, kak. Makasih". Memberikan ponsel Amanda.
"Ya, sama-sama".
   Zikri masih saja terlihat bingung walaupun sudah ada nomor Syifa di ponsel barunya.
"Kenapa, zik?". Tanya Amanda bingung.
"Gue lagi ada masalah, kak". Jawabnya.
"Masalah apa?". Tanya Amanda lagi.
"Ikut gue". Ajak Zikri sembari menarik tangan Amanda.
   Zikri mengajaknya ke halaman rumah, dan duduk di kursi halamannya.
"Ada apa, zik?". Tanya Amanda lagi.
"Gue ada masalah sama Syifa. Dia salah paham, kak!". Jawab Zikri.
"Emang gara-gara, apa?". Tanya Amanda penasaran.
"Jadi gini—".
   Zikri menceritakan semuanya pada kakaknya itu. Setelah selesai...
Amanda menepuk bahu Zikri. "Sabar ya, zik. Nanti coba deh gue yang ngomong sama Syifa".
"Makasih ya, kak". Zikri tersenyum samar.
"Sama-sama". Jawab Amanda. "Udah ya gue takut anak gue nangis di tinggal". Lanjutnya.
"Ya, kak".
   Amanda masuk ke dalam rumah dan meninggalkan Zikri yang masih duduk sembari termenung di halaman rumah.

*****
Ruang kamar Amanda.
   Terlihat Amanda sedang menidurkan anaknya Sherina. Tak lama anak semata wayangnya itu tertidur. Amanda mengambil ponselnya.

Whatsapp.

Anda.
Syifa.
Gue mau ngomong sesuatu sama lu.

Syifa.
Mau ngomong apa, kak!.

Anda.
Lebih baik kita ketemuan aja di cafe Amsterdam.

Syifa.
Ok, kak. Aku kesana ya.

Anda.
Ok, gue tunggu.

   Amanda bersiap-siap. Setelah itu dia bergegas pergi.

*****
Cafe Amsterdam.
   Amanda sudah sampai lebih dulu dan tak lama Syifa juga sampai di cafe dan segera menghampiri Amanda.
"Udah lama ya nggak ketemu". Ucap Amanda.
"Iya, kak". Jawab Syifa. "O'iya kak, mau ngomong apa?". Tanyanya.
"Gue mau ngomong soal permasalahan lu sama Zikri". Jawab Amanda.
Syifa mengernyitkan keningnya. "Kak Manda udah tau?".
"Iya. Kamu itu salah paham, syif". Jawab Amanda.
   Syifa terdiam. Dia mencoba mendengarkan apa yang ingin di sampaikan Amanda.
"Jadi gini, kemarin perempuan yang berpelukan sama Zikri itu, dia temen deketnya Zikri. Nah perempuan itu lagi sedih karena pacarnya selingkuh, dia curhat sama Zikri dan akhirnya dia spontan peluk Zikri, lu tau kan kalau orang luar negeri pasti mereka pikirnya pelukan itu wajar-wajar aja. Dan gue juga belum bilang sama Zikri kalau lu ada di sini, dan handphone lamanya Zikri juga rusak. Jadi, ini juga salah gue sih, karena gue nggak bilang sama Zikri".  Jelas Amanda.
   Syifa terdiam, tak ada jawaban. Dia merasa sangat bersalah pada Zikri, karena dia sudah salah paham.
"Aku mau balik ke hotel ya, kak". Syifa pamit pada Amanda dan segera keluar. Lalu memanggil taksi. Dia merasa malu dan tak enak hati pada Zikri begitu juga Amanda.
"Biarin deh tuh anak nggak jawab apa-apa. Yang penting gue udah jelasin semuanya". Pikir Amanda.
   Amanda juga pergi meninggalkan cafe itu. Dan menaiki taksi untuk pulang ke rumah.

*****
Hotel Amsterdam.
Kamar Syifa.
   Syifa termenung di kamarnya, perasaan tak enak hati, malu, penyesalan, terus melandanya. Sekarang dia bingung harus berbuat apa. Dia tak tahu bagaimana caranya meminta maaf pada Zikri. Sesaat terpikir dalam benaknya untuk menjelaskan semua perasaannya lewat sebuah surat.
   Syifa mengambil sebuah kertas berwarna putih dan pulpen berwarna hitam.

Dear Sahabat [Sahabat Tapi Cinta] Selesai✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang