Dear Sahabat-22

888 20 4
                                    

Syifa menuliskan kata per kata di kertas itu. Setelah selesai dia melipat kertasnya dan memasukannya ke dalam sebuah amplop berwarna merah muda.
Syifa menuju ke kotak surat, yang tak lama lagi tukang pos akan datang dan mengambil atau memberi surat.

*****
Rumah nenek Zikri.
Zikri masih terus termenung di halaman rumah. Sampai ada tukang pos yang mengantarkan surat dan menaruhnya di kotak surat.
Zikri menghampiri kotak surat dan melihat untuk siapa surat itu diantarkan.
To : Zikri Athala Prasetyo.
From : Adinda Syifa Alvira.
"Dari Syifa?". Tanya Zikri bingung.
Zikri segera mengambil surat itu dan masuk ke dalam rumah menuju kamarnya.
Zikri duduk di meja belajarnya dan membuka surat itu perlahan-lahan.

Zikri duduk di meja belajarnya dan membuka surat itu perlahan-lahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kata per kata tertulis di surat itu. Zikri terus menerus mengulang membaca surat itu pada kata terakhirnya. "Aku mencintaimu, Zikri".
Tak bisa dipercaya, ternyata Syifa juga mencintai Zikri.
"Jadi cinta gue nggak bertepuk sebelah tangan? Gue kira Syifa suka sama Angga". Ucap Zikri tertegun.
Zikri mengambil ponselnya.

Whatsapp.

Anda.
Syifa.
Ini saya Zikri.
Saya udah baca surat dari kamu. Kamu mau nggak saya ajak ketemuan?.

Syifa Alvira.
Kamu serius udh baca?
Ngk bisa zik.
Aku udah di bandara, aku memutuskan untuk pulang ke Jakarta.

Anda.
Iya serius, jujur saya seneng banget dengan kata terakhir surat itu:)
Kenapa???.

Syifa Alvira.
Hmm... Ngk usah terlalu di ingat ya kata terakhirnya.
Aku ngirim surat bukan berarti keputusan aku untuk balik ke Jakarta gugur. Aku cuma mau kasih tau kamu soal perasaan aku.
Jujur sebenarnya aku malu kasih surat itu ke kamu.

Anda.
Tapi kata itu malah selalu terbayang-bayang di ingatan saya.
Lho, kenapa malu?
Kamu serius ke Jakarta?.

Syifa Alvira.
Ya... Masa kamu ngk ngerti sih aku malu kenapa.
Iya aku serius ke Jakarta. Dan sekitar 10 menit lagi pesawat nya akan di berangkatkan.

Zikri tak menjawab chat Syifa dan segera menyusul Syifa di bandara.

*****
Bandara.
Zikri segera turun dari motornya. Dan mencari Syifa. Dia melihat jadwal keberangkatannya.
Ternyata 3 menit lagi. Terlihat Syifa sudah bersiap untuk menaiki pesawat.
"Syifa....". Teriak Zikri saat melihat Syifa. Tapi, Syifa tak mendengarnya.
Pesawat itu akan segera diberangkatkan. Zikri tak bisa masuk ke dalam pesawat, dan dia memutuskan untuk kembali ke rumah. Entah apa yang akan dilakukannya.

*****
Rumah nenek Zikri.
Zikri bergegas menuju ke kamarnya dan mengemasi barang-barangnya. Setelah itu, dia berpamitan pada neneknya.
"Mau kemana, nak?". Tanya nenek.
"Mau ke Jakarta, nek". Jawab Zikri.
"Udah bilang mamah mu?". Tanya nenek lagi.
"Belum, nek. Nenek aja ya yang bilangin, assalamu'alaikum". Zikri mencium punggung tangan neneknya dan segera menuju bandara.
"Wa'alaikumsalam".
Nenek masih bingung. Tak lama Amanda datang dengan menggendong anaknya sembari menyuapinya.
"Zikri mau kemana, nek?". Tanya Amanda.
"Nggak tau tuh. Katanya sih mau ke Jakarta". Jawab nenek.
"Lho, kok nggak pamit sama aku? Atau Nichol? Mamah? Papah?". Tanya Amanda berurut.
"Nggak tahu, nak. Tadi sih pamit sama nenek aja".
"Ada apa ya? Jangan-jangan si Syifa pergi, terus dia nyusulin!". Pikir Amanda.

Dear Sahabat [Sahabat Tapi Cinta] Selesai✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang