Bandara Soekarno-Hatta.
Papah dan mamah Syifa mengantarkan Syifa ke bandara. Raut wajah bahagia terlihat jelas di wajah Syifa. Tapi, beda halnya dengan orang tua Syifa. Mereka justru sedih karena harus melepas anak semata wayangnya itu. Syifa memeluk erat tubuh orang tuanya itu.
"Jangan sedih ya. Syifa pasti akan balik lagi ke Jakarta". Ucap Syifa.
Orang tuanya menjawab dengan anggukan. Mereka masih terus saja menangis.
Keberangkatan pesawat Syifa, akan di berangkatkan sekarang.
"Aku berangkat ya". Syifa berpamitan pada orang tuanya dan segera menuju pesawat.
Orang tuanya mengangguk. , Hati-hati ya, sayang". Ucap mamahnya.
"Iya, mah". Teriak Syifa yang sudah melangkahkan kakinya menuju pesawat. Dan dia semakin jauh dari orang tuanya.*****
Amsterdam, Belanda.
Pukul : 15.00
Akhirnya Syifa sampai di Amsterdam. Dia sampai di Amsterdam dengan selamat. Syifa segera memanggil taksi dan segera mencari hotel terdekat untuk ditempati saat ini. Karena tak mungkin dia mencari rumah nenek Zikri sekarang, karena hari sudah sore dan cuaca di Amsterdam juga tak mendukung.Sesampainya di hotel...
Syifa sudah memesan kamar hotel dengan nomor 137. Dia segera masuk ke dalam kamar dan merebahkan tubuhnya di kasur kamar hotelnya tersebut.
Terpikir dalam benaknya untuk menelpon Zikri, dan memberitahukan pada Zikri bahwa dia telah berada di Amsterdam.*****
Ruang kamar Zikri.
Terdengar dering ponsel Zikri di atas meja belajarnya. Tak disengaja, Amanda lewat di depan kamar Zikri. Dan suara dering ponselnya itu terdengar sampai ke telinga Amanda.
"Zikri.. angkat tuh telponnya! Berisik tau!". Protes Amanda.
Tapi tak ada jawaban dari Zikri. Akhirnya karena merasa kesal, dengan tanpa sepengetahuan Zikri, Amanda masuk ke kamarnya. Dan melihat siapa yang sedari tadi menelpon Zikri.
"Zikri... Lu mana sih? Ada telpon nih bego!". Ucap Amanda kesal, Setelah itu dia menepuk jidatnya. "O'iya, tuh anak kan lagi tanding ya!. Tapi kok handphone nya di tinggal?". Lanjutnya.
Amanda melihat ponsel Zikri. Di layar ponselnya bertuliskan yang menelpon adalah Syifa.
Syifa is calling..."Halo Syifa?".
"Lho?, Kok suaranya bukan suara Zikri?".
"Iya. Ini gue kak Manda!. Masih inget kan?".
"Ooh.. ya ampun. Kak Manda? Iya aku masih inget".
"Bagus deh kalo lu masih inget. O'iya kabar lu gimana?".
"Alhamdulillah sehat, kak".
"Ooh... Alhamdulillah....".
"Kak Manda sendiri?".
"Alhamdulillah baik".
"Alhamdulillah... Kalo Sherina?".
"Lho? Lu tau Sherina?".
"Iya, aku tau. Dia itu anak kakak, kan?. Selamat ya, kak!".
"Iya, makasih Syifa...".
"Iya sama-sama".
"Alhamdulillah, Sherina juga sehat kok".
"Oh iya, Alhamdulillah...".
"O'iya,kak!. Zikri mana ya?. Kok yang angkat telponnya kakak?".
"Zikri lagi tanding di sekolahnya".
"Lho? Dia sekolah di Amsterdam ya? Emang tanding apa kak?".
"Iya, Syifa. Dia sekolah di High School Amsterdam. Tanding basket gitu lah".
"Ooh.. emang dia nggak bawa handphone nya?. O'iya kak?!".
"Iya, dia lupa kali tuh. Iya, ada apa syif?".
"Rumah nenek kak Manda dimana ya? Kapan-kapan aku mau main ke sana!".
"Lho? Emangnya lu di Amsterdam?".
"Iya, kak".
"Wahh... Dari kapan lu di sini?".
"Baru tadi, aku baru aja turun dari pesawat. Dan sekarang aku lagi di hotel, kak!. Tadinya sih mau langsung mampir. Tapi, takut nggak keburu. Hehehe..".
"Oh, ya ampun... Ya udah kapan-kapan main lah... Nanti gue kirim alamatnya di whatsapp Zikri".
"Iya, kak!".
"Ya udah, gue mau ngurus anak dulu ya, takut nangis tuh ditinggal emaknya! Hihihi...".
"Hehehe... iya, kak".
"Assalamu'alaikum".
"Wa'alaikumsalam".
Telpon terputus dengan nada tut..tut.. yang tadinya Syifa harapkan adalah menelpon Zikri. Tapi, tak apalah walaupun kak Amanda yang menjawab telponnya. Itu juga dapat melepas rasa kangen pada kak Amanda yang sudah lama Syifa tak temui.*****
High School Amsterdam.
Zikri telah selesai bermain bola basket, dan sekarang dia sedang istirahat sembari meminum air mineralnya. Dia meraba-raba saku celananya, dan sepertinya ada yang dia cari.
"Anjrit, hp gue mana nih?". Tanyanya heran sembari terus mencari di saku celananya.
Setelah itu dia menepuk jidatnya. "O'iya, ketinggalan di kamar gue!". Ucapnya teringat. "Ah... Bego sih gue!". Lanjutnya.
"Padahal kan gue mau nanya kabar Syifa, dia jadi nggak ke Amsterdam!". Jelasnya.
Karena Zikri sudah sangat lelah, ditambah dengan rasa kesal karena dia meninggalkan ponsel lamanya di atas meja belajar. Dan ditambah lagi, dia juga takut mamahnya akan tahu bahwa ponsel lamanya itu masih di simpan. Zikri pun akhirnya berpamitan dengan coach (pelatih) dan teman basketnya. Dia bergegas pulang ke rumah nenek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Sahabat [Sahabat Tapi Cinta] Selesai✓
Novela JuvenilSalahkah bila ku mencintai sahabat kecilku sendiri? Salahkah bila kami berdua saling mencintai? . . . Kisah cinta dua orang sahabat. Dear Sahabat (Sahabat Tapi Cinta) ~Zikri Athala Prasetyo (Zikri Daulay) ~Adinda Syifa Alvira (Syifa Hadju) ~Angga...