"Kim So Eun?"So Eun mengerjapkan matanya saat namanya tiba-tiba di sebut. Hal yang serupa juga terjadi pada Joana yang berdiri tepat di depannya dengan posisi membelakanginya dan wanita berambut panjang di depan Joana. Tiga detik kemudian, kedua orang itu menoleh, membuat ia dapat melihat dengan jelas wajah wanita di depan Joana itu.
Tidak salah lagi.
Wanita itu adalah orang yang sama dengan yang dulu.
Nam Gyu Ri.
"Kau tidak mengatakan jika kau akan datang."
Sebuah kalimat lagi membuat So Eun mengalihkan tatapannya dari Gyu Ri yang terlihat menatap kaget padanya-ekspresi yang sama ketika ia muncul lagi setelah menghilang sepanjang musim gugur di Geoje-pada Kim Bum yang baru saja berjalan mendekatinya.
"Aku sengaja," jawab So Eun pelan. "Lagi pula, bukahkan kau mengatakan jika aku bebas datang kapanpun aku mau?!"
Kim Bum mengangguk kecil. Mengiyakan apa yang So Eun katakan dan sejenak melupakan jika ada orang lain di antara mereka.
"Well, setidaknya kau bilang agar aku bisa cepat menemuimu," jawab pria itu kemudian.
"Tidak apa-apa."
Jawaban So Eun membuat Kim Bum mengangguk kecil lalu tersenyum pada wanita itu, mengisyaratkan jika ia harus menyelesaikan sesuatu sebelum percakapan mereka berlanjut. Pria itu lalu mengalihkan tatapannya dari So Eun, kini jadi menatap Joana dan Gyu Ri yang masih dalam mode kaget.
"Jadi, bisa kau jelaskan apa yang tengah terjadi, Jo?"
"Dia ingin bertemu denganmu, bos," jawab gadis blasteran itu sambil menunjuk Gyu Ri. "Tapi selama menunggumu, ia terus menghujat Aurora."
Lanjutan jawaban yang Joana berikan membuat Kim Bum kembali menatap Gyu Ri dengan sebelah alis terangkat. Ada apa dengan wanita ini?
Sebenarnya, dari raut wajah Gyu Ri saja, Kim Bum tahu jika wanita itu masih sama seperti yang dulu. Masih tak menyukai bahwa ada orang yang lebih darinya. Kim Bum tahu jika Gyu Ri tak menyukainya dan Aurora. Tapi, jika wanita itu memerlukannya, mengapa ia terus menunjukan ketidaksukannya?
"Lalu?"
Kim Bum kembali menatap Joana.
"Aku mengusirnya dari sini," jawab gadis itu frontal. "Dan dia mengamuk."
Kim Bum mengangguk kecil. Selanjutnya, ia meminta Joana kembali bekerja karena ia yang akan menyelesaikan urusan dengan Gyu Ri. Setelah Joana pergi, ia kembali menatap So Eun yang masih setia di tempatnya.
"Kau juga bisa menunggu di atas."
Tapi, So Eun menggeleng. Wanita itu bahkan berdiri merapat pada Kim Bum. Ia sendiri tak mengerti mengapa ia seperti ini. Yang jelas, ia hanya merasa tak senang saat mendengar apa yang baru saja Kim Bum katakan. Apa yang pria itu katakan? Menyuruhnya untuk menunggu di atas? Oh, yang benar saja?! So Eun tak suka jika harus menunggu di atas sendirian dan membiarkan Kim Bum berduaan dengan wanita antagonis di hadapannya saat ini. Dan lagi, apa maksud ucapan pria itu? Mengapa itu terdengar seperti ia tak suka So Eun ada di situ?!
"Aku di sini saja menunggumu," jawab So Eun kemudian.
"Kau sama sekali tidak merasa terganggu?" tanya Kim Bum lagi. Pria itu kembali melupakan jika ada wanita lain di situ.
"Bukankah seharusnya aku yang mengajukan pertanyaan itu?" tanya balik So Eun membuat kedua alis Kim Bum bertautan dengan kening yang mengerut.
"Apa maksudmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurora
FanfictionCerita tentang asal usul Kimbum menamai caffenya "Aurora", membuat Kim Soeun merapat lagi ke kehidupannya. Setelah bertahun-tahun berpisah, di mana Soeun disibukan dengan dunianya yang kaku dan monoton serta hanya berporos pada bisnis dan pekerjaan...