Aurora 17

674 95 4
                                    


"Ayah?"

So Eun sedikit tersentak saat ia baru memasuki rumah dan saat dirinya tiba di ruang keluarga, matanya langsung menangkap sosok sang ayah yang tengah bercengkarama dan melepas rindu dengan ibunya. Oh, apa ini? ia pikir kedua orang tuanya itu baru tak bertemu selama satu minggu. Lalu, kenapa mereka bertingkah seperti sepasang kekasih yang telah lama berpisah?

Ck So Eun, bilang saja kau iri!

"Oh hai, Sso."

Sang ayah tersenyum, melambai kecil pada putri tunggalnya dan mengisyaratkan sang putri untuk berjalan mendekatinya. Di sisi pria itu, sang ibu tersenyum sama hangatnya.

"Ayah pulang?" tanya So Eun setelah ia duduk di hadapan sang ayah dan ibu.

So Jun-ayahnya-mengangguk kecil sebagai jawaban, "ya. Ibumu bilang akan ada hal penting, jadi ayah pulang. Lagi pula, perusahaan sekarang baik-baik saja dan bisa dikontrol dari mana saja. Di London juga ada pamanmu yang mengurusnya," jawab pria itu kemudian.

So Eun mengangguk kecil sebagai jawaban. Namun, wanita itu masih penasaran dengan hal lainnya.

"Memangnya, apa hal penting yang ibu katakan sampai ayah mau pulang?"

Ya, hal penting apa yang ibunya maksud itu? Dan sepenting apakah itu sampai ayahnya rela kembali ke Seoul dan meninggalkan London dengan segala kesibukannya? Bahkan dulu, kedua orang tuanya itu menolak kembali ke Seoul karena ingin melupakan kenangan buruk. Mereka juga sempat menolak keputusannya untuk kembali ke Korea-sebelum ia dan Seung Ho berusaha merayu mereka agar mengijinkannya kembali.

"Sesuatu tentangmu," jawab So Jun dengan gaya misterius, membuat sang anak menatapnya curiga. Diam-diam, pria paruh bayah itu bersyukur dalam hati. Setelah sekian lama, ia akhirnya bisa melihat lagi hal yang berbeda di wajah anaknya. Ia bisa melihat lagi cerita di mata indah putrinya.

"Apa? Kalian membuatku curiga," ucap So Eun yang sukses membuat kedua orang tuanya tersenyum senang.

"Kata ibumu, mungkin sebentar lagi akan ada pria yang datang dan melamarmu."

So Jun menjawab dengan sangat santai, namun efeknya sangat luar biasa bagi putri tunggalnya. Bahkan anaknya yang sudah tak bisa disebut masih kecil itu memberikan reaksi yang sangat luar biasa-membuatnya kembali tersenyum dan bersyukur.

So Eun sudah melotot kaget. Ekspresinya benar-benar menggemaskan di mata kedua orang tuasnya. Jelas! Selama ini ia tak pernah menunjukan ekspresi seperti itu. Jadi, wajarkan jika So Jun dan Go Eun sangat gemas dengannya.

"Apa maksud, ayah?"

"Hei, anak ayah ini adalah si nomor satu. Jadi, ayah rasa kau sudah sangat mengerti, sayang."

Ya. So Eun memang mengerti apa yang ayahnya maksud. Tapi, masalahnya siapa? Siapa pria yang So Jun dan Go Eun maksudkan akan datang dan melamarnya? Ia ingat dengan jelas jika dirinya sama sekali tak terlibat hubungan kasih dengan pria manapun. Oh, ayolah! Ia bahkan tak kenal dekat dengan pria manapun. Kecuali Kim Bum. Ya, hanya pria itu.

Tunggu dulu! Siapa yang baru saja ia pikirkan?

Kim Bum?

Apa ini hanya perasaannya saja? Atau memang itu yang orang tuanya maksud?

Ck, jangan bercanda! Mereka tak sedekat itu! Ah tidak! Mereka sangat dekat akhir-akhir ini. Tapi, kalian mengerti, kan? Mereka tak punya hubungan yang lebih dari teman. Ia bahkan tak tahu bagaimana perasaan pria itu padanya. Lalu, bagaimana bisa pria itu adalah pria yang dimaksud orang tuanya dengan pria yang akan datang melamarnya?

"Sudahlah! Kau tak perlu memusingkan hal ini. Tunggu saja waktunya dan kau akan tahu, sayang," Go Eun membuka suaranya, berbicara dengan lembut-membuat sang anak yang sempat larut dalam pikirannya seketika menatapnya saat itu juga.

AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang