“Apa yang terjadi saat itu hingga dia pingsan dan kau ingin membawanya ke rumah sakit?”Kim Bum seketika menatap Ji Won. Apa yang wanita itu lakukan? Kenapa tiba-tiba bertanya tentang hal itu? Apa ada yang terjadi? Yang berhubungan dengan Kyu Hyun yang meletakan buku coklat tuanya di bawah bantal So Eun?
Eh? Tunggu sebentar!
Kyu Hyun? Buku coklat tua? David? Aurora?
Kyu Hyun memegang lagi buku coklat tuanya? Yang dulu pernah pria itu katakan padanya dan Young Hwa jika ia punya buku coklat tua yang berisi daftar orang-orang yang harus ‘dijemputnya’? Yang mengartikan bahwa saat itu ia adalah sosok David? Yang terlambat menjemput So Eun hingga memberikan nama Aurora pada wanita itu? Dan tadi, So Eun bertanya tentang Aurora padanya?
Apa semua itu berhubungan?
Kim Bum seketika melempar tatapannya pada Kyu Hyun yang juga menatap ke arahnya. Bayangan hal terburuk yang akan terjadi tentang semua hal yang tadi mampir ke pikirannya, tiba-tiba membuatnya dirundung rasa takut hingga ingin membunuh pria itu.
Tak berselang lama, pria itu beranjak dengan kasar dari posisinya lalu menghampiri Kyu Hyun. Ia merenggut krak kemeja pria itu dan menariknya bangun. Tatapannya berkilat marah—membuat Ji Won berteriak panik dan Kyu Hyun yang menatapnya takut dan khawatir. Sungguh! Kyu Hyun tak pernah melihat Kim Bum dalam keadaan marah seperti ini. Lebih tepatnya, dalam keadaan yang seperti ingin membunuhnya seperti ini. Mereka hidup bersama sejak kecil dan ia tak pernah melihat Kim Bum seperti ini.
“Apa maksudmu meletakan buku sialan itu di bawah bantal So Eun?! Kau ingin mengatakan bahwa dia harus mati setelah ini, hah?!” tanya Kim Bum dengan nada marah. Jangan lupakan tatapan marahnya yang semakin menjadi.
“Kyaa, apa yang kau katakan, Kim Sang Bum?!” itu bukan reaksi dari Kyu Hyun. Karena nyatanya, Ji Won lah yang berteriak hingga membuat orang tua So Eun juga Seung Ho datang ke ruangan itu. “Dia sedang menjadi David!”
“LALU KAU PIKIR AKU TAK TAHU SIAPA DAVID?” Kim Bum sudah sangat emosi saat memikirkan kemungkinan terburuk jika ada David itu. Detik berikutnya ia mengalihkan tatapannya dari Kyu Hyun dan menatap Ji Won. “David itu malaikat pencabut nyawa yang mempunyai buku tua yang berisi daftar orang yang harus dijemputnya. Memangnya kau pikir apa yang muncul dipikiranku saat dia datang dengan membawa buku itu dan kau menyebutnya sebagai David, hah?”
Ji Won membeku di tempatnya. Hal yang sama yang terjadi pada ibu So Eun yang bahkan hampir pingsan. Wanita tua itu tak mengerti pembicaraan apa yang tengah terjadi di antara anak-anak muda itu. Ia juga tak tahu siapa itu David yang disebut Ji Won dan Kim Bum. Tapi, saat telinganya menangkap jelas siapa maksud David yang mereka sebut-sebut, wanita itu hampir pingsan karena sebuah fakta yang ada di depannya.
Sedangkan Ji Won? Wanita itu tak tahu apa yang harus ia lakukan saat ini. Ia tak tahu apapun yang berhubungan dengan David. Apa yang Kyu Hyun kerjakan sebagai David itu, ia sungguh tak tahu. Hanya sebatas jika David adalah malaikat pencabut nyawa dalam kisah Aurora. Oh, kenapa ia harus melupakan hal mendasar itu? Bahkan, itu adalah satu-satunya hal tentang David yang ia tahu, tapi kenapa ia harus melupakannya?
“Hyung, apa yang terjadi?”
Seung Ho membuka suaranya lebih dulu setelah semua terdiam dengan ucapan marah Kim Bum. Lelaki itu ingin menyampaikan apa yang ia dan paman-bibinya rasakan. Apa yang tengah terjadi? Dan siapa David yang mereka sebut-sebut itu?
“Kenapa kau diam?!”
Memilih mengacuhkan pertanyaan penasaran Seung Ho, Kim Bum kembali melayangkan tatapan nyalangnya pada sang sahabat dan megajukan pertanyaan lain.
Sementara itu, Kyu Hyun yang tadi sempat terkejut dengan apa yang Kim Bum lakukan padanya, sudah kembali tenang. Ia tahu apa yang Kim Bum lakukan padanya sedikit berlebihan, tapi ia mengerti. Ia mengerti apa yang sahabatnya lakukan. Ia mengerti jika itu adalah pelampiasan rasa marah dan takut yang tiba-tiba datang. So Eun sakit dan dirinya datang sebagai David dengan buku tua sialan itu. Oh, jelas itu bukan hal yang baik bagi Kim Bum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurora
FanfictionCerita tentang asal usul Kimbum menamai caffenya "Aurora", membuat Kim Soeun merapat lagi ke kehidupannya. Setelah bertahun-tahun berpisah, di mana Soeun disibukan dengan dunianya yang kaku dan monoton serta hanya berporos pada bisnis dan pekerjaan...