Sudah berjam-jam berlalu sejak Kim Bum masuk kembali ke dalam ruangan itu. Itu berarti sudah berjam-jam berlalu sejak pria itu duduk di sisi ranjang So Eun dan menatap wanita itu terlihat tenang dalam tidurnya.Dan ia kini masih di sana. Pada posisinya dan menatap wanita itu.
Oh, kenapa wanita ini terlihat seperti saat mereka baru menemukannya lagi setelah menghilang semusim di Geoje sepuluh tahun yang lalu?
Dan kenapa ia baru menyadarinya?
“Aku tak mau lagi bersama denganmu.”
“Aku tak mau lagi bersama denganmu.”
“Aku tak mau lagi bersama denganmu.”
“Aku tak mau lagi bersama denganmu.”
“Aku tak mau lagi bersama denganmu.”
“Aku tak mau lagi bersama denganmu.”
“Aku tak mau lagi bersama denganmu.”
Sialan!
Kenapa di saat seperti ini, kalimat menyakitkan itu yang harus ia ingat? Ini semakin menyebalkan saat ia tak tahu alasannya dan tak bisa melakukannya.
Ya! Sampai kapanpun ia tak akan bisa melakukannya. Sejauh manapun wanita itu mengusirnya, ia tak akan bisa pergi jika keadaannya seperti saat ini.
“AKU TIDAK MAU APAPUN! AKU HANYA BUTUH KIM SANG BUM!!”
“AKU TIDAK MAU APAPUN! AKU HANYA BUTUH KIM SANG BUM!!”
“AKU TIDAK MAU APAPUN! AKU HANYA BUTUH KIM SANG BUM!!”
“AKU TIDAK MAU APAPUN! AKU HANYA BUTUH KIM SANG BUM!!”
“AKU TIDAK MAU APAPUN! AKU HANYA BUTUH KIM SANG BUM!!”
“AKU TIDAK MAU APAPUN! AKU HANYA BUTUH KIM SANG BUM!!”
“AKU TIDAK MAU APAPUN! AKU HANYA BUTUH KIM SANG BUM!!”
Ya! Bagaimanapun ia diusir, ia tak akan bisa pergi apalagi dengan keadaan di mana wanita itu terlihat seperti orang gila saat mencarinya tadi.
Oh, sial! Sebenarnya, apa maumu, Kim So Eun? Kenapa kau melakukan ini padanya? Sungguh! Dua kalimat itu telah membuatnya seperti orang bodoh yang melakukan hal tolol! Bukankah itu sama saja? Tidak! Itu lebih parah.
“Aku butuh penjelasanmu, Kim So Eun,” Kim Bum berucap lirih dengan mata yang masih mengunci pada wajah So Eun. Entah kapan mata itu bisa terpejam sedikit—karena nyatanya ia memang belum tidur sejak kemarin. Alasannya tentu saja karena wanita Kim itu. “Tidakkah kau merasa bersalah sehingga kau segera bangun untuk menjelaskan semuanya padaku?”
“...”
Tentu saja tak ada jawaban dari So Eun. Menimbulkan keheningan panjang seperti sebelumnya. Detik kembali berlalu dan Kim Bum tak pernah mengalihkan tatapannya dari wajah cantik dengan mata terpejam itu. Entah berapa lama lagi itu akan terjadi.
Kehenigan itu terus terjadi. Kim Bum bahkan tidak tahu sudah berapa jam ia lalui dalam keheningan dengan menatap wajah So Eun itu. Dan ia juga tidak peduli berapa lama waktu lagi yang akan ia habiskan dengan cara sialan seperti itu. Tidak masalah. Ya, tidak masalah asal semua terbayar dengan mata So Eun yang nantinya terbuka lagi.
Hingga keheningan itu buyar saat ada seberkas cahaya keemasan yang memancar dari bawah bantal So Eun—tempat di mana Kyu Hyun meletakan buku tuanya. Cahaya itu semakin lama semakin menyilaukan dengan posisi bantal So Eun yang semakin lama semakin terangkat. Membuat Kim Bum sedikit panik saat mencari ponselnya untuk menghubungi Kyu Hyun di luar sana. Salahkan Kim Ji Won sialan yang sudah membuatnya terkurung di dalam kamar itu sehingga ia tak bisa untuk sekedar membuka pintu kamar dan berteriak memanggil Kyu Hyun di luar sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aurora
FanfictionCerita tentang asal usul Kimbum menamai caffenya "Aurora", membuat Kim Soeun merapat lagi ke kehidupannya. Setelah bertahun-tahun berpisah, di mana Soeun disibukan dengan dunianya yang kaku dan monoton serta hanya berporos pada bisnis dan pekerjaan...