Aurora 20

683 95 6
                                    


Waktu telah banyak berlalu. Entah apa saja yang terjadi belakangan ini, tapi Kim Bum merasa jika hidupnya kembali menoton seperti dulu. Tidak ada hal menarik lagi yang terjadi setelah ia mengantar So Eun pulang sore itu. Semuanya tak lagi merah muda seperti hatinya yang selalu berbunga-bunga saat wanita itu bisa tersenyum di sisinya. Tak juga abu-abu seperti saat ia menduga-duga bagaimana hubungan mereka setelah itu.

Karena sekarang, semuanya gelap.

Hitam seakan tidak ada harapan apapun.

Ia tak tahu apa yang membuat So Eun kembali seperti dulu. Seperti saat di mana semuanya terdiam pada jalur yang mereka lalui. Wanita itu di kelas  satu dan dirinya di kelas empat. Seakan mereka tak saling mengenal bahkan tak pernah bertemu. Seakan tak ada kisah yang mereka tulis dan bagi bersama.

Kini, keduanya seperti telah memilih jalan masing-masing dan memutuskan untuk melangkan sendirian.

Mereka berpisah.

Ya, sesederhana ungkapan itu.

Rasanya menyakitkan. Apalagi dengan alasan yang sama sekali tak ia pahami. Entah bagaimana semua ini dijelaskan, ia sama sekali tak mengerti.

“Aku tak mau lagi bersama denganmu.”

Dan alasannya?

Entahlah!





-aurora-





Kyu Hyun meletakan cangkir berisi kopinya, sementara Young Hwa tengah asyik memakan potongan kue yang sudah ia pesan lalu Kim Bum sedang melamun sambil melemparkan tatapannya ke luar jendela. Ketiga pria itu sedang berada di salah satu caffe Aurora—tepatnya di dekar rumah Young Hwa. Ini akhir pekan dan mereka memilih berkumpul sebentar sebelum kembali sibuk dengan urusan masing-masing.

Selain itu, memang ada hal yang perlu mereka bicarakan.

“Bum-ah?”

Young Hwa yang merasa Kim Bum hanya diam sejak tadi, akhirnya membuka suaranya. Memanggil sahabatnya itu setelah ia menghabiskan kuenya. Sementara itu, Kyu Hyun hanya menumpuhkan tatapannya pada pria Kim itu. Ia juga sangat penasaran dengan apa yang terjadi pada sahabatnya itu. Hampir satu bulan mereka tak bertemu sehingga itu membuatnya khawatir akan suatu hal.

“Hm,” Kim Bum berdehem malas tanpa mengalihkan tatapannya dari jendela. Pria itu masih betah pada posisinya. Ia bahkan sama sekali tak menyentuh gelas kopinya yang ada di atas meja.

“Apa kau punya masalah? Kau terlihat seperti orang patah hati,” tanya Young Hwa tanpa dosa.

Sontak saja membuat kedua sahatanya itu menatap ke arahnya.

“Kim Bum patah hati?” tanya Kyu Hyun lebih dulu. “Kau bermimpi?” lanjutnya sambil menatap sinis ke arah Young Hwa.

Yang benar saja ucapan Young Hwa itu? Mana mungkin Kim Bum patah hati sedang wanita yang sahabat mereka sukai itu hanya bisa berada di dekat sang sahabat? Bukahkan itu omong kosong yang paling tak masuk akal.

“Aku hanya mengatakan apa yang kulihat!” jawab Young Hwa tak kalah sinisnya. “Ini bukan tentang Kim So Eun yang bisa saja bersama pria lain tapi hal lainnya. Kau pikir aku tidak tahu? Kim So Eun memang tak akan bersama pria lain, tapi bagaimana jika ia tak mau bersama Kim Bum lagi?”

“Apa maksudmu?”

Kyu Hyun jelas tak mengerti apa yang Young Hwa katakan. Ia sama sekali tak tahu apa yang terjadi belakangan ini. Jadi, jelas saja itu tak ia pahami.

Sementara itu, Young Hwa enggan menjawab pertanyaan Kyu Hyun. Ia lebih memilih menatap Kim Bum yang juga sedang menatapnya entah dengan tatapan apa.

AuroraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang