Chapter 18

156 12 0
                                    


Chapter 18

.

.

Perasaanku mulai tidak enak berapa hari ini, terbukti bingkai photo antara aku dan adikku Yuki. Tiba-tiba pecah begitu saja membuatku merasa cemas, apakah dia baik-baik saja disana.

Apa si brengsek itu memperlakuannya dengan baik, mana mungkin orang seperti Fukase mau memperdulikan adik kandungnya itu. Dia hanya mempikirkan kekuataan dan kekuasaan saja. Jujur saja aku tidak bisa tidur kali ini, mimpi buruk itu slalu datang.

"Sayang kamu ngk tidur.."teguran lembut menyandarkanku membuat diriku menatap Bibi kesayanganku, aku mengeleng pelan.

"Aku tidak bisa tidur.."tuturku

Bibi Ring menghelang nafas lalu menatapku. "Ada yang menganggu pikiranmu, Len.."tanyanya

"Iya.."jawabku pendek

"Tentang apa?"tanyanya lagi

"Tadi pagi.. tiba-tiba saja bingkai photo antara aku dan Imou-chan terjatuh begitu saja, dan yang bagian pecah adalah gambar Imou.."jawabku sedih

"Aku takut terjadi sesuatu padannya.."lirihku

"..Len!!"ucap Bibi Ring menatapku khawatir

"Tenanglah, bibi yakin Yuki-hime akan baik-baik saja.."tuturnya lembut

"Kuharap begitu.."balasku pelan

"Jadi ngk bisa tidur sekarang, apa perlu Bibi temeni"tawarnya

Aku mengeleng pelan. "Tidak perlu, bagimana Ryu-kun mencarimu.. jika tidak menemukan ibunnya disampingnya."tolakku halus tidak ingin merepotkan Bibinya itu.

"Lalu.. apa?"balasnya yang mengerti

"Aku tidur sendiri saja.."jawabku lembut.

"Bibi.., ini yang dipesan bibi-.."ucapan seorang gadis berpita putih itu terhenti, saat menyandarkan kedua orang didalam sana, membuat Ring menempukan tangannya.

Aku khawatir, bibi Ring meminta Rin untuk menemaniku tidur lihat saja dia bahkan bertepuk tangannya.

"Ah.. kebetulan kamu datang sayangku.."seru Bibi Ring

"Eh.. memangnya ada apa?"tanya Rin seperti biasa polos

"Bibi bisa minta tolong padamu."tanya Bibi Ring

Jangan katakan itu?

"Apa.."jawab Rin bingung

Rin kenapa kau menjawabnya sih..!!

"Tolong temeni Len-kun tidurnya.."pinta Bibi Ring menakupkan kedua tangannya sambil memohon pada Rin.

Dia malah mengatakannya.. -.-"

"Ehhh!!"balas Rin seketika memerah

Lah kenapa kamu yang memerah mendengarnya Rin.

"Kenapa.. memangnya ada apa?"tanya Rin sambil menatapku heran nampan yang ia bawa nakas milikku

Bibi Ring menujukku dengan wajah watadosnya, membuatku mengembukan pipi kesal. (An: Len lebih imut saat berekspersi begitu >~<)

"Temani.., Len-kun? Ya dia tidak bisa tidur karena mimpi buruk.."jawab Bibi Ring

Rin menatapku tanya. "Benarkah..!"ulang Rin

Aku membuang muka tak mungkin aku bilang kalau mau di temani, tapi apa boleh buat.

"Saa.. itu tanda dia mau ditemani Rin-chan.."ucap Bibi Ring

"Jangan seenaknya bilang begitu.."kataku kesal

Promise, Vampire Prince [END] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang