DUA PULUH SEMBILAN

468 21 1
                                    

Angga berlari menuju arah teriakan Gisel. Gisel menatap matanya, air matanya terus membasahi pipinya.

Bela tergeletak tak sadarkan diri, disebelahnya terdapat tumpukkan buku yang sepertinya sedang ia baca.

Dengan cepat Angga menelpon Ambulance.

Beberapa menit kemudian Ambuance datang, membawa Bela kerumah sakit. Gisel terus menangis dipelukan Angga. Gisel benar benar tak berpikir Bela akan menjadi seperti ini.

"Telpon Davin, Ngga", suruh Gisel. Angga mengeluarkan ponselnya, menelpon Davin meski ia sebenarnya agak malas berurusan dengan musuh nya sendiri.

Davin tak mengangkat telepon nya. Angga berdecak kesal.

"Ck! Ga diangkat", ucap Angga.

"Kita susul ambulance nya aja", ucap Gisel yang langsung masuk kedalam mobil Angga.

Mereka menyusul Ambulance itu. Angga menancap gas gila gilaan karena ia tak kuasa melihat Gisel terpuruk seperti ini.

Sampainya dirumah sakit, Gisel tak menunggu Angga. Ia langsung keluar dari mobil, mengikuti perawat yang membawa Bela.

Bela tertidur lemas. Wajahnya pucat. Cairan berbusa putih keluar dari mulutnya. Entah apa yang ada di pikiran gadis itu. Sampai sampai ia melakukan aksi bunuh diri seperti ini.

***

Dylan berlari menyusuri lorong rumah sakit. Tangannya gemetar. Yang ia pikirkan saat ini adalah Bela. Bela nya yang ia rasa sudah gila karena melakukan aksi yang super bodoh ini.

"Mana Bela?", tany Dylan.

"Di dalam. Masih ditangani", ucap Gisel. "Lo tau darimana Bela disini?", tanya Gisel.

"Angga nelpon gue", ucap Dylan.

"Mana Angga?", tanya Gisel.

"Disini", sahut Angga. Terlihat Jaya dan Imelda tepat dibelakang Angga.

Imelda memeluk Gisel erat.

"Gimana Bela?", tanya Imelda.

Gisel menggeleng. "Ini semua gara gara lo!", ucap Gisel sambil mendorong Dylan.

"Gue? Gue kenapa?", tanya Dylan tak mengerti.

"Lo ninggalin Bela disaat ia sedang terpuruknya! Lo laki laki gak berperasaan", ucap Gisel.

Imelda berusaha menenangkan Gisel.

Dylan menghela nafas. Meraih bahu Gisel, "Gue gak pantes buat dia", ucap Dylan perlahan.

"Dia sayang sama lo--Lan", ucap Gisel disertai isak tangisnya.

***

Bela membuka matanya. Ia bisa merasakan tubuhnya sangat sakit.

Ia melirik tepat disebelahnya. Dylan tertidur pulas sambil menggenggam tangannya. Bela merindukan ketenangan itu. Ia sengaja tidak membangunkan Dylan, hingga akhirnya Dylan terbangun sendiri.

"Kenapa gak bangunin gue?", tanya Dylan.

Bela menggeleng, "Udah lama gue gak liat lo tenang gitu", ucap Bela sambil mengukir senyum dibibirnya yang pucat.

"Dasar cewek gila", ucap Dylan.

Bela memelototkan matanya.

"Iya lo gila! Pake aksi bunuh diri segala buat narik perhatian gue", ucap Dylan.

"Awalnya gak mempan. Tapi karena paksaan temen temen akhirnya gue jengukin lo, bahkan nemenin lo disini karena paksaan mereka. Kalau gak mereka maksa mana mau gue", sambung Dylan.

LateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang