EMPAT PULUH TIGA

443 13 6
                                    

Bela sedang bersiap siap didepan cermin. Ia berdandan secantik mungkin. Karena hari ini ia akan berkencan dengan Dylan.

Liburan semester ini selalu ia habiskan bersama Dylan. Seperti menginap bersama Dylan, kemana mana bersama Dylan.

Bela merasa hidupnya sudah kembali membaik semenjak datangnya Dylan.

Bela sudah jarang bertemu dan kontak kontakan dengan Tegar. Laki laki itu sudah memiliki pacar sekarang. Yap. Pacar Tegar adalah teman Bela. Citnya. Gadis yang menolong Bela saat itu.

Pintu kamar Bela terbuka.

Tegar berdiri di ambang ambang pintu.

Ia tersenyum lebar.

"Hai gadis ku", sapa Tegar.

"Hai", sapa Bela.

"Mau kemana hari ini ?", tanya Tegar.

"Kencan", ucap Bela.

"Dengan siapa ?", tanya Tegar.

"Adrian", dusta Bela.

Bela berbohong kepada Tegar tentang kedekatannya dengan Dylan lagi. Karena ia tau Tegar tidak akan membiarkan Bela dengan Dylan menyatu.

"Wow. Liburan kali ini lo terus sama dia", ucap Tegar.

"Dan lo terus sama Cintya", ucap Bela.

Tegar tertawa.

"Bel, gue udah janji bakal jaga lo. Gue janji bakal jadi kakak buat lo", ucap Tegar.

Ia mendekat ke arah Bela.

"Gue minta maaf atas semua kesalahan gue Bel. Gue khilaf waktu itu", ucap Tegar.

"It's okay", ucap Bela.

"Lo harus jadi kakak kakak'an yang baik buat gue sekarang", ucap Bela.

"Itu pasti", ucap Tegar.

"Selesai", ucap Bela sambil menyemprotkan parfum ke arah dressnya.

Dress ungu yang baru saja Dylan belikan untuknya.

"Mau gue anter ?", tanya Tegar.

Bela terdiam.

"Ah enggak", ucap Bela.

Tegar menyipitkan matanya, "Hmm", ia berdehem.

Bela menaikkan alisnya, "Kenapa?", tanya Bela.

"Who's Adrian?", tanya Tegar.

"Kepo banget sih", ucap Bela.

"Ganteng gak Bel?", tanya Tegar.

"Better than you", ucap Bela.

Tegar tertawa, "Bisa aja lo", ucap Tegar.

"Udah ah, gue mau berangkat dulu", ucap Tegar.

"Kemana ?", tanya Bela.

"Jemput Cintya. Dia kerja sekarang di Toko Kue dekat sini", ucap Tegar.

"Wow", ucap Bela.

"Gue udah ngelamar dia", ucap Tegar.

"Are you serious?", tanya Bela yang membulatkan matanya lebar-lebar.

"Sejak kapan gue pernah bohong? Gue yakin dia cinta sejati gue", ucap Tegar meyakinkan.

"Maka dari itu gue berani ngelamar dia walau kita dekat baru setahun", lanjut Tegar.

"Pilihan yang tepat", seru Bela.

Tegar tersenyum. Ia senang Bela mendukung hubungannya dengan Cintya.

"Gue gak peduli masa lalu dia seburuk apa. Gue cuma fokus buat ngerubah dia dan jadi masa depan yang baik buat dia", ucap Tegar.

LateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang