DELAPAN

703 27 0
                                    

•••

Tenyata Dylan. Dengan senyum manisnya ia melirik Bela. Jantung Bela berdegub kencang.

"Minum aja", ucap Dylan.

"Ini lo yang mesen?", tanya Bela.

Dylan mengangguk, "Jangan minum yang kecut kecut terus, sekali sekali minum yang manis, biar senyum lo makin manis", goda Dylan.

Kali ini Dylan benar benar membuat Bela baper setengah mati. Dylan menahan senyumnya, wajahnya bersemu merah.

"Oh jadi selama ini senyum gue kecut ya Kak", ucap Bela.

"Jangan sebut gue 'Kak', biasa aja", ucap Dylan.

Bela melongo, "Bukannya tadi disekolah lo yang nyuruh manggil gue dengan sebutan 'Kakak'?", tanya Bela.

"Oh iya, sory gue bersikap dingin tadi sama lo. Btw jangan panggil gue kakak", ucap Dylan.

Bela tersenyum, "Lo kenapa baik banget sama gue?", tanya Bela sambil menyedot minuman itu.

"Emangnya orang kayak gue gak boleh baik ya?", tanya Dylan.

"Ya bukan gitu. Ah udahlah ribet ngomong sama lo", ucap Bela.

Tiba tiba ponsel Dylan berbunyi, ada panggilan masuk dari Jaya.

"Bel gue ngangkat telpon dulu ya", izin Dylan.

Bela mengangguk, ia masih fokus membaca chat di ponselnya.

Selang beberapa menit, Dylan datang.

"Bel, gue duluan gapapa ya? Ada urusan", ucap Dylan.

"Iya santai aja", ucap Bela.

Dylan tersenyum, lalu pergi entah kemana.
Bela pun segera menuju kasir untuk membayar, tapi ternyata makanan yang dibelinya sudah dibayar oleh Dylan. Yup! Bela memang beruntung.

***

Bela mengeluarkan semua novel yang ia beli tadi, dan menaruhnya di rak buku khusus untuk novel. Tiba tiba pintu kamar Bela diketuk. Bela segera membukanya, dan ternyata itu Davin.

"Hai kak", sapa Bela.

Davin hanya datar, "Habis darimana?", tanya Davin.

"Dari Mall. Kenapa?", tanya Bela.

"Sama siapa?", tanya Davin sinis.

"Sendirian, tapi tadi pas lagi di cafe bareng--", ucapan Bela terpotong oleh Davin.

"Dylan", sambung Davin.

Bela menunduk, ia tau Davin sangat benci kepada laki laki itu.

"Please kak, itu masa lalu dan jangan pernah bawa bawa itu sampai sekarang!", ucap Bela.

Davin menutup pintu kamar Bela dan menguncinya, lalu menarik Bela untuk duduk di kursi dekat ranjangnya.

"Denger ya Bel! Andai aja malam itu mereka dengerin penjelasan gue, sampai saat ini gak mungkin sekolah kita saling dendam!", jelas Davin.

"Kak! Tuhan itu gak pernah tidur, ia tau lo gak salah atas kematian kak Gita walau saat itu Kak Gita lagi sama lo", ucap Bela.

LateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang