BAGIAN 9

27 7 1
                                    

~Asya

Aku duduk disebuah bangku taman yang ada dikampus ku.Sejak kepergian Mara dan Tino aku jadi lebih sering sendiri yah walau kadang Pangeran datang untuk menemani ku.

Aku juga tidak mengerti kenapa aku bisa sedekat itu dengan orang baru padahal aku adalah orang yang susah bergaul.

Namun Pangeran berbeda dia tipe lelaki yang irit bicara juga ketus tapi,perilakunya bisa membuat ku sejenak lupa dengan Tino.

Yah aku sudah tidak berkomunikasi lagi dengan Tino sejak dia berangkat untuk lomba, jika soal Mara aku sudah tidak memikirkannya lagi.

Rencananya aku akan berhenti menjadi atlet dan meneruskan kuliah ku yang sempat tertunda karena dulu aku lebih memilih menjadi atlet.

Aku sudah membicarakan ini dengan mamah dan juga Abang Alhamdulillah respon mereka sangat baik dan mendukung ku.

Jika kalian bilang aku pengecut yah memang aku pengecut,aku memang keluar dari olahragawan karena alasan Tino juga Mara.

Aku hanya ingin berusaha melupakan Tino juga rasa kekesalan ku pada Mara, entah mengapa jika aku kembali ke kampus aku selalu teringat Tino mungkin karena hampir semua hari ku dihabiskan dikampus ini bersama Tino.

Bicara soal Pangeran dia adalah seorang atlet renang dia tidak ada dikampus ini, kemarin kemarin dia kekampus ku karena dia sedang menjalani pelatihan dikampus ku.

Drttt

Aku merogoh saku celana ku saat kurasakan ada pesan masuk keponsel ku

Tamara Putri
Asya jangan marah.

Amasya Amalia
Gue ga marah

Tamara Putri
Tapi, kenapa lu
Mau berhenti jadi atlet?

Amasya Amalia
Gpp nanti gue ceritain:)

Tamara Putri
Serius? Ga bohong kan.

Amasya Amalia
Gak ya Allah
Lo yang semangat ya!

Aku langsung menutup aplikasi Line ku tidak peduli dengan balasan Mara.
Mara memang belom tahu soal Tino yang memutuskan ku. Mungkin nanti ketika dia kembali aku akan cerita.

Seseorang duduk disamping ku sambil menyerahkan secangkir cup kopi latte.

"Makasih" aku mengambil kopi tersebut dan meminumnya pelan. Kurasa dia baru membelinya karena kopi ini masih panas.

"Hm" seperti biasa Pangeran hanya berdehem.

"Kenapa kamu kesini?" Tanya ku.

"Ada latihan" jawab Pangeran sambil sibuk bermain dengan ponselnya.

"Oh..."

Setelah itu hening hanya suara game dari ponsel Pangeran lah yang terdengar, aku menegak habis kopi yang diberikan Pangeran rasanya cukup menenangkan.

"Ayo makan"

"Saya gak laper" tolak ku halus

"Saya yang laper"

"Yaudah sana makan"

"Saya maunya sama kamu!"

"Pemaksaan!"

"Cewek kayak kamu ga bakal nurut kalo gak dipaksa!"

Ucap Pangeran sambil menarik tangan ku, dengan terpaksa aku bangun dari duduk ku dan mengikuti Pangeran yang terus menarik tangan ku.

ASYATINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang