BAGIAN 17

26 8 1
                                    

Lagi lagi Tino menyeka air matanya yang hampir jatuh,entah mengapa rasanya begitu menyesakkan dan menyedihkan pikirnya.

"Yahhh tamatttt" Ucap Bagas ketika flm yang mereka tonton selesai.

"Gila seru banget ya gas gue sampe terharu" Sahut Tino kembali mengusap air matanya.

"Kan udah gue bilang tuh flm seru banget, haduh jadi pengen nonton lagi" Kata Bagas sambil menutup layar laptopnya.

"Udah udah mata gue udah sakit ntaran aja kita nonton"

"Siap bos" Ucap Bagas.

Bagas pun menyimpan kembali laptop nya ketempat semula kemudian ikut berbaring bersama Tino dikasur.Biasanya Andre akan ikut dengan mereka namun karena Andre sedang sibuk jadilah mereka hanya berdua saja.

"Gimana berhasil ngajak Asya?" Tanya Bagas menoleh sebentar kearah Tino kemudian kembali keposisinya lagi.
"Hem" Gumam Tino.

"Kenapa si ngajak Asya?"

"Kayaknya gue bakal perjuangin dia lagi deh" Ucap Tino bangun dari posisi tidurnya.

"Jangan gitu lah"

"Loh kenapa?"

Bagas menghela nafas kemudian ikut duduk dikasur bersama Bagas.

"Gini ya no kalo lo terus-terusan kek begini gimana sama Asya,ntar dia makin lama move on nya"

"Tapi,gue gak bisa bohongin perasaan gue gas"

"Terserah lah gue ngantuk"

Bagaspun langsung membaringkan tubuhnya diikuti oleh Tino, biarlah seperti ini pikir Tino.

Tino menggeliatkan tubuhnya saat merasakan silau dari sinar matahari kemudian bangun dari tidurnya.

Tino melihat kesamping sudah tidak ada Bagas disana yah mungkin Bagas sudah pulang sejak pagi.

Setelah selesai mandi dan bersiap-siap Tino turun dari kamarnya dan mendapati ayah dan ibunya sedang duduk dimeja makan.

"Pagi mah pah" Sapa Tino sambil mengecup pipi mamahnya.

"Pagi sayang" Jawab orang tua Tino berbarengan.

"Hari ini kamu latihan no?" Tanya stephen papah Tino.

"Gak pah hari ini Tino mau bantu-bantu Andre" Jawab Tino sambil memakan sarapannya.

Stephen pun kembali sibuk dengan sarapannya,akhirnya mereka sarapan dengan tenang sesekali mereka bergurau.

Keluarga Tino bukanlah keluarga yang penuh dengan keheningan atau keluarga tanpa cinta dan kasih sayang
keluarga Tino adalah keluarga yang harmonis namun adakalanya mereka memilih diam jika sudah tidak ada yang ingin dibicarakan.

"Mah pah Tino berangkat dulu ya" Ucap Tino setelah selesai sarapan.

"Hati hati no" Ucap Stephen.

"Iyah pah selalu"

"No bilang sama Andre maaf mamah ga bisa bantu-bantu soalnya mamah ada acara" Ucap Berlin mamah Tino.

"Iyah mah ntar Tino bilangin, yaudah ah Tino berangkat dulu by!" Kata Tino berlalu pergi.

Setelah beberapa menit akhirnya Tino sampai dikediaman rumah Amel disana juga sudah ada Bagas,Mara dan juga teman-teman yang lain begitu pun Asya.

Langkah Tino berhenti sejenak ketika melihat Asya yang sedang duduk manis sambil berbincang dengan Mara juga Amel tak sadar bibir Tino mengembang membentuk sebuah senyuman.

ASYATINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang