BAGIAN 15

37 7 3
                                    

~Tino

Lagi-lagi aku hanya bisa menghela nafas sambil memandangi foto Asya diponselku.

Ku pikir Asya akan menerima tawaran ku untuk balikan tapi, ternyata tidak mungkin kehadiran Pangeran diantara retaknya hubungan kami memberi pengaruh besar bagi Asya.

Sejujurnya aku tidak terlalu serius mengatakan bahwa aku akan memperjuangkan Mara niat ku hanya untuk membuat Asya merasa sangat membenci ku namun,lagi-lagi aku selalu kalah dengan air mata Asya.

Jika kalian bertanya mengapa aku tega meninggalkan Asya sendirian diroofdop kampus waktu itu alasannya hanya aku tidak bisa melihat Asya menangis,taukah kalian saat aku melihat air mata Asya jatuh saat itu juga aku merasakan seseorang sedang menusuk-nusuk jantung ku. Kalian bisa bilang ini berlebihan tapi,ini nyata aku yang merasakannya.

Tidak mengerti mengapa aku bisa secinta ini pada Asya jika saja aku bisa meninggalkan Tuhan ku mungkin sudah sejak lama aku meminang Asya.

Ku lihat Andre berjalan kearah ku dengan baju basah bekas keringat.
Entah mengapa aku sedang tidak mood latihan jadi,aku hanya duduk dipinggir lapangan.

"Napa lu?"

"Biasa" Jawabku sambil memasukkan ponsel ke tas ransel yang ku bawa setiap pergi latihan.

"Perasaan masalah lu sama Asya gak selesai-selesai deh"

"Gimana mau selesai orang masih sama-sama sayang" Tukas Bagas tiba-tiba duduk disebelah ku.

"Dari mana?" Tanya ku karena sejak tadi tidak melihat Bagas.

"Kencan dungs"

"Najis" Sahut Andre.

Aku hanya tersenyum mengejek.

"Persiapan pernikahan lu gimana?" Tanya ku pada Andre.

"Alhamdulillah lancar"

"Wisss sekarang mah udah Alhamdulillah ajaaa yaa" Ucap Bagas disebelah ku.

"Iya dong kata Amel Alhamdulillah digunakan saat kita merasa bersyukur"

"Iyaaaa deehhh hahahaha"

Aku hanya diam dan melihat mereka melanjutkan obrolan seputar islam. Yahhh jadi sekarang hanya aku yang bukan seorang Islam diantara sahabatku.

Rasanya aneh seperti ada sesuatu yang mengganjal diperasaan ku ini namun tak tahu itu apa.

"Undangan kapan disebar?" Tanya ku sengaja mengganggu acara obrolan mereka.

"Besok palingan,kalo masalah itu si Amel yang ngurus"

"Oh..."

"Tapi, yang dateng ke kawinan gue harus berpasangan" Lanjut Andre.

"Eh emang setan ya lu udah tahu kita pada jomblo!" Ujar Bagas.

"Yeee bodo amat gak ngurus"

"No lu dateng sama siapa?" Tanya Bagas pada ku.

Aku hanya menggedikan bahu tanda tak tahu.

"Yah dia sama Asya lah" Kata Andre.

"Apaan!" Sahut ku tak terima.

"Yaa trus lu mau dateng sama siapa?" Ucap Andre lagi.

"Ya..ya sama siapa aja!" Kenapa aku jadi gagap seperti ini sih.

Andre hanya terkekeh tidak jelas dasar.

Tiba-tiba Bagas menggenggam tanganku dengan kedua tangannya.
Aku menatap Bagas risih apa apaan ini.

ASYATINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang