BAGIAN 14

34 7 2
                                    

"mau...tapi.." Asya menggantungkan ucapannya semakin membuat Tino penasaran.

"Tapi apa sya?"

"Hubungan yang seperti apa yang bakal kamu kasih ke aku?" Tanya Asya.

"Hubungan yang penuh cinta"

"Cinta tanpa kepastian sia-sia Tino, dulu kamu yang ngasih tau aku kalo kita gak mungkin bisa bersatu dan hubungan ini bakal sia-sia.Lantas kenapa kamu masih ingin mengulang sesuatu yang ujungnya sudah tertebak"

"Maaf Tino aku gamau merasa sakit hati untuk kedua kalinya karena kamu" Lanjut Asya sambil melepaskan genggaman tangan Tino.

Tino hanya menunduk tidak tahu harus berbuat apa.Dia fikir Asya akan menerimanya kembali namun keadaan yang menghalanginya.

"Tuhan gak adil sya" Sahut Tino tiba-tiba.

"Apanya yang gak adil?"

"Dia membiarkan mahluknya jatuh cinta pada siapa saja namun dia tidak membiarkan mahluknya memilih sendiri dengan siapa kita akan bersama"

"Semua orang punya jodonya masing-masing Tino kita harus percaya"

"Kenapa aku dan kamu diciptakan dengan Tuhan yang berbeda?" Ucap Tino sambil menatap Asya dengan mata yang berkaca-kaca.

Asya tak tahan lagi dia langsung memeluk Tino erat dan menangis sejadi-jadinya,ini sangat berat bagi mereka sungguh.

Tino membalas pelukan Asya dan ikut menangis untungnya taman ini sepi jadi tidak ada yang melihat mereka.

"Kita emg gak ditakdirkan untuk bersama" Ucap Asya belum melepaskan pelukannya.

"Seandainya kamu bisa dengar suara hati ku sya.Aku cinta banget sama kamu"

"Aku juga sangat mencintai kamu"

Tino melepaskan pelukannya dan menghapus air matanya kemudian beralih menghapus air mata Asya.

Asya hanya diam sambil terus memperhatikan Tino.

"Terimakasih Asya" Ucap Tino kembali menggenggam tangan Asya.

"Untuk?"

"Semua rasa cinta rasa sayang dan ketulusan hati yang kamu berikan padaku,maaf tidak bisa berbuat apa-apa untuk hubungan ini.Jangan pernah benci aku sya kali ini aku ingin bilang secara baik-baik maukah kamu putus dengan ku secara baik-baik dan tanpa rasa benci?"

Asya kembali menetes air matanya apakah hubungan ini benar-benar akan berakhir pikir Asya.

"Iyah" Jawab Asya.

"Terimakasih sya"

Perlahan Tino mendekat dan mencium kening Asya, Asya hanya dapat memejamkan matanya.

Setelah itu Tino berdiri dan pergi meninggalkan Asya,Asya hanya tersenyum melihat kepergian Tino kemudian dia pun berjalan untuk pulang.

Asya sengaja ingin berjalan kaki dia butuh ketenangan sejenak Asya terus berjalan hingga ia sampai dirumahnya.Begitu sampai didepan rumah ia menemukan mobil Pangeran disana.

Asya dapat melihat Pangeran yang sedang duduk di kursi teras rumahnya. Asya menghampiri Pangeran.

"Pangeran" Panggil Asya.

Pangeran mendongakkan kepalanya kemudian berdiri dari duduknya.

"Hp kamu kemana? Kok gak aktif saya khawatir!"

"Boleh peluk kamu?" Tanya Asya.

Pangeran merasa bingung akan sikap Asya dia hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

ASYATINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang