BAGIAN 4

40 8 0
                                    

~asya

Hari ini dimulai seperti biasanya aku menunggu Tino menjemput ku dirumah.

Tentang perdebatan kami kemarin kita akan membicarakannya sepulang latihan hari ini.Aku hanya berharap semuanya akan baik baik saja dan akan ada jalan bagi hubungan kami.

Sejujurnya aku sangat ingin Tino seperti Andre yang rela melakukan apapun demi cintanya pada Amel, namun aku juga tidak boleh egois.

Mamah pernah bilang berani jatuh cinta artinya kita berani patah hati karena tidak ada cinta yang sempurna sebab cinta datang pasti diiringi dengan luka.

Setelah lima belas menit menunggu. Mobil Tino akhirnya memasuki halaman rumah ku yang tidak begitu luas,aku tersenyum padanya saat dia turun dari mobil.

Aku berdiri mengecek kembali isi tas ku dan menghampirinya yang juga berjalan kearah ku.

"Lama?" Tanya Tino sambil menyerahkan jus mangga yang aku pesan tadi agar dia membawakannya sebari menjemput ku.

"Gak begitu lama,terimakasih"aku mengambil jus mangganya dan meminumnya sedikit.

"Langsung berangkat atau mau sarapan disini?" Tanya ku pada Tino.

"Langsung aja tapi,mamah mu mana?" Ini yang aku suka dari Tino dia selalu sopan dan hormat kepada keluarga ku meski mamah belom sepenuhnya menerima Tino.

"Mamah tadi pagi pergi ke pasar katanya mau belanja bulanan"

"Yaudah ayo nanti telat" katanya sambil menarik tangan ku membukakan pintu mobil dan meletakan tangannya di atas pintu agar kepala ku tidak membentur pintu atas mobil.

Perhatian yang seperti ini lah yang membuat ku selalu mencintainya.

Tino memutari mobil,masuk kedalam mobil dan mulai melajukan mobilnya.

"Pulang latihan jam berapa?" Tino membuka pembicaraan dengan bertanya pada ku.

"Seperti biasa" Jawabku seadanya

"Kalo gitu aku jemput kamu diruangan mu"

"Gausah lah berlebihan" tolak ku yang langsung membuat Tino menoleh sekilas pada ku.

"Apanya yg berlebihan?"

"Menjemput ku diruangan ku"

"Itu biasa saja"katanya enteng dia tidak tau bagaimana Mara dan teman teman ku yang lain meledek katanya aku cewek manja.

"Terserah kamu deh" aku hanya tidak ingin kembali berdebat setelah ini.

"Oke aku jemput kamu" putusnya final.

-----

Kami sampai dikampus Tino langsung membukakan pintuku dan mengantar ku keruangan ku.

Setelah tiba diruangan ku Tino langsung bergegas pergi katanya dia ada latihan pagi kalo tau begitu kenapa harus mengantar ku segala.

Aku masuk keruangan ku,sudah agak ramai Mara juga sudah datang dia sedang pemanasan seperti biasa Mara keliatan begitu cantik dengan keringat yang membanjiri tubuhnya.

Mara begitu hebat dia sudah banyak memperoleh penghargaan dibandingkan dengan ku yang jarang diikut sertakan lomba.

Aku hanya heran kenapa Mara menyukai kakak ku yang dingin itu padahal banyak lelaki yang memuja dan menembak Mara tapi,selalu dia tolak mentah-mentah.Bagaimana tidak banyak yang menyukai Mara dia cantik dengan rambut panjang lurusnya yang berwarna agak kecoklatan,bibir atasnya yang tebal bulu mata lentik hanya satu kekurangannya sikap Mara yang blak-blakan dan cerewet.

ASYATINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang