7. Pulang

2.3K 314 79
                                    

Japan Open telah berlalu. Para atlet telah mempersembahkan performa terbaiknya. Tahun ini, Indonesia berhasil menyabet 2 medali emas dari cabang ganda putra dan tunggal putra.

Tentu saja Jonatan Christie salah satunya.

Jenny tersenyum lebar. Bersama atlet-atlet lainnya, mereka menunggu tim Indonesia untuk mendarat di Bandara Internasional Soekarno-Hatta.

Senyum Jenny, bukan hanya karena akan menyambut tim Indonesia. Tapi karena Jojo, atlet tunggal putra yang berhasil mempersembahkan emas untuk Indonesia.

Belum lagi kata-kata Jojo yang sampai sekarang masih terngiang dibenaknya.

"Tunggu gua bawa pulang emas, oke?"

Dan laki-laki itu berhasil mewujudkan perkataannya. Senyum Jenny semakin melebar mengingat hal itu, membuat Kintan di sebelahnya mengernyit bingung.

"Heh, kenapa nih senyum-senyum mulu?"

Jenny hanya tersenyum menanggapinya, membuat Kintan tertawa seketika.

"Pasti lo gak sabar nunggu kak Jojo, kan? Ya kan ya kan?"

"Hah? E-enggak. Apaan sih."

"Yeeee hahaha, terciduk kan lo."

Jenny menyembunyikan wajahnya yang memerah, "Sok tau! Tau dari mana sih, Kin?"

Kintan tersenyum jahil, "Lo chat-an, telponan, selama dia di Jepang ya kan? Semua udah pada tau kali, Jen."

Perkataan Kintan membuat Jenny terbelalak, semua sudah tau?!

"Haha, biasa aja mukanya, neng."

"Serius, Kin?"

Kintan menyeringai, "Cie sampe takut gitu, jadi bener dong sering chat-an telponan sama kak Jojo?"

Sial, jebakan!

Jenny tersenyum malu, membuat kintan tertawa terbahak-bahak. Cewek itu berhasil menjebak Jenny untuk secara tidak langsung mengakui hubungannya dengan Jojo. Walaupun sebenarnya belum bisa disebut hubungan.

"Tenang, tenang. Gua bisa tutup mulut kok."

Jenny tidak menanggapi lagi, pipinya sudah benar-benar panas. Entah bagaimana caranya Kintan bisa tahu, Jenny tidak mau ambil pusing. Lagipula, ia sudah berniat tidak akan mengelak. Ya, biarkan semuanya mengalir.

"Yah! Mereka datang!"

Para kameramen dan reporter sudah siap untuk meliput. Flash dari kamera ada dimana-mana. Jenny baru pertama kali merasakan situasi seperti ini. Pasti sangatlah senang menjadi atlet-atlet yang disambut dengan bangga seperti ini. Dan Jenny berharap akan menjadi atlet itu, secepatnya.

Mata Jenny langsung bisa menangkap Jojo dengan jaket merah 'Tim Indonesia'nya. Tidak banyak perubahan yang signifikan, karena mereka baru berpisah selama seminggu. Tetapi Jenny benar-benar tidak bisa mengelak, ia merindukan senyuman itu.

Jojo tersenyum, memberikan lambaiannya pada kamera yang menyorot pada mereka. Di lehernya, medali emas tergantung dengan sangat indah. Seakan medali itu benar-benar berada di leher yang tepat.

Jantung Jenny berdetak tidak karuan. Memikirkan pemilik wajah tampan inilah yang kemarin menelponnya, mengiriminya pesan, membuat Jenny semakin tidak percaya. Dari sekian banyak wanita, kenapa dia yang beruntung?

Mata Jojo berhasil menangkap Jenny diantara kerumunan orang-orang. Cewek itu mengenakan kaus merah marun, membuatnya terlihat sangat cantik. Jojo melambai lagi, namun kali ini kepada Jenny.

"Wah Jojo ngelambai ke siapa?"

"Jojo ngelambai-lambai ke cewek nih ya?"

"Jo, gimana nih rasanya akhirnya bisa mempersembahkan medali emas lagi untuk Indonesia?"

VOIR | Jonatan ChristieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang