3. Latihan?

2.8K 339 80
                                    

Jenny terus memikirkan kejadian kemarin. Memangnya Kak Jojo dan Kak Jorji sedekat itu ya? Kenapa mereka bisa foto seperti itu? Kenapa muka mereka nampak bahagia di foto itu?

Jenny rasa pikirannya sudah di penuhi dengan Jojo dan Jorji. Entah mengapa ia merasa tidak rela ketika melihat kedekatan mereka berdua.

Emang gua ini siapa?

Kata itu juga selalu muncul ketika Jenny bertanya-tanya akan kedekatan mereka berdua.

Jenny menepuk-nepuk kepalanya untuk menyadarkan dirinya dari hal tersebut, "Oke Jenny, santai, santai. Gausah dipikirin! Oke..."

Nafas Jenny berhembus kencang, "Gak bisa!"

"Kenapa juga sih Kak Jojo ngeliatin gua gitu banget? Kenapa Kak Jojo senyum kalo ngeliat gua? Kenapa juga gua harus ngeliat dia senyum? Kenapa gua gak rela ngeliat Kak Jojo sama Ka Jorji? Kenapa Kak Jojo keliatan bahagia sama Kak Jorji? Kenapa?!" Jenny kesal sendiri jadinya. Gak tau kenapa semuanya malah dibuat sulit oleh dirinya sendiri.

Tapi kekesalan itu akhirnya dapat dikalahkan oleh kesadaran dari dirinya, "Oh iya ya, Kak Jojo senyum sama gua pasti kan karena dia punya mulut! Masa punya mulut harus cemberut aja. Ya kalo ketemu orang pasti senyum kan..."

"Iya bener! Lah kenapa sekarang gua jadi orang baperan gini ya?! Kak Jojo kan pasti baik dan senyumnya ke semua orang, bukan ke gua a-"

"Jen lo kenapa?!" sahutan suara dari belakang Jenny membuat Jenny menghentikan ucapannya. Ketika Jenny menoleh yang tengah di dapatinya adalah Kintan, mantan teman sekamarnya sebelum ia berada di pelatnas ini. Hal itu membuat Jenny jadi malu setengah mati, apa tanggapan temannya ini melihat Jenny berbicara sendiri pake acara nunjuk-nujuk jari lagi!

Kintan terlihat bingung melihat tingkah laku temannya ini, langsung saja ia mendekati Jenny dan memegang dahinya, "Jenny sehat?"

Jenny terlihat gelagapan, bingung namun seraya berpikir alasan apa yang tepat untuk melontarkan jawaban kepada Kintan.

Baru saja Jenny mau menjawab, ucapannya itu malah keduluan oleh ucapan Kintan, "Jen, disuruh kumpul kita semua ke lapangan mau latihan."

Dalam hati, Jenny merasa agak lega ketika Kintan tidak lanjut membahas apa yang terjadi kepadanya tadi.

"Yaudah itu aja. Gua duluan ya!" ucap Kintan.

***

Tepat pukul delapan pagi seluruh atlet pelatnas telah berkumpul di lapangan. Mereka tampak diam memerhatikan ucapan dari Coach Herry.

"Jadi pembagian pasangan untuk latihan saat ini. Beberapa dari kalian ada yang melatih adik tingkat ya. Sisanya boleh cara partner sendiri,"

"Rina dan Rian,"

"Jorji dan Kintan,"

"Jenny dan Ihsan,"

"Jojo dan Rizkhi,"

Dalam satu lapangan berisi masing-masing empat orang. Sebelum memulai latihan Ihsan dan Jenny memulai perkenalannya terlebih dahulu.

"Jenny Kak," Jenny menyodorkan tangannya ke hadapan Ihsan dengan maksud memperkenalkan dirinya.

Ihsan membalas dengan menjabat tangan Jenny, "Ihsan.", setelah memperkenalkan diri keduanya mengakhiri jabatan tangannya, "Jenny gimana teknik-teknik yang udah dikuasai? Udah sejauh mana?" tanya Ihsan.

VOIR | Jonatan ChristieTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang