"Sumpah ya Jo! Lo itu goblok banget tau gak!"
Sedari tadi Ginting tak habis-habisnya mencerca kebodohan yang baru saja dilakukan Jojo.
Jojo hanya diam, memang benar yang dikatakan Ginting kelakuannya tadi memang sangat bodoh. Kenapa ia harus mencari alasan yang sangat tidak masuk akal?
"Nih ya Jo,"
Jojo masih diam tidak mendengarkan ucapan Ginting membuat Ginting kesal sendiri.
Kesal, Ginting akhirnya menopang wajah Jojo dengan kedua tangannya, mengarahkan wajah Jojo menghadapnya dan menatap dalam mata Jojo.
"Eh anjir! Lo mau ngapain! Hush, jauh-jauh dari gua! Jangan macem-macem ya, Ting! Gila lo!"
Jojo syok. Ia refleks kabur dari tempatnya ke ujung pintu berada. Ginting mendecak sebal sambil bergumam, ini anak kenapa jadi lebay gini sih.
"Jo!" Ginting mendekat, Jojo semakin mendempetkan tubuhnya ke pintu takut dengan Ginting yang pikirnya akan melakukan apa-apa kepadanya.
"Ngejauh! Jangan deket-deket!"
"Emang ya, cinta itu bikin orang jadi bodoh, ya ini nih contohnya." ucap Ginting
"Ting gua gak cinta sama lo serius! Tolong ting... Kemana ginting yang suka sok kalem, gak barbar kayak gini. inget Ting, Gua masih normal!" ucap Jojo dramatis.
Sumpah, Ginting gak ngerti lagi sama Jojo kenapa dia jadi seperti ini sih? Astaga, ginting cuma bisa geleng-geleng kepala jadinya.
"Heh, lo kira gua gak normal! Gua punya cewek ya! Lo ini kenapa jadi dramatis gini sih? Gua tuh niatnya baik padahal, cuma mau ngasih nasehat, lah elo kenapa malah kabur!"
Tanpa disadari Ginting sudah berada didekat Jojo, ucapan terakhir tadi disertai dengan jitakan tepat di kepala Jojo.
"Aduh,"
"Oke, gak mau ngomong panjang gua, lo kalo punya perasaan lebih sama Jenny, gua saranin lo cepet ungkapin deh. Ibarat jemuran, kalo dianggurin aja, digantungin aja, gak di ambil-ambil ya bisa ilang di ambil orang. Lo mau Jenny lo itu diambil duluan sama orang?"
"Dah ah, daripada gua disini lama-lama takut ketularan virus lo yang lagi angong gini, mending gua keluar, dah ah geser lo gua mau keluar!"
Ginting mendorong pelan tubuh Jojo yang menghalangi jalan keluarnya.
Mendengar perkataan Ginting tadi, emang ada benarnya sih, kenapa Jojo enggak mencoba mengungkapkan saja?
'Oke, mungkin ini waktunya.'
***
J
enny dikamarnya sibuk tertawa kecil sendiri, entah kenapa setelah Jenny sadar akan kelakuan Jojo tadi membuatnya tak dapat menahan tawa. Dia sangat yakin bahwa Jojo tadi hanya mengeles dengan alasan yang tidak masuk akal sekali.
Jelasnya, uang 500-an yang diambil Jojo tadi adalah uang miliknya yang terjatuh dan belum sempat ia ambil, lalu Jojo malah mengaku uang itu miliknya.
Jenny tak dapat menahan tawa kecilnya itu, lama-lama tawanya itu bertambah besar membuat Rina yang sedang beristirahat terganggu.
"Astaga Jenny! Gua lagi enak-enak mimpiin doi yang bentar lagi mau nembak gua dan gara-gara ketawa lo yang kaya mak lampir itu, ambyar semuanya,"
KAMU SEDANG MEMBACA
VOIR | Jonatan Christie
Fiksi PenggemarJenny Calista, atlet bulutangkis yang tahun ini dapat mewujudkan harapannya untuk dapat bergabung ke dalam pelatnas bertemu dengan idolanya, Jonatan Christie. Seorang atlet badminton kenamaan Indonesia, yang memiliki segudang prestasi baik di dalam...