Jojo benar-benar sudah mentok. Ia bingung harus mencari kemana lagi. Tersangka pertama, Rian, sudah berhasil melarikan diri. Dan Jojo tidak bisa menemukan clue lain siapa pencuri sepatunya.
Sepatu itu! Tentu saja itu sangat berharga untuknya. Itu adalah pemberian pertama dari Jenny, dan pastinya akan selalu ia jaga. Tapi hari ini, Jojo benar-benar jengah ketika semua atlet seakan menatap sepatunya dengan lapar. Lapar dalam artian ingin menginjak-injak sepatu itu.
Jenny belum tahu soal hilangnya sepatu itu, dan Jojo tidak akan memberi tahunya. Mana tega dia ngeliat Jenny sedih nanti.
"Ngapa sih, bro? Sepet bener tuh komuk."
Jojo menoleh dan mendapati Ihsan yang berkacak pinggang menatapnya. Cowok itu kemudian mengernyit melihat wajah Jojo yang benar-benar lecek.
"Kenapa cuy?"
"Lo ngambil sepatu gua ya?!" tembak Jojo langsung.
"Hah?!"
"Ngaku lo, San!" tembak Jojo lagi.
"Apaan sih? Kagak!"
"Tolong, San. Balikin, tolong! Sumpah gua gak tau harus gimana lagi kalo sepatu itu ilang!" Jojo menghadang jalan Ihsan ketika cowok itu ingin pergi.
"Sumpah, Jo! Gua gak nyumputin sepatu lo!"
"Terus siapa?"
"Yee mana gua tau, bahlul!" Ihsan bergeser, berusaha mencari celah kosong untuk melewati Jojo. Sebenarnya cowok itu lagi kebelet pup dan kepingin cepet-cepet sampai di toilet.
Tapi Jojo seakan tidak ingin membebaskannya. Ia merentangkan tangannya untuk memblokade jalan Ihsan.
"Woy kipli! Gua kebelet! Pegi lu awas!"
"Gak mau sebelum lo bantu gua nyari sepatu yang ilang!"
"Elah! Kayak cinderella aja lu! Gua kecepirit ntar nih, minggir!"
Jojo hanya menggeleng. Mata mereka kemudian berpandangan sesaat. Jojo dengan wajah memohonnya, dan Ihsan yang memandanginya datar. Detik berikutnya, Ihsan menjitak kepala Jojo.
"Eh kunyuk! Tuh ada CCTV noh di pojok! Cek CCTV aja lu sana ah jangan bawa-bawa gua!" Ihsan kemudian melompat-lompat gelisah, "Gua kebelet ini hadoh! Awas begooo!"
Tanpa menunggu Jojo, Ihsan langsung saja menabrak tubuhnya demi menerobos Jojo yang menghalangi jalannya. Membuat pantat Jojo mendarat di lantai dengan sangat indah.
"WOY SAKIT BEGO!"
***
Setelah dipikir-pikir, Jojo terkekeh geli pada kebodohannya sendiri. Bagaimana ia bisa lupa kalau di lorong ini ada CCTV. Kenapa pikirannya gak sampai kesana?
Jojo langsung saja pergi ke bagian security. Ia tidak sabar untuk menemukan siapa pencuri sepatunya. Dan tidak sabar juga untuk kembali bertemu dengan sepatu pemberian Jenny.
Security langsung mengizinkan ketika Jojo menjelaskan kronologi cerita hilangnya sepatu itu. Dan hasil yang terlihat di monitor benar-benar membuat Jojo menganga.
3 orang laki-laki yang tidak dapat dikenali wajahnya. Mereka semua memakai sarung yang dibentuk sedemikian rupa membuat mereka terlihat seperti ninja.
Salah seorang dari laki-laki itu menjaga di tikungan lorong. Mengawasi dari kejauhan kalau-kalau akan ada orang yang memergoki mereka.
Orang kedua, berjaga di lorong lainnya. Tapi entah kenapa, Jojo merasa begitu hapal dengan gerak-gerik cowok itu. Caranya berjalan, caranya menoleh, Jojo seakan sudah mengenalinya sejak lama.
KAMU SEDANG MEMBACA
VOIR | Jonatan Christie
FanfictionJenny Calista, atlet bulutangkis yang tahun ini dapat mewujudkan harapannya untuk dapat bergabung ke dalam pelatnas bertemu dengan idolanya, Jonatan Christie. Seorang atlet badminton kenamaan Indonesia, yang memiliki segudang prestasi baik di dalam...