Jenny mengusap rambutnya yang basah. Keramas membuatnya segar kembali. Tangannya masih sibuk mengeringkan rambutnya, bersamaan dengan bibirnya yang terus melantunkan lagu yang sama sedari tadi.
I met you in the dark, you lit me up. You make feel as though i was enough.
Jenny meraih sisir biru yang ia letakkan di meja rias. Mulai menyisir pelan rambutnya. Bibirnya memang terus bersenandung, namun pikirannya tidak bisa terlepas dari momen itu.
Entah sejak kapan, wajah Jojo sudah mendominasi pikirannya. Sore tadi, tepat setelah mereka menyanyikan lagu bersama-sama. Jenny merasakan jantungnya tidak dapat dikontrol lagi. Organ itu berdetak seakan menghentak-hentakkan dadanya. Cowok yang menjadi idolanya itu benar-benar membuatnya salah tingkah.
Flashback On
"Oke, Say You Won't Let Go."
Jenny mulai memetik gitarnya dengan gugup. Namun saat ini pikirannya benar-benar amburadul. Fokusnya terpecah hingga tidak bisa mengingat jelas kunci-kunci gitar yang sebelumnya dengan lancar ia mainkan. Jenny berhenti memetik gitarnya, kemudian melihat Jojo yang terus memandanginya sedari tadi.
Cowok itu terkekeh pelan, menghentikan kontak mata antara mereka. Entah apa yang membuatnya tertawa, Jenny tidak mengerti. Yang ia tahu, jantungnya benar-benar menghentak dada untuk saat ini.
Jenny menggigit bibirnya dalam-dalam. Berusaha menahan sudut bibirnya untuk ikut tertarik. Senyuman Jojo benar-benar menular padanya.
"Aelah bukannya mulai nyanyi malah pandang-pandangan! Terus salah tingkah, terus buang muka, terus pipinya merah, terus pandangan lagi, terus salah tingkah lagi, terus-" Fajar berceloteh panjang lebar.
"sstt, bisa diem gak sih lu! Biarin aja jangan diganggu." Greysia Polii memandang Fajar horor, kemudian kembali menatap Jenny dan Jojo dengan senyum lebarnya.
Jojo membuka suara, "Ya udah sini gua aja yang maen gitarnya. Lo yang nyanyi, dek."
Jojo bangkit, pindah duduk tepat disebelah Jenny. Setelah mengambil alih gitar itu di tangannya, Jojo mulai memetik nada.
Jenny memandangi wajah laki-laki disebelahnya memetik gitar sambil memejamkan mata. Cowok itu seakan terlihat sangat menghayati apa yang ia lakukan. Begitu tenggelam memandangi, tanpa sadar Jojo membuka matanya. Cowok itu balas memandangnya, tepatnya menunggu Jenny mulai bernyanyi.
Jenny terpejam, berusaha larut dalam petikan nada itu. Dan detik berikutnya suara indah itu mengalun bersamaan dengan suara Jojo yang ikut mengiringi.
Flashback Off
Senyuman itu masih mengembang sejak tadi. Jenny seakan dibuat senyum-senyum gak jelas semalaman ini. Karena tingkah Jojo! Rina, teman sekamarnya, memandang dengan tatapan bingung.
"Lo itu kenapa, Jen?"
Jenny tersentak, pikirannya dipaksa kembali pada kenyataan. Saat menoleh, didapatinya Rina bersidekap dada. Jenny terkekeh pelan, "Kenapa sih? Gue gak apa-apa ah."
"Lo itu ya, semenjak tadi sore aneh tau gak. Senyum-senyum gak jelas. Terus ngelamun mulu. Kasmaran ya lo?"
"Apaan sih lo!"
Rina ikut duduk di samping Jenny, "Jadi, cowok ganteng mana yang bikin lo baper parah seharian ini?" tanyanya sambil menaik turunkan alis.
"Duh, Rina. Cowok apaan sih? Gak ada."
"Cerita kali, Jen." desak Rina lagi, "Berapa tahun gue kenal lo? Gue tau betul gimana gerak-gerik lo yang aneh kayak gini."
Jenny menyembunyikan wajahnya di balik selimut, "Apaan cobaa? Gak ada apa-apa Rinaku sayang."
"Hih, ya udah. Kalo emang udah official, awas lo sampe gak cerita-cerita ke gue!"
Jenny tersenyum di balik selimutnya. Official? Sama kak Jojo? Mana mungkin! Hayalan tingkat tinggi!
Beberapa detik keheningan melanda, Jenny masih tetap pada posisinya. Rina sibuk dengan ponselnya. Entah apa yang ia lakukan, tapi cewek itu terlihat sangat fokus.
"Jen! Kak Jorji sama kak Jojo itu deket tah?" Rina menepuk-nepuk kaki Jenny heboh, "Waduh retak deh aku."
Jenny bangkit, mendekat pada Rina yang masih memandang ponselnya.
"Ini nih! Gila sih ini pandangannya beda banget."
Jenny mencondongkan tubuhnya, berusaha melihat apa yang terpampang di layar ponsel Rina.
"Tapi diliat-liat mereka unyu juga sih," Rina melanjutkan.
Jenny tersenyum pahit. Fakta yang baru diketahuinya, dan mematahkan segala angan-angan tinggi yang terlalu cepat ia lambungkan.
"Iya, unyu." Jenny menunjukkan senyumnya ketika Rina meneliti ekspresi wajahnya.
"Kok senyumnya gitu?"
Jenny mengernyit, "Ya mau senyum kayak gimana? Lagi pula kenapa senyum gue harus dicurigain?"
Jonatan Christie, hah semua cewek merebutkannya. Terlalu cepat bagi Jenny untuk terbawa perasaan.
Yah, lagi pula memangnya dia siapa?
KAMU SEDANG MEMBACA
VOIR | Jonatan Christie
FanficJenny Calista, atlet bulutangkis yang tahun ini dapat mewujudkan harapannya untuk dapat bergabung ke dalam pelatnas bertemu dengan idolanya, Jonatan Christie. Seorang atlet badminton kenamaan Indonesia, yang memiliki segudang prestasi baik di dalam...