jaemin duduk di samping jeno yang sudah asyik menikmati batagornya. pelajaran fisika dua jam banyak menyita tenaga keduanya. buat tidur.
tak lama, jinyoung dan renjun bergabung di meja keduanya setelah memesan soto dan nasi goreng. kantin hari ini ramai dengan kelas sepuluh, kelas sebelas dan dua belas belum terlihat di kantin.
"bentar lagi turnamen, lo berdua jangan sampe sakit,” ujar chenle lalu menyedot teh kotaknya.
renjun dan samuel duduk bergabung, "lah? jinyoung kagak masuk inti?" tanya jaemin.
"kagak, gua besok juga mau olimpiade lur, absen dulu," bales jinyoung trus senyum, beuh adem bener.
"sam, maju inti ya lo," celetuk jeno membuat samuel di depannya menatap lelaki itu malas.
"kurang mendadak lu anjing ngasih tau," bales samuel keki.
bel kedua kali berbunyi menandakan istirahat untuk kelas sebelas dan dua belas. gerombolan eunbi masuk ke kantin dan cepat - cepat mencari meja tempat duduk.
eunbi mengumpat kesal, teman - temannya sudah duduk manis di meja sedangkan dirinya masih harus antri batagor di salah satu stan yang masih ramai.
"neng, nitip buat jaemin juga ya, itu yang duduk di sana bareng sama samuel!" ucap penjual lalu kembali sibuk melayani yang lain.
eunbi berjalan santai, menghampiri meja jaemin tadi dan meletakkan mangkoknya.
"iqbal—eh maksud gue jaemin, nih dari ibuk siomay," ujar eunbi menggerutu kesal karena sempet kelepasan bicara.
"oh iya kak, makasih,” bales jaemin agak kaget juga malah kakak manis yang dateng.
eunbi balik duduk di meja yang udah jadi singgasana eunseo, gak mikir lama - lama, eunbi langsung aja makan batagornya tadi.
satu suap.
dua suap.
tiga suap.
"ANJER PEDES BANGET MAU MATI APA?!” teriak eunbi bikin adik kelas di sampingnya kaget trus buru - buru menyodorkan aquanya.
setelah meneguk aqua tadi, eunbi janji ke adek kelas tadi buat ganti air minumnya karena sebotol abis sama cewek itu.
eunseo dan soyeon mencicip batagor milik Sinbi, lalu kembali menyendok. "enak, gak pedes ini."
eunbi masih batuk - batuk, sambil megangin perutnya yang mulai panas. "kepala lu gak pedes.”
eunseo sama soyeon kadang bingung, makanan yang di maksud eunbi pedes itu gak ada pedesnya sama sekali buat mereka berdua, malah rasanya pas. tapi dari sini mereka berdua paham, eunbi gak kuat sama pedes karena pasti habis ini perutnya sakit berhari - hari kalo makan pedes dalam jumlah banyak.
"kok lo tumben banget sih pesen pedes gini?" tanya eunseo heran.
"tadi gue pesen gak ped—ah pasti ketuker sama punya adek kelas," bales eunbi masih pegangin perutnya.
"hah ketuker sama siapa?" tanya soyeon bingung.
“jaemin tadi.”
“jaemin adek kelas?” tanya eunseo lagi.
"iya itu, ah taulah mau ke kelas gua,” pamit eunbi trus beranjak ke kelas sambil meringis megangin perut. nyeri bray.
"heh tapir, nih ada titipan,” ujar moonbin trus nyodorin jelly rasa strawberry sama post-it ke arah eunbi yang lagi gegoleran di lantai kelas dengan jaket moonbin sebagai bantal.
"dari siapa?" tanya eunbi heran.
"liat aja ndiri, manja."
"dih??”
moonbin pergi, eunbi gak peduli. cewek itu dengan pelan membuka lipatan post-it dan membacanya, lalu tersenyum dan membuka jelly tersebut lalu menghabiskannya.
hai kak, maaf ya, batagor kita ketuker. gara - gara batagor saya, kak Sinbi jadi sakit perut. maap ya? ini ada jelly siapa tau kak eunbi suka.
-jaemin
🌼

KAMU SEDANG MEMBACA
[1]terlambat;njm, heb✔
Fanfictioneunbi baru tau rasanya cinta datang terlambat, saat seseorang itu sudah pergi dan dia baru saja memulai. [harsh word, lower case indeed] ─ AU winteralaxy©2018