28

5.8K 608 26
                                    

Night
•﹏•










Suasana di studio itu hening, hanya terdengar denting jam, suara 'klik' dari mouse, suara keyboard, atau denting piano yang kadang menginterupsi disela-selanya.

Yoongi sibuk bekerja, telinganya tersumpal earphone dan dia nyaris lupa ada entitas lain diruang kerjanya. Saat merasa haus dan menemukan gelasnya kosong, Yoongi berbalik. Dia melihat Jimin duduk malas dengan wajah kusut sedang memainkan ponsel.

Oh, Yoongi benar-benar membuat Jimin menghabiskan malam bersamanya. Membuat Jimin merajuk dan seperti yang kita tahu lelaki mungil itu tampak tidak senang berada di studio kebanggaan Yoongi.

"Kenapa dengan wajah kusutmu itu?" lelaki itu bertanya begitu santai, tanpa rasa bersalah sedikit pun.

Jimin bergeser saat Yoongi tepat berada disampingnya, dia tidak mau menatap lelaki itu. Dia merasa Yoongi hanya memanfaatkan kalimat 'aku akan menyembuhkanmu' sebagai alibi agar lelaki itu bisa berbuat seenaknya terhadap tubuhnya.

Yoongi terkekeh halus, meletakkan gelas dimeja dan kembali merapatkan diri pada Jimin di sofa panjang untuk tiga orang tersebut. Kemudian Jimin pun menjauh sampai ujung sofa dan Yoongi dengan senang hati kembali menggodanya. Melingkarkan lengan dipinggang ramping Jimin dengan sedikit rematan halus.

"Singkirkan tanganmu dari sana, Hyung!" Jimin memukul lengan Yoongi sambil melirik tajam.

"Kenapa? Ada yang salah?" Yoongi yang tengil dan jahil adalah hal yang paling tidak ingin Jimin lihat sekarang.

"Aku mau pulang! Ini sudah jam 10, Jin Hyung dan Taehyung sejak tadi menerorku!"

"Oh," Yoongi mengangguk paham, menyambar ponselnya diatas meja lalu menghubungi seseorang. "Ini aku. Jangan mencarinya, dia bersamaku. Akan kukembalikan besok, kalau aku ingat."

Jimin mengerutkan kening kasar. "Kau menghubungi Jin Hyung?"

"Ya, jadi jangan khawatir lagi dia akan menerormu. Malam ini kau akan tidur bersamaku disini."

"Hyung-"

"Jangan panik begitu, aku tidak akan macam-macam. Lagipula aku sudah berjanji 'kan? Setidaknya kau tidak perlu takut, kau tahu aku pantang ingkar jika itu tentangmu."

Tenggorokan Jimin terasa kering, namun disaat yang bersamaan pipinya menghangat saat melihat punggung Yoongi yang berdiri membelakanginya, membuka lemari untuk mengambil bantal dan selimut juga satu stel piyama motif anjing kecil berwarna kuning.

"Cuci tangan, cuci kaki, sikat gigi, kemudian ganti bajumu dengan piyama ini sementara aku akan siapkan tempat tidur untukmu."

Meski ragu, tapi Jimin tetap menerima semua yang disodorkan Yoongi padanya. Dia tidak mengerti jalan pikiran Yoongi, tapi dengan sikapnya yang seperti ini Jimin jadi paham jika Yoongi memang masih menyayanginya.

Meja disisihkan ke tembok, mengatur sofa bed agar nyaman untuk tidur lelaki kesayangannya. Yoongi mengatur suhu ruangan agar tidak terlalu dingin, Jimin-nya gampang sakit. Mengisi air minum digelas, untuk persiapan bekerja. Sekali lagi Yoongi meneliti, semua sempurna.

Jimin keluar dari kamar mandi, dengan rambut bagian depan sedikit basah. Wajahnya segar setelah dicuci, tubuh mungilnya tenggelam dalam piyama yang sedikit kebesaran membuat jari-jarinya tenggelam. Netranya menatap polos pada Yoongi yang juga sedang menatapnya, seolah menunggu Jimin keluar dari toilet.

"Tempat tidurmu, kuharap itu nyaman." tunjuk Yoongi pada sofa bed yang sudah tertata.

Canggung, itu yang Jimin rasa. Entah apa alasannya. Dia baru sadar jika Yoongi tampak begitu tampan. Ripped jeans, kaus polos, snapback yang dipakai terbalik yang membuat keningnya terekspos, dan itu semua dalam satu warna yang sama. Hitam. Ditambah jaket beraksen putih disepanjang lengan. Kenapa Yoongi tampak berkali lipat keren dimata Jimin bahkan meski lelaki pucat itu mengenakan sliper sebagai alas kaki?

Daily LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang