46

5.5K 547 55
                                    

Kim Taehyung!!

Let's sleep!

























"Holly shit!!" matanya melotot lebar dengan dua tangan membekap mulutnya sendiri, sadar karena umpatannya terlampau keras. Kepalanya bahkan menoleh kesana kemari dan mendapati tatapan aneh dari mahasiswa lain. "KIM TAEHYUNG!!!"

Taehyung tersenyum kotak, melambaikan tangan pada sahabatnya. "Halo, Jimin?"

Jimin menangkup wajah Taehyung, mengamati secara keseluruhan dan berakhir dengan tatapan memicing. "Ada apa denganmu?!"

"Apa sih? Kau yang kenapa? Jangan menatapku seolah aku mencuri persediaan es krimmu dan tolong singkirkan tanganmu dari wajahku!"

Kerutan di kening Jimin semakin kasar ketika Taehyung melepaskan tangkupan tangannya sedikit kasar. "Tae, kau masih sama denganku 'kan?" Jimin kembali bertanya dengan raut khawatir.

"Apa yang kau bicarakan?" Taehyung menggandeng tangan mungil Jimin, menyeretnya ke kantin. Dia lapar setelah dua mata kuliah yang dia lewati hari ini.

Jimin menatap tautan tangan mereka, kemudian menatap punggung Taehyung. Lalu, memindai keadaan sekitar dimana semua orang menatap mereka –lebih tepatnya Taehyung- dengan pandangan memuja sambil menunjuk secara terang-terangan. "Tae,"

Taehyung menoleh jengah karena dia sudah kepalang lapar tapi Jimin mendadak menghentikan langkah mereka. "Apa lagi, Jimin? Aku lapar, jadi ayo kita makan. Oke?"

Kedua matanya berkedip-kedip ketika raut wajah Taehyung menegas. "Serius, jawab dulu pertanyaanku."

Taehyung mengikuti gerak kepala Jimin yang menoleh kesana kemari dengan tatapan aneh, bingung, dan gusar. Yang kemudian, Taehyung pun mengalami hal yang sama. Tanpa sadar satu lengannya merangkul bahu Jimin mendekat sekedar untuk berbisik sambil melanjutkan perjalanan mereka ke kantin yang sempat tertunda tadi. "Hei, ada apa dengan mereka? Kenapa mereka menatap kita seperti itu?"

"Bukan kita, tapi kau, Kim Taehyung!" Jimin pun ikut berbisik keras.

"Hah, aku? Aku kenapa?"

Langkah Jimin kembali berhenti, begitu juga Taehyung. Jimin melepas rangkulan tangan Taehyung di bahunya. Dia selangkah mundur dan menunjuk Taehyung dari ujung kepala sampai kaki dan berhenti di wajah. "Kau! Penampilanmu, Kim!"

Taehyung menatap dirinya sendiri lalu kembali menatap Jimin, menuntut penjelasan. "Apa? Tidak ada yang berubah kecuali warna rambutku yang kembali hitam. Oke?"

Kedua tangan Jimin bersedekap. "Kau tampan, Taehyung! Tampan! Kau dengar itu?"

"Bukankah aku memang tampan?"

Kedua mata Jimin bergulir jengah, tapi raut itu hanya bertahan dua detik. Karena detik selanjutnya sikap Jimin justru berbalik 180 derajat. Satu kaki menghentak lantai sambil menunjuk-nunjuk wajah Taehyung. "Kau tau, kupikir aku tadi salah lihat saat melihat lelaki tinggi tampan dengan pakaian keren. Ternyata itu kau. Serius, apa kau bertukar posisi dengan Jungkook?"

Satu alis Taehyung terangkat, "tidak. Tapi omong-omong, mungkin itu boleh di coba. Aku ingin sekali-sekali menjadi pihak yang lebih mendominasi."

Jimin tahu ini aneh, tapi serius, demi Tuhan dan semesta alam, Kim Taehyung sahabatnya yang selalu tampak manis dengan kepala madu saat ini terlihat berkali lipat jauh lebih tampan. Bahkan Jimin mau mengakui kalau Taehyung adalah lelaki yang paling tampan yang pernah dia temui. Dibanding dengan Jungkook atau Yoongi atau bahkan Seokjin yang di gadang-gadang menjadi lelaki termanis sekaligus tertampan di universitas sekalipun. Bahkan meski Seokjin sudah jarang ke kampus kecuali untuk bimbingan, para junior masih banyak yang mengenali dan mengakui ketampanannya. Mungkin sekarang akan tergeser oleh Taehyung, adiknya sendiri.

Daily LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang