Park Seojoon
•﹏•
Pagi itu Jimin bangun dengan senyum yang tersemat dibibir. Akhir pekan yang dia tunggu akhirnya datang. Dia segera beranjak meninggalkan tempat tidur setelah merapikannya, berjalan menuju kamar mandi untuk bersiap menuju bandara tepat pukul sembilan nanti.
"Selamat pagi!" sapanya pada Seokjin yang tengah bersiap berangkat ke café.
"Pagi juga, Jiminie. Mau kemana?" tanya Seokjin menatap Jimin yang sudah rapi, setahunya Jum'at tidak ada jadwal kuliah.
"Ke bandara menjemput Seojoon Hyung, Hyung."
"Lhoh, kupikir dia tidak jadi datang? Untung saja kamar tamu sudah kubereskan kemarin."
"Taehyung sudah berangkat, Hyung?" tanya Jimin mengabaikan pertanyaan Seokjin sebelumnya.
"Ya, katanya hari ini ada pergantian jam kuliah. Oh, nanti hubungi aku segera kalau ada apa-apa. Ada makanan di kulkas kalau Seojoon Hyung sampai tolong panaskan untuk makan siang kalian. Aku berangkat dulu, sampai nanti!"
Jimin hanya balas melambaikan tangan pada Seokjin. Dia melirik jam tangan, baru jam delapan. Jimin memutuskan untuk sarapan lebih dulu sebelum pergi menjemput kakaknya. Sepertinya dia harus berangkat lebih awal agar tidak terlambat, Seojoon memintanya untuk naik kendaraan umum saja, sebab nanti akan ada rekan yang menjemput mereka dan Jimin tidak memiliki niat untuk membangkang jika itu perintah kakaknya.
Tepat pukul sembilan limapuluh pagi Jimin sudah berdiri di terminal kedatangan internasional dengan setelan jeans hitam dan atasan sweetshirt biru lembut. Tidak seperti orang lain yang membawa kertas bertuliskan nama penumpang, sebab tanpa itu saja Seojoon pasti bisa langsung mengenali adiknya.
Dan benar, lima menit setelahnya Seojoon keluar dari pintu dengan satu tas ukuran sedang di tangan kiri, sedang tangan kanannya melambai pada Jimin yang tersenyum begitu cerah. Yang lebih muda lekas meninggalkan jubelan orang yang menunggu teman atau kerabat, berlari kecil menuju kakaknya. Namun, kemunculan seseorang dibelakang kakaknya membuat Jimin spontan menghentikan langkah.
"Jiminie," Seojoon mengabaikan sikap Jimin yang mendadak diam, dia memilih memeluk tubuh mungil adiknya untuk melepas rindu. "Hyung merindukanmu."
"Aku juga, Hyung." kali ini Jimin yang mengabaikan keberadaan seseorang itu. Dia tersenyum lembut dihadapan kakaknya yang sudah tiga bulan tidak datang menengok.
"Ah, Yoongi, bisa kita pergi sekarang?" Seojoon berbalik menatap Yoongi, sedang Jimin yang dirangkul kakaknya menatap bingung.
"Tentu, Hyung. Lewat sini." ujar Yoongi sambil melirik Jimin dengan seringai tipis.
"Hyung, ba-bagaimana bisa?" Jimin menyempatkan berbisik pada kakaknya saat mereka mengekori Yoongi keluar terminal kedatangan.
Seojoon tersenyum simpul, "Kami bertemu di Jepang dan memutuskan pulang bersama. Dia menawarkan tumpangan, jadi Hyung terima saja. Kenapa?"
"Tidak, hanya.. kenapa Hyung tidak memberitahuku sebelumnya?"
"Apa itu harus?"
Jimin menggeleng pelan. Beralih menatap arah lain untuk menghindari tatapan menyelidik kakaknya. "Tidak."
Seojoon tersenyum maklum, mengusak rambut adiknya gemas.
•﹏•
KAMU SEDANG MEMBACA
Daily Love
Fiksi Penggemar√ drable series √ baku √ bxb/boyslove Yoongi yang over protektif, posesif, dan pencemburu punya pacar Jimin yang kekanakkan diwaktu tertentu, keras kepala, dan gemar membangkang akan jadi seperti apa mereka?? YOONMIN YOONGI >< JIMIN ENJOY!!