"Kau sudah datang?" Hoseok mempersilahkan Jimin duduk ketika lelaki manis itu akhirnya muncul setelah sepuluh menit menunggu. Jujur saja, Hoseok bingung sebab mendadak Jimin mengajaknya bertemu empat mata. "Mau minum apa? Biar aku pesan-"
"Tidak perlu, Hyung." Jimin memotong, dia sudah tidak sabar untuk mendengarkan penjelasan Hoseok. Setelah seminggu, akhirnya Jimin memilih menemui lelaki Jung.
Hoseok tersenyum canggung, merasa ada yang aneh dengan gelagat Jimin. "Sepertinya kau ingin membicarakan hal yang serius ya?"
Jimin diam sejenak, menatap lurus pada Hoseok yang masih saja menatapnya kikuk. "Hyung, kau tahu aku tidak suka dibohongi 'kan?" senyum lawan bicaranya lenyap, dan Jimin semakin yakin kalau Hoseok memang bersekongkol dengan Yoongi. "Tolong jawab jujur, apa yang kau katakan pada Yoongi Hyung soal kakakku?"
"I-itu, Jimin aku bisa jelaskan, oke?" ujarnya sambil membenahi posisi duduknya menjadi lebih tegap. "Aku tidak bermaksud apapun, sungguh! Aku hanya-"
"Sejak kapan Hyung tahu kalau Seojun Hyung bekerja dengan Tuan Min?"
"Kau pernah bercerita soal kakakmu yang bekerja di Jepang dan menunjukkan kartu namanya. Aku melihat nama perusahaan Tuan Min. Awalnya aku ragu, tapi aku bertanya pada Yoongi soal perusahaan ayahnya untuk memastikan dan ternyata benar."
"Lalu kenapa selama ini kau diam saja?"
"Aku hanya berpikir jika itu bukan ranahku untuk bicara. Hubunganmu dengan Yoongi juga tidak ada hubungannya dengan pekerjaan kakakmu 'kan?"
"Menurutmu begitu? Apa kau tidak berpikir jika dia mungkin mengancam kakakku dengan mengatasnamakan ayahnya sampai kakakku rela melepaskanku untuknya?"
Hoseok menatap Jimin lebih serius. Tubuhnya bersandar dengan dua tangan saling terpaut di depan wajah. Jujur saja, dia tidak suka dengan pemikiran Jimin. "Lalu menurutmu Yoongi orang yang mau melakukan hal serendah itu ketika dia bahkan bisa menyeretmu ke dalam dunianya tanpa melibatkan orang lain?" kemudian Hoseok menggeleng sangsi. "Yoongi mungkin nampak seperti orang yang akan melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang dia inginkan, tapi dia bukan orang serendah itu. Sekarang aku tanya, bagaimana kau tahu soal ini? Yoongi tidak mungkin memberitahumu secara cuma-cuma."
Kali ini berganti Jimin yang diserang. Lelaki manis itu balas menatap Hoseok tanpa ragu. "Kami membicarakannya dan dia memberitahuku. Dia mengatakan, dia tahu kakakku bekerja pada Tuan Min darimu."
"Lalu?" sekali lagi Hoseok menyerang. Dia tahu jika Jimin mungkin memiliki keraguan, lelaki manis itu teramat tidak suka dibohongi, memiliki trust issue yang disebabkan masa lalu. Dia juga paham jika Seojun bukanlah orang sembarangan bagi Jimin, pun Yoongi yang sampai detik ini masih menjadi satu-satunya manusia yang memiliki kandidat kuat dihati Jimin. "Kau tidak mungkin menemuiku hanya untuk memastikan hal itu 'kan?"
"Dia melamarku." Jimin mengatakannya setelah beberapa saat memilih diam.
"Oh, me- APA?!" Hoseok menutup mulutnya sendiri, dengan wajah terkejut dia menundukkan kepala sungkan karena telah membuat keributan. "Oh, shit, aku tidak tahu dia bisa melakukan itu. Apa hanya aku yang tidak tahu fakta ini?" kepalanya menggeleng, "tidak mungkin, pasti Namjoon atau Seokjin tahu hal ini. Oh, Tuhan, kenapa aku tidak tahu ada kabar sebaik ini?"
Jimin mengabaikan ocehan Hoseok, dia masih diam dan mengamati tingkah lelaki dihadapannya. Dia bisa tahu lelaki itu sedang berbohong atau tidak. "Hyung?"
"Apa?" tanya Hoseok tidak terima dengan tatapan menuduh yang Jimin layangkan. "Aku benar-benar tidak tahu apapun, Jimin. Aku hanya tahu jika dia pergi ke Jepang untuk bertemu kakakmu. Setelah itu bukan urusanku. Aku bahkan tahu berita bagus ini dari mulutmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Daily Love
Fanfiction√ drable series √ baku √ bxb/boyslove Yoongi yang over protektif, posesif, dan pencemburu punya pacar Jimin yang kekanakkan diwaktu tertentu, keras kepala, dan gemar membangkang akan jadi seperti apa mereka?? YOONMIN YOONGI >< JIMIN ENJOY!!