35

6.2K 616 59
                                    

Japan
•﹏•










Kembali pada waktu lalu, dimana Yoongi berkunjung ke studio tari dan menemui Hoseok. Sahabatnya itu memberi tahu alamat Seojoon juga tempat kerjanya yang ternyata satu gedung dengan tempat dimana ayahnya memimpin perusahaan. Berbekal itu semua, Yoongi dengan yakin akan mulus menjalankan misi untuk membuat Jimin kembali menjadi tawanannya.

Tanpa menunggu, sorenya Yoongi langsung terbang ke Jepang. Jika Yoongi biasanya tidak akan suka melakukan hal picik atau melakukan kecurangan, kali ini Yoongi memilih menghalalkan segala cara untuk mencapai keinginannya. Iya, dia akan memanfaatkan jabatan ayahnya untuk bertemu Seojoon.

"Yoongi?!" Min Jiwoo, lelaki tampan yang sudah mensponsori kelahiran Min Yoongi memekik dengan raut begitu bahagia mendapati putera semata wayang berdiri di depan pintu.

"How's your life, Dad?" Yoongi balas memeluk, mengulas senyum dan melambaikan tangan pada sosok lain yang muncul dari dalam rumah. "Hai, Papa?"

"Yoongi?! Ya, Tuhan! Masuk-masuk!" Papa –istri ayahnya- mengibas tangan gestur menyuruh masuk. Mereka tampak bahagia dengan kedatangan Yoongi.

"Fine," kata Jiwoo sambil melepas pelukan lalu merangkul bahu Yoongi untuk digiring masuk lebih dalam menuju ruang keluarga. "Kejutan sekali kau datang tiba-tiba begini. Apa ada sesuatu yang mengganggu? Aku yakin kalau kau tidak memiliki kepentingan kau tidak akan mau repot-repot berkunjung seperti ini."

"Jiwoo, jangan mencecar begitu, Yoongi 'kan baru datang. Biarkan dia istirahat." lelaki yang Yoongi panggil Papa datang membawa tiga cangkir minuman hangat dan setoples camilan. "Bagaimana kabarmu, Yoongi?" tanyanya setelah meletakkan nampan di atas meja dan duduk diseberang ayah dan anak tersebut.

"Tidak baik, Pa." ujar Yoongi tanpa basa-basi. Tipikal Yoongi sekali memang.

"Lhoh, kenapa?" Papa memang begitu, mudah panik. Tidak berubah sama sekali. "Katakan ada apa, Papa akan bantu kalau kau ada kesulitan."

Yoongi menatap kedua orang tuanya bergantian. "Kepala Divisi Keuangan, bisakah kalian mengatur pertemuanku dengannya?"

Kening Jiwoo mengerut, menatap Yoongi bingung. "Seojoon? Untuk apa kau menemuinya?"

"Appa tahu?"

"Dia salah satu pegawai terbaik. Appa berniat menaikkan jabatannya. Bahkan karena kinerjanya Appa ingin dia menjadi asisten pribadi."

Kemudian Yoongi tersenyum. "Apakah jika dia menjadi salah satu anggota keluarga kita Appa tidak akan menolak?"

"Kau menyukainya?" si Papa bertanya dengan senyum terkulum di bibir.

"Tidak, tapi aku perlu dia untuk mendapatkan adiknya."

Dua orang dewasa di sana saling lempar tatap. Kemudian beralih pada Yoongi lagi yang tiba-tiba berdiri diantara mereka. Menatap Papa serta Appa.

"Appa, selama ini aku tidak pernah meminta yang macam-macam 'kan? Bahkan ketika kalian memutuskan cerai lalu Appa menikah lagi dengan Papa aku juga tidak protes apa pun. Jadi bisakah untuk kali ini aku meminta upah untuk semua sikap baikku itu?"

Papa melirik Appa, "Katakan, Yoongi. Papa akan lakukan apa pun untuk membuatmu bahagia bersama gadis itu."

Yoongi menggeleng, "Dia.. bukan seorang gadis. Dia sama sepertiku, seperti kalian."

Jiwoo, sebagai ayah yang merasa bersalah telah meninggalkan Yoongi sejak usia 15 tahun, dalam artian dia bercerai dengan ibunya, maka untuk menebus kesalahannya itu dia memilih menganggukkan kepala. Menatap lurus pada puteranya, "besok datang ke kantor, kau bisa menemuinya secara langsung. Omong-omong, boleh Appa lihat seperti apa pujaan hatimu?"

Daily LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang