Part 32

3.2K 135 0
                                    

Terima kasih sudah menyempatkan waktu untuk membaca cerita ini.

Maaf karena lama update-nya soalnya cerita yg aku simpan di note hp aku hilang semua. Jadinya ngetik dari awal.

Keyboard ku juga datanya hilang. Jadi, emot pembatas antar adegan aku ganti gini aja ya $$$ biar lebih simpel.

Udah aku mau bilang itu aja.

SELAMAT MEMBACA

💐💐💐

~Datang tak diundang. Dasar Kenangan.~

💐💐💐

Tidak pernah terbayangkan sebelumnya dalam hidup Arza bahwa orang yang sangat dia sayangi melebihi sayangnya dia pada dirinya sediri harus meninggalkan dia disini. Hampa, Arza dulu tidak tahu harus kemana dia pulang.

Mungkin saat adiknya masih bisa memeluknya, dia akan langsung pulang, meskipun dia harus diam dan mendengarkan curhatan panjang adiknya.

Namun sejak kejadian itu tiba, tidak ada alasan bagi Arza untuk pulang ke rumah. Tidak ada lagi orang yang menantikan kepulangannya. Tidak ada lagi orang yang lantas memeluknya. Tidak akan ada lagi orang yang memarahinya jika dia tidak makan. Tidak ada lagi.

Semuanya hilang dalam sekejap mata.

Seandainya Clara tidak patah hati saat itu mungkin dia masih ada, menemani Arza menjelajahi kota diatas motor sport hijaunya.

Seandainya hanyalah media dari sebuah penyesalan.

Rasa kehilangan dan keputus asaan mulai Arza hilangkan saat dia bertemu dengan gadis pendiam yang Tuhan pertemukan mereka di salah satu tempat pemakaman.

Arza menggelengkan kepalanya, mulai fokus dengan jalanan yang dia lalui. Menghapus segala memori tentang Bunga, gadis yang membuat cinta Clara harus bertepuk sebelah tangan.

Arza tidak bisa meyalahkan siapapun dalam hal ini. Percuma, Clara dan Ricky sudah tiada.

Clara pergi dengan membawa kisah perjuangan dia mendapatkan Ricky, dan Ricky yang pergi meninggalkan kekasihnya dalam kenangan yang sulit untuk di lupakan. Kekasih yang dikenal Arza dengan nama Bunga.

$$$

Bunga terduduk diam di atas tempat tidurnya. Dia masih menggunakan drees yang sama dengan polesan make up tipis. Air mata yang tadinya telah keluar kini bekasnya sudah tidak ada. Mungkin Bunga telah mencerna apa yang terjadi.

Antara Ricky, Clara, Arza dan dirinya membuktikan bahwa dunia memang sempit.

Pandangannya jatuh tepat pada sebuah bingkai foto. Disana ada dirinya bersama dengan Ricky, berekspresi ceria seperti suasana sore itu.

Foto itu mengingatkan Bunga kepada kenangan pertama kali dia mendapat status sebagai pacar. Dan foto itu diambil sebelum dirinya mengenal Clara yang ternyata adik dari Arza.

Seorang cowok yang diam-diam masuk ke dalam kehidupannya. Menelusur hingga membuat sang pemilik nyaman dan merasa takut akan kehilangan.

Namun semua seolah tak mendukung. Ketika kebenaran itu berbicara, manusia hanya bisa diam tak berkutik.

Sekali lagi Bunga memandang foto itu lekat-lekat. Menjiwai setiap sudut pandang yang diambil. Memaknainya tanpa tangis lagi.

"Ini yang bikin aku nangis Rick," kata Bunga sambil mengusap bingkai foto kecil berkaca itu. Seakan bingkai itu akan mendengarkan kata-katanya.

Kamu Spesial (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang