Part 13

4.5K 171 0
                                    

SELAMAT MEMBACA

Budayakan vote sebelum baca 🌟

Budayakan komen setelah baca 💬

💐💐💐

~ Terkadang tertawa itu perlu, untuk menutupi kesedihan yang terlalu sulit bila diungkapkan ~

💐💐💐

"Aku mau ngomong kalau aku sebenarnya.....
ngerasa kalau kamu itu lagi bohong."

Deg.

Semua seakan berhenti, hanya ada hembusan nafas lega dari seorang gadis yang kini mengerjapkan matanya berkali-kali. Mencoba untuk  menormalkan detak jantungnya yang berdetak tak karuan seakan setelah berlari.

Bunga berdehem sebentar untuk menutupi rasa gugupnya. "Maksud lo apa ?"

"Ya maksud aku, kamu tadi jawab pertanyaanku itu bohong."

"Kok bisa ? Apa alasannya ?" tanya Bunga sedikit kesal akan ucapan Arza.

"Bisa lah. Kalau misalkan seseorang menjawab atau bicara ada kata tambahan seperti kata 'kok' yang tadi kamu ucapin itu sama aja bohong. Karena, mereka berusaha untuk meyakinkan pendengar supaya percaya akan ucapannya."

Bunga bungkam, seperti kehabisan kata-kata. Ia tak bisa menyangkal ucapan Arza, karena memang itulah yang sedang terjadi. Keheningan itu membuat Arza tersenyum, ia merasa bahwa Bunga sedang berusaha untuk mencari alasan yang tepat.

"Kenapa diam ? Beneran ya ?"goda Arza.

"Apaan sih, nggak kok." Bunga menutup mulutnya sendiri menggunakan tangan kanannya yang tak memegang ponsel. "M..ma..ksud gue, nggak." Ralat Bunga, menyadari bahwa ia mengulang kesalahan yang sudah dikoreksi Arza.

Arza terkekeh, membayangkan wajah Bunga yang pasti ia kini akan menunduk jika mereka sedang berbicara langsung.

"Apa susahnya sih buat bilang iya. Bilang iya juga nggak bayar kan ? Itu malah buat aku senang. Dan buat orang senang itu berpahala loh Bunga."

"Jangan bahas pahala. Lo sendiri aja banyak dosa tuh," balas Bunga tak mau kalah.

"Dosa apaan ?"

Sebenarnya Arza tau apa yang dimaksud oleh Bunga. Tapi, ia memang sengaja untuk mengulur waktu supaya bisa lebih lama lagi mendengar ucapan Bunga. Setidaknya, ia bisa mengobati rindunya itu meskipun hanya mendengar suaranya.

"Tanya aja tuh sama malaikat Rakib Atid yang ada di pundak kanan kiri lo. Yang tugasnya nyatetin pahala sama dosa lo. Tanyain mana yang banyak. DOSA atau PAHALA,"canda Bunga.

Arza menjauhkan ponselnya dari telinga kirinya, lalu mendekatkannya pada bibirnya. "Assalamualaikum para malaikat ALLAH. Arza yang baik hati ini mau tanya boleh ?" Arza berbicara sendiri, seakan ia memang sedang berbicara dengan 'lawan bicaranya'.
"Bunga, kata malaikatnya nggak boleh. Soalnya, lagi sibuk nyatetin dosanya Arza,"adunya pada Bunga.

Bunga hanya bisa geleng-geleng kepala sambil menahan tawanya. Tak mengerti jalan pikir Arza yang sedikit geser menurutnya.

"Kenapa ketawa ?" Arza bertanya, lantaran ia mendengar suara tawa Bunga. Meskipun hanya mendengar kekehannya.

"Nggak. Lo aneh Za."

Kamu Spesial (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang