Part 33

3.1K 131 0
                                    

Di part ini aku mau nanya ya.

KALAU MISALKAN KALIAN ADA DI POSISI SEPERTI BUNGA, APA YANG AKAN KALIAN LAKUKAN ?

Dijawab dong, butuh saran dari kalian nih..

SELAMAT MEMBACA

$$$

~ Aku menyesali semua. Kenangan dan masa lalu ~

$$$

Waktu terasa berhenti, Bunga merasakan itu. Derap langkah kaki mendekat beriringan dengan jantungnya yang berdetak lebih cepat. Bunga ingin lari, tapi kakinya tidak mau diangkat.

"Bunga," ucap cowok itu yang kini sudah di depannya.
"Aku mau minta maaf," lanjutnya.

"Apa yang akan lo perbaiki jika gue maafin lo Za ?"

"Aku mau ngejelasin-"

Bunga menyela ucapan Arza, " Jelasin soal apa ? Soal elo yang udah bikin Ricky celaka sampai nyawanya nggak tertolong ?"

Emosi Bunga tiba-tiba membuncah, mengingat kejadian itu, Bunga ingin menangis. Apalagi melihat orang yang berdiri dihadapannya. Rasanya Bunga ingin memukuli cowok itu hingga mukanya babak belur.

Tapi itu dulu, sebelum Bunga merasakan perhatian Arza padanya.

"Kamu salah faham." Arza berbicara lembut agar Bunga juga bisa mengontrol emosinya.

Bunga tertawa getir. "Salah faham apanya ? Gue udah tau semua kebusukan lo itu. Lo deketin gue karena lo pengen balesin dendam adek lo ke gue kan ?"

"Bunga, jaga ucapan kamu. Clara nggak pernah punya niatan seperti itu."

Emosi Arza tersulut juga. Walaupun tidak sebesar emosi Bunga, tetap saja hal ini mengundang beberapa murid yang masih di sekolah menjadikan mereka sebagai layaknya tontonan.

"Lo itu nggak ada bedanya sama pecundang. Selama ini lo cuma bisa berlindung di belakang orang tua lo dan harta mereka. Mungkin lo bisa lolos waktu itu karena nggak ada bukti yang menguatkan pihak gue dan pastinya karena dompet orang tua lo. Tapi gue jamin Za lo nggak bakal bisa ngerasa bahagia setelah ini."

Bunga berlalu pergi, Arza tak mencegah. Dia hanya diam membiarkan. Sambil memutar ucapan-ucapan Bunga tadi.

Satu pertanyaan muncul.

Sekejam itukah dirinya dimata Bunga ?

$$$

Bunga menatap langit-langit kamarnya. Pikirannya menjelajah ke tempo dulu ketika sebelum Ricky pindah rumah, Ricky selalu bermain dengannya. Membuat kerajinan dari kertas berbentuk aneka ragam. Seperti bentuk bintang, bulan, burung, dan yang lainnya. Lalu mereka akan menggantungkannya dengan tali dan akan mereka gantungkan di atap-atap kamar mereka masing-masing.

Rasanya baru kemarin dia bersama Ricky seperti itu. Main hujan sampai besoknya sakit flu, main petak umpet. Pokoknya itu semua membuat Bunga rindu.

Apalagi sekelibat ucapan Arza menghantuinya bersamaan dengan memori dirinya melihat Ricky berlumuran darah tak berdaya. Mungkin ini sulit baginya, tapi Bunga yakin ini adalah yang terbaik.

Bunga memejamkan mata, berharap dia bisa tertidur dengan tenang tanpa ada memori tentang Ricky ataupun Arza. Setidaknya Bunga bisa mengistirahtkan tubuhnya walau sebentar.

$$$

Asap rokok mengepul di udara, menari-nari menjauh menuju angkasa. Dilakukannya itu berkali-kali, dihirup lalu dia hembuskan asapnya.

Dia tak lagi peduli dengan sekitarnya, yang ada kini sekitarnya peduli dengannya. Meskipun begitu Arza masih waras untuk tidak melampiaskannya ke klub malam. Malah tempat itu dimatanya adalah hal yang dia benci. Senakal-nakalnya dia, Arza tidak mungkin mencicipi hal dunia malam. Nyalinya hanya sampai rokok saja.

"Lo mau ngabisin berapa batang lagi ? Lo mau sampai mati gara-gara ngehirup asap rokok ?"

Arza membuang putung rokoknya ke asbak. Dia mengambil jaketnya yang berada di bahu sofa. Tanpa mengucap sepatah katapun dia melangkah keluar.

"Mau kemana Za ?" tanya Julian berteriak sampai mengagetkan anggota 'The Street' yang lain.

"Racing," jawab Arza santai.

Dia mengambil motornya di garasi bascamp 'The Street', menyalakan kemudian melajukannya dengan kencang. Bukan buru-buru, mungkin bisa disebut sebagai pemanasan.

$$$

"Lo lama nggak kesini Za," sapa pemuda dengan tato dibagian lengan tangan kanannya itu seraya bertos ria ala cowok dengan Arza.

"Gue sibuk Kal."

Cowok bernama Haikal itu tertawa, kedengarannya terpaksa. "Sibuk soal cewek maksud lo ?"

"Enggak lagi."

"Berarti dulu pernah dong," goda Haikal, menaik turunkan alisnya.

"Terserah lo deh."

"Lo ngapain kesini ?"

"Balapan lah."

"Balapan disaat lo galau kek gini ? Gue nggak yakin Za, apalagi musuh lo ini berat."

"Siapa ?"

"Gue."

$$$

Pendek yaa
maafin ya.. Karena rencananya next harus lebih panjang.

Kurang berapa part lagi nih .?

20 September 2018

Jadi ke Surabaya nggak ?

Kamu Spesial (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang