Part 9

5.1K 210 2
                                    

SELAMAT MEMBACA

Budayakan vote sebelum baca 🌟

Budayakan komen setelah baca 💬

💐💐💐

~ Semoga kebersamaan ini bisa menjadi obat dari setiap lukamu ~

💐💐💐

"Lo yakin mau ikut masuk ?" tanya Bunga sambil berjalan beriringan dengan Arza.

Kepala Arza bergerak keatas dan kebawah dengan yakin. Tak lupa, ia menunjukkan sebuah senyuman yang bisa membuat kaum hawa yang melihatnya mematung ditempat.

"Assalamualaikum Bunda." Bunga mengetuk beberapa kali pintu berwarna cokelat itu.

Tak lama, terdengar suara knop pintu yang terbuka. "Waalaikumsalam, eh nak Bunga," sapa seorang perempuan berhijab yang muncul dibalik pintu yang sudah terbuka.

Bunga lantas mencium punggung tangan perempuan yang ia panggil dengan panggilan bunda, diikuti dengan Arza yang juga melakukannya.

"Ini siapa nak Bunga ?" tanya perempuan itu, menatap Arza yang sedang tersenyum kepadanya.

"Saya Arza tante. Saya temannya Bunga," jawab Arza sopan. Berbeda seperti biasanya yang bersikap petakilan dan seenaknya sendiri.

"Nama saya Aisyah, panggil aja bunda. Seperti panggilan nak Bunga ke saya."

"Iya tan-- eh, maksud saya bunda." Arza menggaruk tengkuknya yang tak gatal, menyadari bahwa dia sedang salah tingkah.

"Ya udah, yuk kita masuk. Adik-adik kamu udah nungguin kamu loh Bunga."

Bunda, Bunga dan Arza melangkahkan kaki, masuk kedalam sebuah rumah yang sederhana. Jauh lebih sederhana bila dibandingkan dengan rumah utama milik Arza. Cat tembok yang digunakanpun berwarna-warni, dikarenakan rumah ini adalah yayasan yatim piatu yang ditinggali oleh begitu banyak anak kecil sehingga mereka bisa mengenal berbagai warna dan memberikan kesan ceria bagi kehidupan mereka.

"Nak Arza, nak Bunga. Bunda tinggal ke dapur dulu ya. Mau nyiapin nanti buat makan malam," pamit Bunda ketika mereka bertiga sampai disebuah ruangan yang terdapat begitu banyak anak kecil didalamnya.

"Iya bun," jawab Bunga menyetujui.

Setelah Bunda berlalu, kini Bunga berjalan mendekat menuju ke tempat dimana beberapa anak  terlihat sibuk dengan aktivitas mereka masing-masing. Ada yang sedang bermain robot-robotan, ada yang sedang bermain boneka barbie maupun boneka berbentuk karakter kartun kesukaan mereka, ada yang sibuk membuat suatu kreativitas dari tangan mungil mereka, ada juga yang main dandan-dandanan, maupun main pedang-pedangan. Semua itu membuat Bunga maupun Arza tersenyum. Mengingat masa kecil mereka yang begitu bahagia.

Apalagi Arza, dimana pada masa kecil itu ia benar-benar merasakan hangatnya keluarga. Merasakan ucapan lembut dari mamanya, kasih sayang papanya, dan sikap manja sang adik. Mengingat hal itu, Arza hanya mampu tersenyum getir, tak membiarkan air matanya jatuh lagi. Seakan air matanya sudah kering untuk dibuat menangisi sebuah hubungan yang dulunya ia sebut dengan keluarga.

Ah, buat apa memikirkan sesuatu yang nggak penting untuk hidupnya lagi. Arza membatin.

"Kak Bunga," sapa seorang gadis kecil yang manis, saat ia menyadari kehadiran Bunga diantara mereka.

Bunga kemudian berjongkok, menyamakan tinggi tubuhnya dengan gadis kecil itu. Kedua tangan Bunga ia rentangkan, membiarkan gadis itu berhambur masuk kedalam dekapan Bunga. Disusul dengan teriakan dari semua anak yang ada diruangan itu sambil berlari kearah Bunga untuk mendapatkan pelukan dari gadis berambut kuncir kuda yang kini sedang tersenyum menatap anak-anak kecil yang sedang memeluknya.

Kamu Spesial (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang