Part 6

5.7K 198 0
                                    

Budayakan vote sebelum baca 🌟

Budayakan komen setelah baca 💬

💐💐💐

~ Biarkan semuanya mengalir mengikuti takdir yang Tuhan rencanakan ~

💐💐💐

Dengan keringat yang membasahi dahinya, Bunga melangkah pasti, mendekat ke posisi seorang guru yang sedang memarahi muridnya. Langkahnya terhenti ketika sepasang mata menatapnya tajam.

"Ngapain kamu disini ? Cepat masuk ke kelas !" Ucapan guru itu membuat Bunga yang semula menatapnya kini menunduk.

"Bu Asma, kalau ngomong itu jangan ngebentak. Kan kasian orangnya jadi takut. Emang ibu mau ngebeliin dia jamu sawan?" Sahut seorang murid yang membuat Bunga memutuskan untuk mendekat ketempatnya berdiri.

"Siapa yang suruh kamu ngomong, Arza ?"

Arza memutar bola matanya,  jengah. "Kan tadi ibu yang suruh saya ngomong. Lagipula ya bu, saya kan cuma bilang kalau ngomong itu yang lembut. Kayak gini nih." Cowok itu menegakkan tubuhnya, dan tak lupa menunjukkan senyuman manisnya. "Kamu kenapa disini ? Kangen ya sama aku ?" Godanya.

Ucapan yang dilontarkan oleh Arza membuat Bunga mendongak. Ia menautkan kedua alisnya, tak percaya apa yang ia dengar dari mulut cowok yang ada di depannya ini. Bukannya membantu, Arza malah membuat ketakutannya semakin bertambah. Seketika itu Bunga merutuki kebodohannya yang memutuskan untuk menghampiri Arza, berniat untuk membantu. Akan tetapi, ia malah jatuh kedalam lubang masalah yang selalu dihindarinya di sekolah.

Dengan percaya diri, Arza berkata. "Tuh kan Bu, dia denger pertanyaan saya aja langsung noleh. Pesona saya udah nggak diragukan lagi kan Bu ?" Arza menaik turunkan alisnya, menggoda seorang guru yang saat ini tengah menatapnya geram.

"Ya itu karna kamu pake pelet atau kalau nggak, semua cewek yang suka sama kamu matanya rabun kali." Jawab Bu Asma asal. Bunga yang melihat hal itupun terkekeh geli melihat ekspresi Arza yang kesal akan jawaban dari gurunya ini.

"Itu Bu Asma cemburu kan bu ? Makanya Bu Asma begitu. Tapi tenang kok Bu, dihati Arza ini cuma ada Bu Asma." Goda Arza. Tangan kanannya ia letakkan pada dada sebelah kiri.

"Sudah cukup Arza !" Bu Asma mengalihkan pandangannya, menatap Bunga tajam. "Kamu kenapa ada disini ?" tanyanya.

Bunga menundukkan kepalanya, takut menatap tatapan tajam dari Bu Asma. "Anu bu, anu... Itu bu.. "

Kekehan Arza terdengar di telinga Bunga. Kalau tau jadi begini, Bunga lebih memilih menjawab pertanyaan dari teman-temannya daripada menjawab pertanyaan dari Bu Asma. Penyesalan memang selalu datang di akhir.

Bu Asma yang tak kunjung mendapatkan jawaban dari salah satu siswinya itu, kemudian melontarkan pertanyaan. "Nama kamu siapa ? Kelas berapa ? Kok bisa diluar kelas pada saat jam KBM ?"

"Nama kamu siapa ?
Kelas berapa ?
Semalam berbuat apa ?" Arza menirukan nada salah satu lagu dari Kangen Band yang berjudul Yolanda. Dengan mengganti beberapa syair lagu aslinya dengan pertanyaan dari Bu Asma.

Bu Asma mendelik ke Arza. Seakan meminta muridnya itu untuk diam. Ia kemudian menatap Bunga kembali. Menuntut untuk mendapatkan jawaban.

Kamu Spesial (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang