10 : Merine?

4.2K 187 62
                                    

Keep support cerita Mr. Kim sampai TAMAT.

Happy Reading ❤

"Thank's. Lo hati-hati." Anisya melambaikan tangannya kepada Mr. Kim. Lelaki itu tersenyum tipis, jarang sekali orang lain bisa melihat senyum lebar darinya. Tapi dengan sikap dinginnya saja sudah bisa bikin kaum perempuan meleleh.

Tidak memakan waktu lama, Mr. Kim sudah tiba di Apartemennya. Lelaki itu mendapat sebuah telepon dari seseorang yang sudah lama tidak menghubunginya.

"Ha-lo!"

"Iya, Om Ihsan."

"Bagaimana kabarmu?"

"Baik, Om sendiri bagaimana?"

"Kamu segera ke RS Mentari, sekarang."

"Memangnya ada apa Om?"

"Merine."

"Merine sudah di Indonesia?"

"Lebih baik kamu kemari, Merine sedang kritis."

"A-pa?"

"Lekas, jangan menunda!"

"Baik, saya ke sana Om." Lelaki itu mengambil kunci mobilnya di atas meja dan berlari menuju mobil yang sudah Ia parkirkan di halaman Apartemennya.

"Mau kemana den?" Seorang satpam Apartemen menghampiri Mr. Kim yang sedang buru-buru.

"Ada urusan sebentar."

"Yasudah, hati-hati den."

"Terimakasih." Ujar lelaki itu sambil tersenyum. Lalu Ia menancap gasnya dengan kecepatan penuh.

"Merine, kamu sudah pulang?"

"Kenapa diam saja?"

"Apa kamu marah?"

"Bagaimana dengan wisuda kamu?" Lelaki itu mengoceh sendirian sepanjang jalan. Setelah Ia sampai di Rumah Sakit Mentari, Om Ihsan langsung menemuinya di ruang tunggu.

"Om, Merine-?"

"Mari kita ke ruangannya dulu."

"Iya Om." Mr. Kim panik sekali dan takut terjadi sesuatu dengan Merine. Napas lelaki itu sudah tidak teratur, pikirannya benar-benar kacau.

Begitu sampai di ruangan tempat Merine di rawat, Mr. Kim langsung berlari untuk melihat keadaan gadis itu. "Me-rine?" Lelaki itu memasang raut wajah sedihnya.

"Ka-kak." Merine tersenyum melihat kedatangan kakaknya, dia sangat merindukan kakak satu-satunya itu. Meskipun hidup Merine sudah di atur oleh Mr. Kim dan Ia ibaratkan kelinci percobaan saja. Tetapi, Merine tetap menyayangi kakaknya.

"Merine baik-baik aja kok." Mendengar ucapan adiknya, Mr. Kim langsung menjitak pelan kepala gadis itu. "A-duuuh...!" Merine meringis kecil di depan kakaknya.

"Jangan buat kakak takut." Ujar Mr. Kim sambil mengusap puncak kepala Merine. Ma-afkan kakak.

"Merine cuma kelelahan kakak." Ujar gadis itu untuk meredakan rasa khawatir kakaknya. Maaf, kakak belum boleh tau sekarang. Merine, takut kakak sedih.

"Terus, kenapa pulang tanpa kabar?" Mr. Kim menjitak lagi kepala Merine dan gadis itu kembali meringis.

"Ya, kan Merine mau bikin surprise."

"Ini surprisenya?"

"Bukan, kakak. Merine juga nggak tau bakalan masuk RS."

"Jadi, kamu sengaja merepotkan Om Ihsan?"

Mr. Kim [Completed] √Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang