"Master?"
"Manggil siapa?"
"Kim?"
"Ya?" Mr. Kim menjedakan ucapannya. "Mau nanya kenapa saya bisa menemukan kamu?"
Anisya mengedarkan pandangannya dan menangkap sosok Lala serta beberapa asisten bosnya itu sedang menyoroti mereka dari kejauhan. "Lala?"
"Lala tidak salah, saya yang memintanya untuk beritahu keberadaan kamu." Mr. Kim coba memberi penjelasan singkat kepada Anisya, agar gadis itu tidak salah paham dengan temannya, Lala.
"Saya nggak minta kamu untuk-"
"Sssstttt..." Jari telunjuk Mr. Kim membungkam bibir Anisya. "Saya khawatir." Kemudian lelaki itu menggenggam tangan Anisya. "Mari kita pulang."
Anisya merasa tidak nyaman dengan sikap bosnya yang tiba-tiba dramatis. Ia coba untuk melepaskan genggamannya, tetapi semakin mengelakkan, genggaman itu semakin erat.
Bukannya apa-apa, Anisya hanya takut jika kedekatan mereka sampai menjadi pembicaraan di kantor nanti. Terutama Lala, dia akan menyerang Anisya dengan berbagai macam pertanyaan yang tidak terduga nantinya. "Tuhan, gue harus kuat." Ucap Anisya dengan lirih.
"Anisya?" Lala berlari kecil mendekati Anisya yang semakin dekat dengan mereka. Dalam batinnya, Lala bergidik ngeri karena habislah kalau temannya itu tahu soal kebocoran tempat ini.
"Sya? I-tu... Lo baik-baik aja?" Lala terbata-bata karena saking merasa bersalahnya dengan Anisya.
"A-pa kita pulang sekarang?" Ujar Lala yang mengalihkan pandangannya kepada Mr. Kim. Lelaki itu pun memberi respon dengan anggukan santainya.
Ketika Mr. Kim sampai dihadapan para asistennya, dia mendapat tatapan mencurigakan. Lelaki itu paham jika semuanya penasaran dan tidak menyangka dengan apa yang dilakukannya tadi.
Terlebih Franhan yang sempat susah payah menelan salivanya ketika melihat adegan dramatis tadi. Bukankah rekan kerjanya itu sedang mencari gadis yang hilang sejak lama. Tetapi, sekarang dengan mudah pula dia melupakan pengembaraannya.
Apa mungkin Anisya gadis itu? Batin Franhan yang bola matanya masih menatap lekat kepada dua sejoli dengan genggaman tangan mesra mereka.
"Master?" Dani ingin menyampaikan unek-uneknya sejak tadi. Tetapi niatnya diurungkan ketika Rico menginjak kasar kakinya. Karena Dani harus menunggu waktu yang tepat untuk menanyakan hal serius ini kepada bosnya. Jika tidak, bisa bahaya.
"Perhatian semuanya, Anisya sudah ditemukan dan sekarang kita balik ke kantor." Franhan mengambil alih perhatian dan memberi perintah untuk memecah situasi yang sudah menegangkan itu.
"Lala, Dani, dan Rico, kalian bareng aku. Master biar sama Anisya. Laksanakan.." Tidak ada bantahan apapun atas ucapan Franhan. Mereka langsung bubar dan menuju mobil. Ketika Franhan berbicara, berarti dia sedang mewakilkan Mr. Kim, itu saja artinya.
***
"Pak Franhan?" Lelaki yang memiliki brewok tipis nan seksi itu memanggil Franhan dengan sangat pelan.
"Kenapa?"
"I-tu, saya mau nanya soal Ibu Anisya. Mereka benaran ada hubungan serius?" Ujar Dani yang akhirnya bisa melepaskan rasa penasarannya.
"Memangnya kenapa?"
"Hanya ingin tahu saja sih Pak." Jawab Dani ragu-ragu. "Tapi, Ibu Anisya memang cantik." Ujarnya lagi sambil manggut-manggut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Kim [Completed] √
Romansa"Anisya, dulu saya tidak sempat mengurusi perasaan aneh seperti ini. Tapi, kamu membuat saya jadi peduli dengan perasaan yang bahkan tidak saya inginkan untuk ada dalam diri saya." "Master, saya tidak pernah membuat kamu terperangkap dalam keadaan s...