Setelah Franhan memarkirkan mobilnya. Mereka pun bergegas keluar dari mobil dan menuju ke meja yang biasa mereka pesan setiap kali makan ke tempat itu.
Tapi, siapa sangka kalau meja itu sekarang sudah ada yang pesan duluan sebelum mereka datang. Tentu saja hal ini membuat Franhan dan Mr. Kim sedikit bingung. Karena biasanya meja yang sudah mereka pesan tidak akan di ganggu gugat oleh siapa pun.
Mr. Kim berjalan dengan santai menuju ke kasir yang dijaga oleh seorang gadis yang manis dan cukup menarik perhatian lelaki yang datang ke tempat itu.
"Mereka siapa?" Tanya Mr. Kim kepada gadis manis itu.
"Maaf Kim, gue udah ngomong sa-" Ucapan gadis itu terputus karena di sela oleh Mr. Kim.
"Mereka siapa, Lita?" Kali ini intonasi Mr. Kim sedikit berbeda, membuat gadis di depannya itu sedikit tersentak, kaget.
Ya, Lita adalah nama gadis manis penjaga kasir di tempat itu. Lita di juluki sebagai gadis manis karena usianya yang masih belia dan ketika pengunjung datang untuk menanyakan namanya, Lita hanya menjawab bahwa namanya adalah gadis manis. Jadi sampai saat ini nama julukan yang di buatnya itu masih melekat sebagai nama lain dari seorang Lita.
"Egh! jangan salahin gue Kim. Ini salah kak Bakti." Lita mencoba membela dirinya dengan menggadaikan nama Bakti.
"Mana Bakti?" Intonasi Mr. Kim penuh dengan penekanan yang menandakan bahwa dirinya sedang tidak bercanda.
"I-itu, kak Bakti ada di ru-" Lagi lagi ucapan Lita terputus karena di sela oleh Mr. Kim.
"Lita, saya tanya Bakti di mana?" Mr. Kim mendengus kesal di depan gadis manis itu.
Lita hanya diam dan celingak-celinguk mencari keberadaan Bakti yang tak kunjung menampakkan batang hidungnya.
Namun dari belakang Mr. Kim terdengar suara seseorang memanggil nama Lita.
"Hei manis, gue di sini." Bakti melambaikan tangannya kepada Lita.
Mr. Kim pun membalikkan badan ke belakang untuk melihat kedatangan Bakti yang tanpa merasa bersalah itu. Karena sesungguhnya Bakti memang tidak bersalah di sini, hanya saja Lita selalu usil dengannya. Lita selalu saja menggadaikan nama Bakti demi melindungi kesalahan yang di buat dirinya sendiri. Tapi, menurut Bakti itu adalah sesuatu yang menggemaskan dari gadis manis itu.
"Heiiii bro! Fran, Kim!" Lelaki itu menyapa Franhan dan Mr. Kim sambil beradu bahu seperti biasanya.
"Kemana aje boy?" Tanya Franhan kepada Bakti.
"Meja kami kena sodor duluan noh!" Franhan pun mendengus kesal di depan Bakti.
"Lita bilang, ini ulah kamu." Celetuk Mr. Kim kepada lelaki yang tidak bersalah sama sekali pada saat itu.
Kemudian Bakti terdiam sejenak dan memandangi Lita secara intens. Seperti terjadi telepati sesaat antara Bakti dan Lita. Sehingga Bakti masih membungkam mulutnya.
"Saya sedang bertanya, bukan ingin melihat kalian saling bertelepati seperti itu!" Ucapan Mr. Kim berhasil membuat Bakti dan Lita salah tingkah.
"Menyebalkan!" Ucap Lita dengan begitu lirih.
Mr. Kim hanya menyeringai sinis ketika ditatap oleh Lita. Meskipun begitu wajahnya tetap saja menggoyahkan iman seorang wanita. Hal ini membuat gadis manis itu semakin salah tingkah.
"Jadi, kapan pertanyaan saya di jawab?" Mr. Kim menatap Bakti kembali sambil menggoyang-goyangkan kakinya.
"Emm, gini Kim. Tadinya gue udah larang mereka berdua buat duduk di meja kesayangan lo. Tapi, setelah gue pikir-pikir, kayaknya gue izinin aja mereka duduk di sana. Siapa tau lo atau Franhan bisa kenalan sama mereka kan. Secara, lo kan udah berabad-abad menjomblo. Lagian apa salahnya sih Kim. Toh kayaknya mereka asik." Begitulah cara Bakti memberi penjelasan panjang kepada Mr. Kim.
"Meski jomblo, saya sukses." Celetuk Mr. Kim membuat mata Bakti, Lita dan Franhan melotot padanya.
"Heh!" Lita mencemooh ucapan Mr. Kim.
"Kamu jangan mencemooh saya. Kalau saya buat kamu jatuh cinta, dalam waktu 3 detik saja kamu akan jatuh dalam pelukan saya, Lita!"
Kemudian Mr. Kim berjalan menuju meja makan yang posisinya tepat di samping meja makan kesayangan mereka.
Kata-kata Mr. Kim berhasil membuat Lita terdiam sesaat. Secara, Lita juga belum pernah melihat Mr. Kim mengatakan hal romantis seperti tadi dan ucapan Mr. Kim berhasil membuat pipi gadis manis itu merona indah.
"Hei! Lo jangan baper sama cowok dingin kayak dia. Hahaha..." Tawa Bakti bergema di dalam ruangan itu dan seketika dirinya menjadi sorotan para pengunjung yang sedang menikmati makan siang.
Franhan yang duduk di depan Mr. Kim terus melirik kedua gadis cantik yang duduk di meja sebelah mereka. Lalu kedua gadis cantik itu menoleh, membuat Franhan salah tingkah dan gugup.
"Hai, a-aku Franhan." Ucapnya sambil tersenyum kepada kedua gadis cantik itu.
"Gue Lala, mau apa lo?" Jawab salah seorang gadis yang menyambut sapaan dari Franhan. Sementara teman gadis itu hanya cekikikan kecil mendengar jawaban bengis darinya.
Mendengar jawaban Lala, Franhan pun sedikit kaget. Lalu ia memutar bola matanya dan mendengus kesal.
Terdengar kekehan Mr. Kim yang membuat Franhan semakin jengkel dengan jawaban gadis itu, yang menyebut dirinya Lala.
"Itu cewek kenapa sadis banget?" Tanya Franhan kepada Mr. Kim yang sibuk memainkan ponselnya.
"Itu karena kamu kurang tampan." Celetuk Mr. Kim yang membuat kejengkelan Franhan menjadi-jadi.
"Lo kenapa bisik-bisik?" Lala tiba-tiba bertanya kepada Franhan. Mungkin Lala mengira bahwa Franhan sedang membicarakan dirinya.
Franhan hanya terdiam dan menatap tajam kepada Lala. Lala juga membalas tatapan tajam Franhan. Namun seketika tatapan mereka buyar karena seorang pelayan mengantarkan menu makanan ke meja makan Franhan dan Mr. Kim.
"Terimakasih." Ucap Mr. Kim kepada pelayan tersebut.
Kemudian, Franhan dan Mr. Kim menikmati menu makan siangnya tanpa menghiraukan kedua gadis yang ada di sebelah meja mereka.
To be continue
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Kim [Completed] √
عاطفية"Anisya, dulu saya tidak sempat mengurusi perasaan aneh seperti ini. Tapi, kamu membuat saya jadi peduli dengan perasaan yang bahkan tidak saya inginkan untuk ada dalam diri saya." "Master, saya tidak pernah membuat kamu terperangkap dalam keadaan s...