"Anisya?" Lelaki itu memanggil pelan.
"Buka mata kamu."
"Kita sudah sampai."
Kemudian, Mr. Kim meraih pundak Anisya dan menguncang pelan tubuh gadis itu. Tetapi belum sadar juga. Kamu baik-baik saja? Ia mencoba menguncang pelan tubuh Anisya sekali lagi.
Saya harus berteriak supaya kamu sadar? Pikir Mr. Kim.
Tak sengaja tangan Mr. Kim menyentuh kulit punggung tangan Anisya. Lelaki itu kaget, badan Anisya terasa panas. Apa dia sakit?
"Anisya?"
"Kamu mendengar saya?"
Akhirnya Mr. Kim menggeser tangannya ke kening Anisya. Ternyata benar, badan gadis itu panas sekali. Padahal sepertinya tadi terlihat baik-baik saja.
Apa karena saya antarkan kamu pulang? Lalu kamu jadi sakit? Pikir Mr. Kim.
Lelaki itu bingung, dia harus berbuat apa. Ia tak pernah mengalami kejadian seperti ini, bersama seorang gadis lagi. Apa yang bisa saya lakukan? Menggendong kamu?
Mr. Kim diam dalam waktu lama dan sesekali Ia menatap Anisya. Kemudian Mr. Kim melingkarkan tangannya di punggung Anisya.
"Maafkan saya." Ujar lelaki itu sebelum menggendong tubuh Anisya. Anggap saja ini permintaan izin kepada gadis yang sedang tidur itu.
Kemudian Mr. Kim ingin membawa Anisya masuk ke dalam rumah. Tetapi, Ia bingung dengan kunci rumah Anisya yang banyak sekali. Ini kuncinya yang mana? Mencoba satu-persatu kunci tersebut, dengan susah payah Mr. Kim berusaha membuka pintu rumah Anisya. Sebenarnya tidak begitu sulit membukanya, hanya saja Mr. Kim sedang menggendong Anisya. Jadi, gerakan tangannya sangat terbatas.
Setelah kunci terbuka, Mr. Kim segera membaringkan pelan tubuh Anisya di atas sofa ruang tamu. Kemudian Ia meletakkan bantal mini di bagian kepala Anisya. Lelaki itu menatap dalam, hatinya seperti terketuk melihat kondisi gadis itu.
Kenapa kamu sakit? Minum apa? Makan apa? Karena kekasih kamu yang pengecut itu? Mr. Kim terus bertanya-tanya. Katanya, tidak peduli. Tapi kenapa seperti perhatian sekali dengan Anisya ya? Pertanda apa ini?
Hampir setengah jam Mr. Kim menunggu Anisya bangun. Lelaki itu hanya dapat diam dan terus menatap Anisya, Ia benar-benar tidak tahu ingin melakukan apa lagi.
Tak lama kemudian, Anisya membuka matanya perlahan dan gadis itu terbatuk. Mr. Kim dengan spontan mengucapkan "Kamu baik-baik saja?" Kemudian Anisya menoleh dan bingung kenapa bosnya bisa ada di dalam rumahnya.
"Mas-ter?"
"Kenapa di-sini?"
"Menurut kamu?" Mr. Kim masih sempat saja untuk membuat Anisya kesal dengan ucapannya. Tetapi, Anisya hanya menatapnya sayu.
"Tadi, kamu tidak sadarkan diri."
"Mak-sud-nya?"
"Sakit." Jawab Mr. Kim singkat.
"Sia-pa?"
Lelaki itu tidak menjawab pertanyaan Anisya. Ia hanya menatap gadis itu dengan sangat dalam dan datar. "Kamu harus di rawat."
"Me-mangnya saya ke-napa?" Anisya kembali terbatuk setelah mengucapkan kalimat itu. Tak pikir panjang, Mr. Kim langsung mendekati Anisya dan melingkarkan tangan gadis itu di lehernya. Lelaki itu menggendong Anisya lagi untuk kedua kalinya.
"Ma-u ke-mana?" Ucapan Anisya terbata-bata.
"Jangan banyak bicara."
Mr. Kim akan membawa Anisya ke Puskesmas, gadis itu sudah duduk di sebelahnya dan tubuh Anisya terlihat lebih lemas dari sebelumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Kim [Completed] √
Любовные романы"Anisya, dulu saya tidak sempat mengurusi perasaan aneh seperti ini. Tapi, kamu membuat saya jadi peduli dengan perasaan yang bahkan tidak saya inginkan untuk ada dalam diri saya." "Master, saya tidak pernah membuat kamu terperangkap dalam keadaan s...