Langkah kaki Lala membuat keributan di sepanjang koridor Puskesmas. Gadis itu berlari untuk menuju ruangan Anisya.
Brukkk...
Lala menabrak tubuh seseorang yang membawa beberapa dokumen. Sehingga membuat segala dokumen itu berserakan di sekitarnya.
“Maaf maaf.” Ucap Lala sambil mengemasi dokumen itu satu-persatu.
“Lala?” Gadis itu masih sibuk mengumpulkan dokumen yang berserakan akibat kecerobohannya.
“Lala?” Masih belum sadar juga jika seseorang itu sudah memanggil namanya dua kali.
“Lala?” Ini ketiga kalinya namanya di panggil. Belum juga merespon, akhirnya seseorang itu mencekal pergerakan tangan yang sedang asik merapikan dokumen-dokumen tersebut.
Lala mendongak melihat tangan besar yang mencekal pergelangan tangannya. Gadis itu menaikkan kedua alisnya. “Franhan?” Ujarnya sedikit shock.
“Kenapa lari-lari?”
“Mau tau aja.” Jawab Lala sewot.
“Lo ngapain di sini?”
“Mau antarkan paket untuk Anisya, ini permintaan.”
“Paket?”
“Iya, kamu mau ke mana?”
“Ketemu Anisya.”
“Makanya bareng aja.”
“Tapi...”
“Lo tau ruangannya?” Tanya Lala sambil memberikan dokumen kepada Franhan.
“Tau, cepetan.”
“Itu paket apaan?”
“Kenapa?” Tanya Franhan sambil menelengkan kepalanya manja.
“Buat Anisya?”
“Kamu cemburu?”
“Apaan sih?” Lala melajukan langkahnya dan meninggalkan Franhan. Lelaki itu hanya tersenyum melihat tingkah Lala. Tapi, sedetik kemudian Lala menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang.
“Mana?”
“Ruangan 15.” Jawab Franhan singkat.
Lala berlari kecil dan segera membuka pintu ruangan 15. “Anisya???” gadis itu berjalan mendekati Anisya.
“Kenapa jadi kayak gini sih?” Lala menjitak kepala Anisya dengan cukup keras. Sehingga temannya itu meringis kesakitan.
“Lo kenapa ha? Pasti nggak makan lagi? Memang mau di rawat terus? Pikir pekerjaan Anisya. Lo mau di pecat sama bos yang kayak Ice itu?” Lala mengocehi Anisya tanpa ampun.
“Lala berisik banget.” Anisya memutar bola matanya bosan.
“Sya? Lo kalau ada masalah kan bisa cerita.”
“Lala, gue nyuruh lo ke sini semalam. Tapi...”
“Iya, habisnya gue banyak urusan. Lo tau sendiri gue sedang berjuang dengan skripsweet.”
“Anisya, kamu dapat kiriman paket.” Franhan mengambil alih perhatian Anisya yang sedang mendengarkan Lala.
“Paket?”
“Iya dari seseorang, dia titip kamu ke aku.”
“Siapa?”
“Dia nunggu kamu.”
“Menunggu?”
“Iya, kamu udah boleh keluar kan? Nanti aku antar kamu ketemu dia.” Anisya menganggukkan saja ucapan Franhan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Kim [Completed] √
Romance"Anisya, dulu saya tidak sempat mengurusi perasaan aneh seperti ini. Tapi, kamu membuat saya jadi peduli dengan perasaan yang bahkan tidak saya inginkan untuk ada dalam diri saya." "Master, saya tidak pernah membuat kamu terperangkap dalam keadaan s...