Jadi, begini loh awalnya.
Si pemilik akun media sosial dengan nama Jojosha96 itu sedang berkumpul bersama sahabat-sahabatnya di pendopo belakang sekolah. Memainkan permainan sejuta umat untuk membunuh waktu jam pelajaran yang kosong. Kekanakan memang, tapi kalau sudah tau betapa asyiknya main itu. Jaminan susah berpaling lah pokoknya.
"Juna! Truth or Dare?!"
Oknum yang punya nama Juna alias Arjuna berdecak keras. Keras di sini untuk ukuran seorang Juna adalah keras. Benar-benar keras. Bahkan sampai menggema di satu sekolahan. Ya, suara Juna memang se-merdu itu. Termasuk decakkannya.
"Jujur aja lah gua.... Kan gua manusia paling jujur." katanya berlebihan.
Jangan lupakan alis matanya yang ikut bergerak naik turun. Membuat kelima orang yang ada di situ mendadak sakit perut berjamaah.
"Gue dong yang tanya!" satu-satunya cewek diantara mereka ber-enam tunjuk tangan dengan semangat.
Senyumnya merekah lebar seraya tatapan matanya yang berubah jahil. Cewek dengan rambut sebahu dan poni tipis itu memajukan badannya, menunjukan mimik seriusnya. Membuat kelima cowok disana juga ikut-ikutan memajukan badan membentuk lingkaran semakin kecil.
"Lo...." katanya menggantung. Matanya melirik yang lain. Meminta persetujuan keempat teman lainnya melalu tatapan matanya.
"Eh iya Jowi! Tanyain itu ke Juna!" Jaya menjawab tatapan cewek bernama Jowinta itu.
Juna yang gelagapan meneguk ludah. Sudah takut sendiri dengan kelima orang aneh ini. "Jowinta jangan aneh-aneh ya, daddy Juna nggak like!"
Jowinta memutar mata mendengarnya. Cewek itu kemudian berdehem pelan kembali memasang wajah serius. "Lo.... Nangis ya waktu di putusin Rossa?" tanyanya.
Hasan langsung mendecak tidak suka. Apalagi Bobby. Keempat cowok itu salah memasang ekspektasi yang terlalu tinggi atas apa pertanyaan dari Jowinta. Yoyo bahkan sudah mengumpat pelan dari duduknya. Sementara Juna mendesah lega karena ternyata Jowinta masih sepolos itu.
"Kenapa?" tanya Jowinta lagi.
Matanya menatap Hasan, Jaya, Yoyo dan Bobby karena mereka terlihat kesal. Kenapa kesal? Ada yang salah dengan pertanyaannya.
"Nggak gitu yang gue maksud, Jowi!" protes Jay.
"Udah Jay, biar gua aja yang nanya.... Eh Junedi!" Bobby menggeser duduknya. Memanggil Juna dengan nama yang di plesetkan.
"Lo udah sampe mana waktu pacaran ama Rossa?" lanjutnya.
Yang lain langsung bersorak heboh, sementara Jowinta masih bingung memandangi teman-temannya satu-satu.
Juna langsung mendelik, "ya sampe rumahnya lah!" jawabnya keras.
"Ah masa...." kali ini Yoyo ikut memainkan alis.
"Iya buset!"
Gantian Hasan menaik-turunkan alisnya di depan Juna. "Masa sih????"
"Pergi lo! Pertanyaannya nggak gitu aslinya tadi." Juna salah tingkah. Kembali menghadapkan tubuhnya pada Jowinta. "Iya, gua nangis." lanjut Juna dengan jujur.
Jowinta langsung meledakkan tawanya. Sementara yang lain mendecak tidak suka. Bukan itu informasi yang mereka mau.
"Abis gimana gua udah sayang banget ama dia." lanjut Juna lagi. Raut muka cowok itu mendadak suram. Membuat yang lainnya ikut-ikutan terdiam. Tidak menyangka Juna bisa se-melankolis ini saat curhat menyangkut mantannya.
Cowok puitis itu biasanya mencurahkan apa saja dengan puisi. Tapi tidak dengan kisah cintanya. Dan itu membuat sahabat-sahabatnya kadang tidak tahu lebih dalam mengenai kisah cinta seorang Arjuna.
KAMU SEDANG MEMBACA
fanfiction | kevin sanjaya [END]
Fanfiction"kak, aku mau bikin fanfiction pake nama dan visual kakak. boleh?" "maaf, tapi gua nggak ngerti apa itu fanfiction." a fanfic story by tinkervell from wattpad and beautiful cover by; @A-taesthetics