kata Kevin

487 68 12
                                    


"Masih marahan sama Jaya?"

Jowinta langsung menoleh begitu selesai memasang seatbelt-nya, menatap Kevin dengan tatapan sebal. Apa-apaan nih? Baru juga nempelin bokong. Udah di interogasi aja.

Sok tahu lagi nginterogasinya.

"Apasih?!" Jawab Jowinta ketus.

Kevin mengerutkan dahi, tangannya bergerak dengan lihai mengemudikan mobil keluar dari sekolah Jowinta. "Kok apasih? Aku nanya bener loh!"

Jowinta melirik Kevin malas, "sok tahu!" Katanya sebelum akhirnya melengos menatap keluar jendela mobil.

"Loh? Kata Bobby, kalian lagi marahan? Tapi Bobby nggak tahu marahannya kenapa. Bobby juga malah nanya balik. Bego emang anak itu, orang Jaya aja suka ngece kalau ketemu aku kok." Cerocos Kevin tanpa jeda.

Entah sadar atau tidak, tapi cerocosan Kevin telah membongkar siapa lambe turah penyebar fakta hidupnya ke Kevin tengil Sanjaya ini.

"Bobby?"

Kevin melotot kecil. Baru sadar kalau dia terlalu banyak bicara barusan. Sampai-sampai membongkar rahasia kecil salah satu sahabat Jowinta.

"Hehe iya Bobby, kenapa?" Tanyanya balik sambil nyengir tanpa dosa.

"Kenapa?!" Jowinta mendengus. "Perasaan Mas-nya ini nggak pernah ketemu Bobby juga deh. Perasaan waktu itu ketemu juga pas ribut. Dan perasaan lagi, Bobby nggak bilang apa-apa ke saya soal Mas-nya! Jadi, Mas Kevin nyogok Bobby pake apa?!"

Sebelah tangan Kevin terangkat menggaruk kepalanya sendiri. Lelaki itu cengar-cengir saja mendapati Jowinta yang seperti mau mengulitinya hidup-hidup.

Tapi juga diam-diam terselip sedikit kecewa dalam hatinya. Alasannya apalagi kalau bukan Jowinta yang masih enggan menggunakan bahasa yang lebih ringan padanya.

Tadi saja ada selipan 'Mas-nya' di kalimat panjang Jowinta. Duh! Kan Kevin jadi merasa tukang apa gitu. Habis manggilnya begitu.

"Enak aja!" Protes Kevin tiba-tiba. "Gua ini manusia paling jujur sedunia ya! Anti sogok-menyogok. Mau jadi apa negara ini kalau generasi mudanya sudah di warnai dengan sogokkan?!"

Tapi ya dasar tengil.

Sudah terpojok masih saja nyolot.

Jowinta kembali melengos, kali ini dengan decakkan pelan keluar dari mulutnya. "Ck! Jujur apanya? Jujur ayam?"

Kevin tertawa keras. Jowinta terlonjak.

"Kok ngelawak sih? Hahaha....."

"Situ aja yang receh!"

Kevin langsung diam mendengar ucapan sinis Jowinta padanya. Apalagi dengan tatapan sengit gadis itu yang baru saja di lihatnya.

Ternyata gadis yang kelihatan lucu, imut-imut minta di elus kalau ngambek ngeri juga.

"Iyadeh maaf.... Emang Bobby tuh selama ini yang jadi informan aku. Tapi, nggak nyogok kok. Beneran deh! Demi!"

"Bodoamat!"

Kevin kembali menggaruk kepalanya. "Ya ngancem sih.... Dikit...."

"Tuh kan! Saya tuh kenal Bobby. Dia nggak mungkin ngasih sesuatu dengan cuma-cuma. Apalagi Hasan. Mereka tuh manusia dengan spesies sama. Kecuali Yoyo, dia di tengah-tengah. Nah kalo Jaya! Dia tuh guardian. Udah deh.... Aku yang lebih kenal mereka."

Lah malah curhat?

Tapi tidak masalah. "Yaudah kalau tahu Jaya guardian, kenapa di biarin marah lama-lama?"

Sekarang gantian Jowinta yang terdiam. Gadis itu perlahan menoleh ke arah Kevin yang serius menyetir. Mencoba menelisik raut lelaki itu. Apa sekarang dia sedang mencoba menjahilinya? Atau benar-benar tulus bertanya?

"Tahu nggak? Aku sama Koh Sinyo aja, kalo lagi bersinggungan dikiiiit aja, pasti susah fokus pas tanding. Rasanya tuh kayak...... Kayak gimana ya? Ibaratnya tuh ya kayak kalau main badminton tanpa shuttlecock. Apa yang mau di pukul coba? Atau ya kayak badminton tanpa raket. Mau pake apa? Panci?"

Jowinta mengulum bibirnya, mencoba menahan tawa. Perkataan Kevin yang terakhir terdengar seperti lelucon. Tapi lelaki itu mengucapkannya dengan serius. Jadi mau tidak mau, Jowinta harus menahannya sendiri.

Lagipula, dari awal kan dia sendiri yang membangun atmosfer serius diantara mereka.

"Padahal aku sama Koh Sinyo partner ketemu gede. Bukan kayak kalian yang dari zigot udah bareng sampe ngapa-ngapain bareng bikin aku kesel."

Dih???

"Intinya, cobalah bicarain baik-baik. Dari hati ke hati, mulut ke mulut, mata ke mata, asal jangan jatuh cinta nanti aku cemburu." Kata Kevin lagi.

Kali ini menoleh pada Jowinta pada kalimat terakhirnya. Mimiknya juga di buat sok sedih yang di imut-imutkan. Membuat Jowinta langsung memutar bola mata dan kembali melengos.

Sementar Kevin terkekeh pelan sambil lanjut menyetir dan juga melanjutkan omongannya.

"Pokoknya beneran deh, coba kamu ajak Jaya buat ketemu. Sama Arjuna juga, katanya Bobby, mereka juga kayak marahan gitu. Coba deh kamu----"

Omongan Kevin masih terdengar jelas di telinga Jowinta. Sebelum mata gadis itu tidak sengaja melihat pemandangan di tepi jalan yang baru saja mereka lewati.

"BERHENTI!" teriaknya.

Kevin langsung terlonjak. Tapi lelaki itu masih melajukan mobilnya. Dan malah mengajukan protes. "Kenapasih? Ngagetin aja! Lagi ngomong ser----"

Jowinta langsung menoleh cepat kearah Kevin. "Saya mohon berhenti!" Katanya dengan suara bergetar.

Tapi Kevin masih belum menyadari keadaannya masih mengajukan protes. "Ngga---"

"Berhenti!" Mata Jowinta mulai berair. "MAS KEVI SAYA MOHON BERHENTI!" teriaknya lagi.

Dan Kevin kembali terlonjak kecil. Matanya melebar seiring dengan mobil yang perlahan berhenti juga airmata Jowinta yang perlahan turun.

Gadis itu langsung membuka pintu mobil sebelum mobil Kevin berhenti dengan sempurna. Airmatanya makin deras begitu kedua kakinya dengan sempurna menginjak aspal basah karena gerimis.

Apalagi setelah berlari kembali ke jalan yang mereka lalui sebelumnya. Memastikan apa yang di lihatnya dari dalam mobil Kevin.

Ternyata benar!

Motor setengah hancur yang di lihatnya adalah motor Jaya. Dan pemuda yang sedang di kerumuni banyak orang dengan darah yang mengalir dari kepalanya adalah Jaya yang tidak sadarkan diri.




















nahloh jadi drama india gini??? wkwkwk

eh btw, aku kaget dong.... lagi karaokean di layarnya muncul dramanya jowi.... coba deh perhatiin baik-baik layar (apasih itu pc/laptop?) depan juna

heuheu jadi halu bayangin kalau jaya, juna, yoyo lagi mantengin adeknya main drama *apasihlebay*

fanfiction | kevin sanjaya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang