Kevin Sanjaya Asli

817 129 28
                                    


Sesaat setelah kata 'ikut gua!' keluar dari lelaki pemilik mobil mewah berwarna biru ini, Jaya langsung melesak ke depan Jowinta.

Memblokir pandangan lelaki yang belum mereka kenali ini dari Jowinta yang melongo diam. Hasan, Juna dan Yoyo juga sudah bergerak mendekat berdiri masing-masing di samping Jaya dengan formasi berjejer.

Sekarang berganti Bobby yang menggenggam tangan Jowinta di sampingnya.

"Lo siapa?" tanya Jaya tidak santai. Menunjukan sisi lain dirinya yang tidak banyak di ketahui orang lain.

Tatapan tajam dengan raut menantang. Terlihat mengerikan, tidak seperti Jaya yang terkenal ramah oleh semua penghuni SMA Perwira. Tapi tidak dengan keenam sahabatnya.

Karena Jaya memang akan bereaksi seperti ini jika ada yang berani mengganggu sahabat-sahabatnya. Apalagi kalau yang di ganggu adalah sahabat perempuan satu-satunya di lingkaran persahabatan mereka.

Jaya si kucing kecil penakut bisa berubah menjadi Ayah singa yang akan menunjukkan raungan mengerikan saat anaknya dalam bahaya.

Melihat respon meremehkan dari lawan bicaranya, pemuda nungil itu melangkah mendekat. Hendak meraih kerah lelaki di depannya jika saja Yoyo tidak bergerak cepat mengingatkan.

"Tahan! Ini sekolah." kata Yoyo masih menahan lengan Jaya.

Juna yang melihatnya juga tidak tinggal diam. Raut muka jenakanya telah terganti dengan raut muka tegas serta tatapan yang juga menajam. "Di tanyain tuh jawab! Elo siapa? Lo mau gua panggil anjing? Apa babi?"

Lelaki di depan mereka melengos, tertawa pelan mencibir. "Jadi gini kelakuan anak sekolahan? Cih, untung gua nggak sekolah." katanya.

"Kalo gua sekolah dan di sekolah isinya manusia-manusia kayak lo-lo pada, di masa depan gua pasti bakal jadi gembel di jalanan." lanjut lelaki itu lagi.

Juna yang memang bukan penyabar langsung meraih kerah lelaki itu. Mencengkramnya dengan kuat melampiaskan emosi.

Beruntung sekolah sudah berangsur sepi. Jadi mereka tidak terlalu khawatir, karena guru konseling juga sudah di pastikan pulang dari sekolah.

"Juna.... Juna... Oi!"

Juna melepaskan cengkraman tangannya. Tapi matanya masih menatap lelaki di depan mereka dengan tajam.

Jowinta diam saja di belakang mereka. Antara ketakutan sekaligus bingung. Takut karena ini pertama kalinya setelah sekian lama, sahabat-sahabatnya kembali menunjukkan taring nya.

Dan gadis itu bingung, karena rasa-rasanya Jowinta pernah melihat sosok lelaki yang sedang menatap keempat pemuda di depannya dengan tatapan menantang.

Tapi siapa? Dan dimana???



"Udah deh mas atau Kokoh, kita nanya itu karena Kokohnya nggak koperatif. Nggak gentle, masa tiba-tiba nyuruh temen kita ikut sama Kokoh. Kita kenal Kokoh aja enggak dan saya yakin Jowi juga nggak kenal Kokoh. Jadi, udah lah Kokoh jangan nyari ribut gitu. Kita nggak mau masuk daftar hitam buku Konseling." jelas Yoyo yang pada akhirnya bersuara.

Menjelaskan secara panjang dan gamblang. Tangannya masih menahan Juna yang sudah kembali ingin memberi kepalan tangan ke lelaki yang tingginya dua belas sentimeter lebih pendek darinya itu.

"Iya Koh. Jadi kalo Kokoh nggak mau ngasih tahu siapa Kokoh, mending Kokoh pergi aja deh. Kita juga udah mau pulang ini panas....." sambung Hasan sambil mengeluhkan teriknya matahari yang seolah membakar kulit.

"Yaudah kalian pulang mah pulang aja! Udah di bilang kan gua ada urusannya sama Jowinta Shakirana Aurin Malik. Dan setahu gua itu nama buat cewek. Kecuali, kalo ternyata kalian adalah pelaku alih gender, mungkin gua bakal berpikiran lain." jawab lelaki itu. Masih dengan muka mengesalkan.

Membuat Hasan tidak tahan untuk tidak lagi mengumpat. "Wah monyet beneran nih orang!"

Pemuda itu mendorong mundur Jaya yang berdiri tepat di depan lelaki itu. Menggantikannya dengan tubuhnya sendiri. "Lo siapa nyet?! Tengil banget kelakuan lo mentang-mentang punya mobil mewah lo?! Nyicil kan lo?! Heh?! Heh?!"

"Hasan udah...." Jowinta akhirnya bersuara lirih dari belakang. Tangannya menarik-narik ujung seragam Hasan yang menjulur keluar.

"Nggak bisa! Ini orang tengil kayak begini tuh harus di musnahkan!"

Jowinta menghela nafas, maju selangkah mendekati Hasan yang memunggunginya. "Jangan aneh-aneh, Hani nungguin elo di rumah minta biskuat cokelat."

Mendengar nama adik kecilnya di sebut, Hasan langsung berbalik. Pundaknya nyaris menubruk dagu Jowinta kalau gadis itu tidak cekatan menghindar.

"Ehiya gua belum beli. Aduh.... Jowi, gimana ini?" tanyanya mendadak panik.

Dalam benaknya, pemuda itu sudah membayangkan adiknya yang sekarang sedang menangis. Dan akan memberinya tatapan kecewa saat Hasan pulang nanti.

"Iya, makanya ayo pulang."

Bujukannya pada Hasan berhasil. Jowinta juga menarik pelan tangan Juna yang masih mencoba menahan emosinya yang meledak-ledak.

"Ayo udah pulang semua. Mas-nya juga pulang. Maaf, saya nggak bisa ikut. Saya punya rumah sendiri. Dan lagi, saya nggak merasa pernah kenal atau pernah ketemu Mas. Jadi, saya rasa kita nggak punya sangkutan apapun. Permisi...."

Mereka mulai melangkah pelan dengan masih memberikan tatapan tajam pada lelaki pemilik mobil mewah berwarna biru yang tidak mereka kenal itu.



"Gua Kevin!" kata lelaki itu setengah berteriak. "Kevin Sanjaya Sukamuljo yang punya akun Kevin underscore Sanjaya pake huruf kecil semua. Atlet badminton yang sering gagal fokus cuma gara-gara DM dari Jowinta Shakirana Aurin Malik yang punya akun Jojosha96. Gimana, kurang jelas?"

Sontak, mereka semua berhenti berjalan. Jangan lupakan mata yang melotot lebar dan saling melirik satu sama lain. Sama sekali tidak berani berbalik atau bahkan menoleh ke belakang.

Sampai akhirnya, Jaya yang sedari tadi tidak merubah raut marahnya kembali bersuara. Membuat yang lain tidak bisa melakukan apapun selain menuruti perintah Jaya.

"Jalan! Kita pulang!"


















huhu jayaaaaaa
jadi, disini aku bikin jaya tuh dari sisi pandang aku ya....

disini jaya tuh ya jaya, bukan jinhwan.
tapi pinjem visual jinhwan, karena setelah aku pelajari jinhwan tuh kayak cute-cute, kalem, tenang, dan nggak suka marah gitu kan.

tapi perhatiin deh kemaren di weekly idol. dia tuh emang bukan pemarah dan jarang marah, tapi dia sensitif.
jadi kalo sekalinya marah, dia bakal kayak serem banget gitu.

lah itulah alasan kenapa jaya pake visual jinhwan.
karena sifat jinan yang asli menurutku itu ya yang aku gambarkan sebagai jaya disini.

paham nggak? hehe

fanfiction | kevin sanjaya [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang