Siang itu, sepulang sekolah di hari terakhir Ulangan Tengah Semester di tengah matahari yang sedang terik-teriknya, mereka ber-enam berjalan beriringan melewati lapangan menuju parkiran sekolah.Jowinta sudah kembali bisa berjingkrak-jingkrak senang setelah berhasil melupakan kelakuan tengil terduga mantan kakak kelasnya.
Beruntungnya punya sahabat-sahabat lelaki yang baik adalah saat seperti ini. Saat lagi pusing-pusingnya menghadapi Ujian sekolah, eh mendadak juga mendapat ujian kesabaran dari luar sekolah.
Dan dengan adanya kelima sahabat lelakinya, Jowinta dapat dengan mudah melewati itu dengan baik. Penyemangatnya benar-benar sempurna. Tidak pernah Jowinta bayangkan kalau sampai suatu saat mereka harus terpisah satu sama lain.
Bersama sejak kecil membuat mereka merasa seperti memiliki ikatan yang kuat satu sama lain.
"Woy! Woy! Woy!" teriak Bobby mendadak berhenti menunjuk-nunjuk ke depan gerbang.
Hasan di sampingnya langsung menggerutu protes menampik tangan Bobby dari pundaknya."Apaan sih monyet?! Gua mulu yang kena gebuk elo perasaan."
"Makanya itu lihat ke depan, wedus!"
Bobby memegang pipi Hasan lalu mengarahkannya menghadap ke depan gerbang.
"WOAAAAH!!!!" Juna yang ikut melihat ke depan gerbang langsung heboh.
Mulutnya ternganga lebar. Begitu pula Jaya, Yoyo, dan Jowinta yang matanya ikut melebar melihat pemandangan di depan gerbang sekolah mereka.
Posisi mereka berada di tengah-tengah lapangan, jauh di sebelah kiri mereka adalah pintu keluar sekolah yang di batasi pagar menjulang ber-cat putih.
Sementara gerbang sekolah berwarna hitam memiliki celah-celah longgar yang memungkinkan untuk melihat apa saja yang berada di luar ataupun sebaliknya. Jadi sekalipun berdiri agak jauh, mereka masih dapat melihat dengan jelas apa yang ada di luar gerbang sekolah mereka.
Lebih tepatnya, apa yang terparkir tepat di depan gerbang SMA Perwira.
Sebuah mobil sport warna biru mengkilat. Membuat siapapun yang melihatnya, matanya langsung ikut-ikutan mengkilat berbinar seperti adanya bintang di malam hari.
"Eh, jangan deket-deket ntar lecet kena liur elo!" tergur Jaya kepada Yoyo yang sudah berdiri lebih dekat dengan mobil.
Ya, tanpa sadar mereka justru berbelok kiri menuju gerbang alih-alih berjalan lurus dari tengah lapangan menuju parkiran motor.
"Lo kira gue komodo?!" protes Yoyo sambil mencebik.
Pemuda itu sama sekali tidak melirik Jaya saat mengajukan protes, justru masih setia menatapi mobil di depannya. Bahkan sekarang sudah menyodorkan ponsel ke Hasan minta di fotokan.
Bobby juga jadi ikut-ikutan bergabung melihat Yoyo dan Hasan yang sudah heboh bergantian foto dengan mobil mewah itu.
Jaya, Juna dan Jowinta hanya memandangi mereka datar. Di sekolah ini memang jarang ada yang membawa mobil ke sekolah. Apalagi mobil mewah yang terlihat langka pula.
Tapi wajar tidak sih, mereka bertingkah berlebihan begitu?
Juna yang biasanya berlebihan saja berdiri tegak menatap mereka dengan remeh dan biasa saja. Mereka bertiga malah bereaksi seperti tiga idiot.
"Ck! Ck! Lo bertiga tuh norak tahu nggak?" kata Juna sambil menggeleng-gelengkan kepala dan berdecak berkali-kali. Nah kan, di ledekkin sama orang norak jadinya. ".... Gue ikutan dong!" lanjut Juna lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
fanfiction | kevin sanjaya [END]
Fanfic"kak, aku mau bikin fanfiction pake nama dan visual kakak. boleh?" "maaf, tapi gua nggak ngerti apa itu fanfiction." a fanfic story by tinkervell from wattpad and beautiful cover by; @A-taesthetics