Kevin bukannya tutup mata. Atau pura-pura tidak peduli dengan keadaan Jaya saat ini. Dia peduli. Tentu saja, biar gimanapun Jaya sahabat Jowinta. Gadis yang beberapa bulan belakangan gencar sekali dia dekati.Gadis yang berhasil membuat Kevin sering hilang fokus cuma karena memikirkannya.
Dan sekalipun keadaan sekarang sedang tidak berpihak padanya, Kevin tetap tidak tutup mata. Kevin bukan lelaki brengsek seperti yang ada di pikiran Bobby. Bobby memang tidak secara gamblang bilang Kevin brengsek sih.
Tapi Kevin masih peka lah. Sadar diri. Apalagi nada bicara Bobby petang itu memang sangat jelas menyudutkannya. Secara halus menyindir, dan mengusirnya dari kehidupan Jowinta.
Dan Kevin melakukan itu sekarang.
Dengan konsekuensi harus di marahi coach Herry selama latihan karena masih konsisten dengan hilang fokus, tapi Kevin tetap berusaha. Berusaha mengembalikan dirinya yang sebenarnya ke dalam dunianya.
Ya, sesuai permintaan Bobby.
Makanya lelaki itu hanya berani melihati Jowinta yang tersenyum lebar bersama para sahabat lelakinya dari sini. Jendela kecil yang terdapat di pintu ruang rawat Jaya. Jaya terlihat sudah sadar dan keadaannya jauh lebih baik dari yang terakhir kali Kevin lihat saat minggu lalu.
Selalu begitu, Kevin yang menjenguk Jaya diam-diam dan tidak di ketahui orang.
Memperhatikan Jaya dengan ketidak sadarannya, kepala terlilit perban, dan segala macam peralatan medis yang menunjangnya, membuat Kevin diam-diam membenarkan perkataan Bobby.
Kevin bahkan sangat takut saat awal menjenguk Jaya. Lelaki itu sampai insomnia berhari-hari karenanya. Kevin takut, Jaya tidak bisa selamat. Mengingat betapa banyak peralatan medis yang membantu hidup pemuda itu.
Ya separah itu. Makanya Kevin memastikan diri untuk bisa menjenguk Jaya setiap minggunya. Entah itu sempatnya pagi, siang, atau malam. Kevin harus bisa melihat keadaan Jaya.
Yang jelas tetap diam-diam tentu saja.
Kadang kalau tidak sengaja malah melihat Jowinta yang sedang menemani Jaya, Kevin memasang penyamaran ekstra. Takut-takut kalau gadis itu mendadak keluar dan melihatnya sedang mengintip ke dalam ruang rawat Jaya.
Kevin juga bahkan secara pribadi menemui dokter yang menangani Jaya dan memberikan nomor pribadinya pada dokter itu. Kevin bilang, dia ingin mendapatkan update tentang kondisi Jaya tapi tanpa siapapun tahu.
Makanya, lelaki itu langsung kesini setelah menghadiri acara awards begitu mendapat pesan singkat dari perawat yang memang di utus dokter untuk selalu mengabari Kevin soal kondisi Jaya.
"EKHM!"
Kevin langsung terlonjak. Menoleh panik dengan mata melebar dan langsung di hadapkan dengan raut datar yang di berikan Hasan.
"Ngapain?" tanya Hasan dingin.
Merasa canggung, Kevin berdehem sambil merubah posisi berdirinya. Matanya mengedar sambil berusaha berpikir. Sekaligus mengingat kata-kata Jowinta dulu.
'Hasan sama Bobby tuh punya sifat yang sama. Biarpun kelihatannya selengean, sengklek atau apapun itu. Mereka itu sebenarnya tegas banget, disiplin. Nggak boleh ada yang nyenggol dikit orang-orang yang dia sayang'
Nah, sekarang Kevin sedang membenarkan hal itu dalam hati. Dan dia sedang menyiapkan hatinya untuk kembali di semprot kembaran Bobby ini seperti yang Bobby lakukan saat itu.
Melihat Kevin yang diam, Hasan menghela nafas. "Daripada nunggu gua ngomel, mending pergi sekarang."
Tuh kan!
"Gua emang mau pergi, tapi gua nggak mau lu usir." Kevin menjawab tidak kalah dingin.
Tapi percayalah. Lelaki itu sedang merutuki betapa bodoh mulut tengilnya ini. Kenapa nyari ribut mulu sih?!
Niat awalnya bukan begini.
Hasan melengos, melirik Kevin sinis. "Kalau nggak mau di usir, harusnya sadar diri."
"Gua selalu sadar diri sih. Dan gua sadar kalau gua juga berhak ada disini."
"Nggak tau diri! Lo nggak bisa bilang lo berhak disini setelah apa yang udah lo lakuin ke kita!" Hasan berseru tertahan.
Mencoba sebisa mungkin mengontrol emosinya. Dan Kevin bisa melihat itu semua dengan jelas. Muka merah, rahang mengeras, suara tertahan. Jelas Hasan sedang marah saat ini.
Dan lelaki itu juga sebenarnya sedang menyalahkan dirinya sendiri. Yang bukan meredam, malah semakin menyulut.
"Gua nggak ngerasa kalau ada salah sama kalian tuh."
Tuh kan! Sialan!
Hasan makin marah kan jadinya. Tangannya meraih kemeja putih Kevin dan mencengkramnya sampai kusut. Juga memojokkan lelaki yang lebih pendek darinya itu ke dinding rumah sakit.
"Deketin Jowinta, bikin sahabat gua berharap, bikin Jaya cemburu, bikin mereka berdua nggak akur, make out sama model, bikin Jaya kecelakaan. Lo masih bisa bilang lo nggak salah?!"
Kevin menepis tangan Hasan dari kemejanya. Dia mungkin memang merasa bersalah, tapi dia bukan orang yang suka di salahkan.
"Gua. Emang. Nggak. Salah. Oke?!" balas Kevin sama tertahan. Penuh penekanan.
Hasan langsung berdecak keras. Pemuda itu melirik ke dalam. Melihat sahabat-sahabatnya yang masih tertawa tanpa beban. Membuat Hasan bernafas lega dalam hati karena kegaduhan yang di buatnya bersama si tengil tidak sampai ke telinga mereka.
"Oke, gua nggak mau nyalahin lo. Nggak mau ngusir lo. Jadi, sekarang mending lo sadar diri." tutup Hasan kembali menatap Kevin.
Tangannya tejulur ke sebelah kiri sambil tetap menatap Kevin. Memberi isyarat pada lelaki itu untuk mengikuti arah tangannya. Mengarah lurus ke koridor yang berujung pada pintu keluar rumah sakit.
Kevin masih diam. Menatap Hasan dan arah tangannya bergantian. Sampai akhirnya lelaki itu menyerah dan menuruti Hasan.
Toh sejak awal tujuannya kesini juga bukan untuk ribut.
Makanya, lelaki itu menoleh saat melewati ruang rawat Jaya. Kembali melihat mereka yang asik bersenda gurau sambil bersyukur dalam hati.
Kevin senang Jaya sudah sadar. Dan Kevin senang melihat Jowinta bisa kembali tertawa bersama sahabat-sahabatnya.
'Selamat tinggal Oyin, kenangan terbaikku. semoga setelah ini hidup kamu kembali di penuhi kesenangan. Nggak seperti pas sama aku.'
-END-
ciyaaa belom jadian udah putus duluan:((
hehe maaf kalau endingnya begini. dan aku nggak mau beralasan apapun untuk itu.
silahkan menilainya sendiri :)dan aku lagi nyiapin tiga story baru nih. cast-nya ada hanbin terus chanwoo sama jinan.
beda judul semua ya.....
jadi, mohon dukungannya biar story-nya itu bisa cepet-cepet debut ngheheoke terakhir, terimakasih semuanya. mohon maaf lahir batin.
saya memang tidak sempurna, sempurna milik yang diatas.dari:
tinkervell, 97's underrated authorbabibubabay~
KAMU SEDANG MEMBACA
fanfiction | kevin sanjaya [END]
Fanfic"kak, aku mau bikin fanfiction pake nama dan visual kakak. boleh?" "maaf, tapi gua nggak ngerti apa itu fanfiction." a fanfic story by tinkervell from wattpad and beautiful cover by; @A-taesthetics